Monday, July 9, 2012

SEMINAR NASIONAL "43 TAHUN PEPERA" DIBUBARKAN PAKSA PRO PAPUA MERDEKA

Mypapua     3:25 AM   1 comment

Ruangan tempat Kegiatan dibubarkan oleh Peserta Seminar
(Foto: Dok/AMP/UP)
YOGYAKARTA (UMAGI)-- Seminar Nasional  tentang  Konflik Papua, telah menjadi persoalan bangsa dan Negara, untuk Upaya Kesejatraan dan Keadilan kebenaran di Papua sejak 43 tahun ditetapkannya Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) di Papua Sejak 1969.  Seminar dilakukan Universitas Club UGM Yogyakarta, Senin (09/07/2012)  pukul 10:00 Wib Pagi. Thema Utama "MENUJU KESEJATRAAN & KEADILAN PAPUA SETELAH 43 TAHUN PEPERA 1969".

Seminar Nasional di selenggarakan dari, Lingkar Pelangi Nusantara (LPN), Bersama Fakultas Hukum UGM, Metro TV, Majalah Gatra, Dan Lembaga Intelektual Tanah Papua (LITP). Jumlah seperta yang mengikuti mencapai 300 ratusan orang.

Kegiatan  di awali dengan Lagu Kebangsaan "INDONESIA RAYA" dan Seminar di buka  Welcome Speech dan Opening senimar Oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X diwakili (disampaikan  Astungkoro/Asisten Sekda Bidang Pembangunan Propinsi DIY). dibuka dengan sah. Intinya  orang Papua dianggap Separatisme (OPM) Papua semakin banyak, maka untuk menyelesaian Masalah Papua Harus terlibat semua Pihak pada prinsipnya kekerasan bukan solusi penyelesaian Masalah Papua. dalam kutip Papua tetap dalam bingkai NKRI (kebinekaannya). dalam sambutannya.

kegiatan seminar yang Pidato Pembuka (KeynoteSpeech) Kementrian Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya  diwakili (disampaikan oleh Drs. Jusach Eddy Hasio, M.si S. Th) menurutnya Persoalan Papua Pepera yang dilakukan adalah "Final" maka Persoalan yang sementara ini terjadi belakangan ini di selesaikan Secara Damai."tuturnya.

Seminar tersebut di Pimpin Moderator Kania Sutisnawinata (MetroTV), Nara Sumber yakni; pertama Sekjen Forum Lembaga Swadaya Masyarakat FOKER LSM Papua (Julia nus Septer Manufandu, Kedua Dubes Inggris untuk Indonesia Mr. Mark Clanning, Ketiga Pakar Sejarah dan Hukum Tatanegara UGM Jaka Triana, Sh., LLM., MA. keempat Bubes Belanda Untuk Indonesia Mr. Tjeerd Feico DZ. Kelima Pakar Politik Lokal dan Otonomi Daerah/PLOD UGM Prof. Drs. Porwo Santoso, MA, Ph.D.

Julianus (Jekjen Foker LSM Papua) diawali dengan wawawa  artinya ucapan terhormat, dia juga Menjelaskan  tentang Papua Pandangannya secara organisasinya, kondisi riil yang sedang alami  orang Papua, diketahui bahwa Sejak  Pepera 1961 singga Umur 43 Tahun sampai saat ini. ada dua Nasionalis yang bertumbuh di Papua. Nasionalisme Papua dan Nasionalisme Indonesia. dua-duanya Punya sejarah yang berbeda dan prinsip yang beda. maka Papua jadi Gudang Masalah. menurutnya Indonesia mulai bangun  dari Papua.

"Tambah lagi, Sejauh mana Nasionalisme Indonesia itu diperioritaskan di Papua?  Implementasinya  Pendekatan Kekerasan Militer (Tni-Polri) yang mengandung Pelanggarn Ham, hari ini banyak Generasi-generasi   Papua mengalami hanya Pendidikan Buruk, Peningkatan angka Kemiskinan,  Kesehatan Buruk (HIV AIDS), lebih Para lagi tidak ada Keadilan Sosial. lanjut, Akar Masalah Papua adalah sejarah maka Solusi akhir untuk Papua  damai/aman adalah Dialog Jakarta Papua kuncinya. Ucapannya.

Kemudian Sesi Pertama, Masuk pada tanya-jawan, audiensi antara Pembawah materi dengan Peserta Seminar, beberapa pertanyaan yang sudah tanyakan kemudian di jawab. sampai Pukul 12:13wib  mulai muncul penjelasan dari Perwakilan Mahasiswa Papua Indonesia menjelaskan diluar dari Topik Utama, pada Akhrinya mulai terjadi Keributan untuk Protes kenapa dan Bagaimana mungkin bicara seperti itu.

lanjut, Pro Pembela Keadilan dan Kebenaran  Untuk Papua Merdeka Protes Keras terhadap Penyelenggara  Kegiatan Seminar ini, Mereka menilai bahwa proses Pepera yang di lakuan Pada tahun 1969 adalah Manipulasi. artinya Penuh dengan Intimidasi Melanggar Mekanisme undang-undang Internasional. One Man One Voice di langgar Oleh PBB, Amerika, Indonesia.

Seminar Nasional tersebut di bubarkan Secara Paksa oleh Pro Pembela Papua Merdeka. salah satu Peserta Senimar  (Anton B.)  menilai awal mereka mengikuti kegiatan hingga kegiatan berlangsung yang dilakukan hanya sekelompok orang saja, Pada hal, Yogyakarta mempunyai banyak mahasiswa Papua sebanyak 700-an orang. Seharusnya Semua Organ melibatkan kegiatan seperti ini. 

Dan salah satu Panitia (BG) Mengakui bahwa memang kegiatan ini sangat buru-buru akhirnya tidak sempat mengimfokan untuk mengumpulkan kawan-kawan Papua. untuk membahas  Mahasiswa Papua itu sendiri. menurutnya kesalahan kami adalah "Miskomunikasi". Kecewanya.

lanjut, ia juga berharap Perjuangan Pergerakan Papua untuk Menentukan Nasib bagi rakyat Papua, kita  berjuang terus, kesalahan teknisi adalah keberhasilan yang tertundah dan kelasahan adalah guru terbaik untuk kita maju. kemudian kegiatan Seminar Nasional Berhenti sekitar Pukul : 01:20 wib. peserta serta Pemateri Membubarkan diri (Up/Andy/4)

Sumber: sms, Facebook.com/group/















,

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

1 comment :

  1. Sangat tepat bubarkan seminar itu. tidak ada manfaatnya bagi bangsa Papua. tidak cara lain kecuali REFERENBUM Papua. itu jalan satu-satunya. Prof. Bern Kambuaya, kau diam dan menikmati jabatan sebagai hadia bapakmu Abraham Kambuaya yang terlinat dalam pepera yang penuh manipulatif itu. jadi, kau makan dan kenyak duduk disitu saja. kalau intelektual dengan pangkat Prof tetapi intelektual AKOMOTATIF. Keintelektualitasan anda bisa terbaca dalam 2 buku kecil yang anda tulis itu. disitu kapasitas intelektualitas anda tergambar jelas. Selama anda menjadi rektor di uncen saja tidak bisa buat apa-apa itu. hanya buat pakar keliling kampus saja. karena anda dikenalikan oleh PR I Yohanes Rante "Buaya diramtel" itu. pace

    ReplyDelete

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS