WARGA MUSLIM PAPUA, TUNTUT REFERENDUM

Foto/Weko

Sejak penandatanganan Deklarasi Westminister tanggal 3 Mei 2016 lalu yang digagas oleh IPWP (International Parlementaria for West Papua) dan beberapa Pemimpin Negara Pasifik serta perwakilan ULMWP di London baru-baru ini menuai Reaksi protes dari Indonesia yang memanfaatkan waktu luang disela-sela pertemuan soal korupsi di London menyempatkan diri bertemu dengan tuan Lord Haris salah satu penggagas IPWP di London. 

Tidak jelas apa yang dibicarakan namun menurut keterangan Indonesia memberikan penjelasan soal Papua dan situasi Pembangunan yang sedang berjalan cepat di sana. Bagi Rakyat Papua situasi ini semakin memberikan pencerahan dan membawa harapan baru bagi perubahan pergolakan politik di tanah air. Mereka yang ada dalam gambar ini adalah Rakyat Muslim Papua Barat, penduduk asli yang ada bersama Nurbuatan Negeri ini sebagai surga kecil titipan Tuhan ke Bumi. Sebabnya jika kesadaran itu muncul maka negeri ini menjadi milik kita bersama dan harus diambil kembali dari tangan-tangan serakah. 

Mari bergandengan tangan, satukan langkah menyusur jalan hingga ke finis sebab bila kita melangkah perlahan tetapi tidak berhenti tentu kita akan sampai. Hari ini dunia tertegun bila melihat Ishak dan Ismail berjalan beriringan mencapai satu tujuan yakni Pembebasan Papua Barat. Muslim Papua bukan Migran tetapi penduduk asli yang tersebar di Sorong, Rajaampat, Kokoda, Kokas, Fakfak dan Kaimana. 

Tatkalah dengung Referendum mulai menggema itu karena kita Melawan satu musuh Kolonialisme. Dia harus berahir di atas kedamaian lalu semua mata akan tertuju kepada anak keturunan Adam bertebaran bagai pasir di pantai dan membentang srperti bintang di langit.

SOURCE:WEKO.com