Ko rumah sakit bawah senjata, pak Kami Butu Obat Bukan Senjata
|
Timika, -- Keadaan sesunggunya apa yang di alami warga masyarakat Papua khususnya kabupaten Asmat Papua, ini awal Kejadian Luar Biasa (KLB) mulai sejak akhir Tahun 2017 (Nopember-desember), ada tim Expedisi dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) masuk di Asmat Papua bersama Tim Gelap yang tidak di ketahui dari kelompok mana.
Tim
Expedisi dan Tim Gelap itu mereka melakukan berbagai kegiatan di Asmat,
diantaranya berbagai perlombahan olaraga dan tim gelap yang diduga di
backup oleh TNI itu mulai masuk ke rumah ke rumah warga untuk mengecek
seluruh isi rumah sampai masuk di kamar tidur dikampung-kampung dan seluruh kota Asmat.
Walaupun pemilik rumah belum ada mereka se-enaknya masuk kedalam rumah mengecek isi rumah dengan menggunakan alat canggih semacam alat deteksi, kata salah satu warga Yohanes Cembe.
Cembe
juga menjelaskan, setelah Tim tersebut masuk, awal bulan januari 2018,
dalam satu minggu hampir 150 orang anak meniggal, anak-anak tersebut
meninggal dirumah mereka dan ada juga meninggal dirumah sakit Asmat.
“Masih
berlanjut sampai masuk minggu kedua kurang lebih 500-an anak meninggal
sampai saat itu rumah sakit asmat dipenuhi pasien” ungkapnya.
Setelah
ada kabar tersebar di dimana-mana mengenai Warga Asmat mengalami
kejadian luar biasa, maka ada bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak
diantaranya. 1. Keuskupan Katolik (berupa Makanan yang bergisi), 2. TNI
( Berupa Obat-obatan dan Medis versi TNI dengan Senjata Lengkap Masuk
ke rumah sakit), dan 3. Bantuan dari Pemerintah pusat, Propinsi dan
Daerah, (berupa sembako, obat-obatan).
Walaupun
banyak bantuan yang mengalir datang membantu warga Asmat, tapi masih
saja tidak tertolong banyak anak-anak yang meninggal terhitung dari
bulan januari 2018 sebanyak 1.700-an orang anak meninggal rata-rata
umur 0-6 Tahun.
Menurut
Warga, Jhon Besempit, anak saya tiga orang meninggal, dia menyatakan
Kejadian Luar Biasa ini tidak pernah terjadi sebelumnya, nenek moyang
kita pun tidak perna mengalami hal seperti ini. Hanya pertama kali,
akhir tahun 2017-awal tahun 2018 ini baru terjadi.
Menurutnya,
setelah ada Tim gelap dari TNI (Expedisi) masuk Asmat “baru mulai
kejadian ini muncul, dan kamipun mencuriga karena pertama datang bantuan
pun dari TNI dengan Senjata Lengkap Masuk Kerumah sakit, ”katanya.
Menurut
Jhon Kami warga membutuhkan Obat dan Dokter mantri, suster, tapi TNI
datang dengan Senjata Lengkap, ini menunjukan mental fisik kami
terganggu kami lagi dalam tekanan batin, apa lagi anak-anak kami yang
kecil.
“Menurut
hasil dokter indonesia penyakit yang diterita anak dibawah umur adalah
wabah campak dan gisi buruk,” Lanjut Jhon, lebih aneh lagi, wabah
campak dan gisi buruk ini yang dirasakan dan dialami sakit hanya Orang
Asli Papua (OSP) Asmat kota dan kampung-kampung. Tidak termasuk
anak-anak orang pendatang dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Ambon dll.
Tapi kejadian luar biasa ini dirasakan oleh warga asli Asmat,"jelasnya.
Warga
memintah pihak independen investigasi kasus kejadian luar biasa ini,
penyakit ini mulai dari mana, siapa yang buat, penyebabnya apa?.
Dari
analisa warga, Pertama: orang pendatang bekerja sama dengan TNI,
melakukan penyebaran Virus Cambak dan gisi buruk, untuk pemusnaan ras
melanesia di pesisir pantai Papua selatan demi perampasan Tanah
kepentingan orang pendatang mulai kuasai asmat.
Kedua:
Asmat sendiri terkenal dengan ukuran patung terbuat dari kayu, terkenal
sampai regional dan Intrnasional, ini misi Expedisi terselubung TNI
melakukan pemusnaan Ras melanesia, menghabiskan generasi 15-30 tahun
kedepan di kabupaten Asmat.
Ketiga:
Pemerintah Indonesia melalui TNI melakukan Pemusnaan orang asmat 20
tahun kedepan, supaya asmat dikuasai pendatang memperkuat colonialisme
di Asmat.
Keempat:
Asmat sendiri kabupaten diatas Papan tidak ada Mobil. TNI Awal masuk
Expedisi, Bantuan Kemanusian Pun TNI pertama Masuk Asmat, lalu TNI
sendiri Mengakui bahwa Gisi buruk sudah diatasi, seadaan TNI jadi
Dokter.
(admin)
Jika sudah baca mohon Analisa Foto dibawah ini..
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!