 |
| Perang Timika, Polisi sebagai Wasik, jusru menjadi aktor lahan bisnis Militer. |
Hukum Indonesia tak berguna justru uang yang berperang demi nyawa orang lain, dimana ada masalah disitu ada proyek sifat dan watak Militer Indonesia. hal-hal ini sering terjadi Papua paling ironis lagi perang antar kelompok di timika juga pemegang hukum dan ham Polisi dan Tentara juga memanfaatkan situasi perang tersebut. Aparat kemanan menjadikan lahan bisnis. Perang antar kelompok menjadikan projek.
Sumber terpercaya megatakan bahwa "Pemerintah melalui Bupati karateker Timika membayar memberikan Uang untuk proses penyelesaian konlik vertikal kepada pihak keamanan yakni Polisi dengan Rp. 17 M dan pihak Tentara 30 M. Uang-uang ini untuk demi proses penyelesaia," katanya.
dibayar uang namun masalah belum menghasilkan berdamai kedua belah pihak.
Didalam perang suku banyak oknum terlibat terlibat yakni Inteljen Negara Indonesia (Bin), Tni-Polri “Memfasilitasi seperti makanan, minuman, Transportasi", hal itu dikabarkan oleh aktivis gereja setempat.
Sumber terpercaya megatakan bahwa "Pemerintah melalui Bupati karateker Timika membayar memberikan Uang untuk proses penyelesaian konlik vertikal kepada pihak keamanan yakni Polisi dengan Rp. 17 M dan pihak Tentara 30 M. Uang-uang ini untuk demi proses penyelesaia," katanya.
dibayar uang namun masalah belum menghasilkan berdamai kedua belah pihak.
Didalam perang suku banyak oknum terlibat terlibat yakni Inteljen Negara Indonesia (Bin), Tni-Polri “Memfasilitasi seperti makanan, minuman, Transportasi", hal itu dikabarkan oleh aktivis gereja setempat.
Gara-gara akibat dari Perang antar kelompok sekitar 16 Gereja tutup, 11 Gereja yang tutup dilokasi berbeda diantaranya adalah gereja yang berada di Pusat Perang Jayanti, SP 11, SP 12, Sp 9, SP 7, SP 6, SP, 5 dan Sp 3. Umat yang ada disekitar SP tersebut, takut dan Trauma Pindah Ke kota Timika guna untuk mengelamatkan diri mereka, harta benda mereka tinggalkan lalu mereka mengungsi tempat-tempat yang mereka rasa aman.
Situasi terakhir kota Timika keadaan Darurat trauma bagi warga Papua, karena pada malam hari kelompok-kelompok Agen gelap alias BMP, BAIS, BIN juga ikut menakuti dan mengamcam warga sipil dengan menggunakan Mobil kaca gelap berpatroli guna untuk niat jahat membunuh warga sipil. (Admin)
