UCAPAN TERIMA KASIH BANGSA PAPUA KEPADA 12 NEGARA
Press Release
Papua dikenal sebagai daerah konflik yang tak pernah terselesaikan tiap kasusnya, bahkan Pelakunya justrudinaikan jabatan. Papua sebagai daerah konflik telah menelan banyak korban jiwa warga sipil. Aparatus Negara tak pernah berhasil mengungkap para pelaku, sejak tahun 1961- 2012. Peristiwa penembakan terakhir warga sipil, Melianus Kegepe, ditembak mati dan 4 warga sipil luka tembak, yang dilakukan oleh 3 anggota Brimob di lokasi penambangan ilegal emas di Degeuwo, Kabupaten Paniai, 15 Mei 2012 lalu.
Sebelumnya, penembakan terhadap mahasiswa STIE Port Numbay, Terjoli Weya (23), 1 Mei 2012. Penembakan terjadi saat Terjoli pulang dari aksi damai memperingati Hari Aneksasi RI pada 1 Mei 1963. Trojoli ditembak di sekitar Koramil 1701 Jayapura dan markas TNI-AD. Peristiwa menambah panjang daftar jumlah penembakan terhadap warga sipil Papua.
Dua peristiwa penembakan terhadap warga sipil Papua di atas merupakan dua kasus dari sekian ratus kasus“warga sipil Papua yang ditembak aparatus Negara”. Dua kasus di atas juga terjadi dalam bulan dan tahun yang sama, “Mei 2012”, Satu minggu sebelum pelaksanaan Sidang HAM PBB di Jenewa, 23 Mei 2012. Kondisi penembakan warga sipil Papua menjadi perhatian 12 Negara anggota HAM PBB. Dua belasNegara ini secara khusus menanyakan kondisi Papua kepada Delegasi Indonesia yang hadir di Jenewa.
Ada 74 Negara yang memberikan komentar dan memberikan 180 rekomendasi untuk perbaikan situasi HAM di Indonesia. Pemerintah Indonesia hanya mengambil 144 rekomendasi. Namun Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Menteri luar Negeri Indonesia, Marti Natalegawa, membantah adanya Pelanggaran HAM di Papua. Bahkan Natalegawa berdalil bahwa semua proses HAM di Papua telah diselesaikan secara terbuka dan Demokratis.
Jawaban Marti Natalegawa merupakan pembungkaman kondisi Real yang terjadi di Papua, juga telah melakukan penipuan Publik.
Respon pemerintah Indonesia terhadap masalah dan pelanggaran HAM yang dibahas pada saat evaluasi disidang HAM PBB tersebut, sangat mengecewakan, karena pemerintah Indonesia menyangkal masalah-masalah tersebut dan gagal menunjukkan rasa hormat pemerintah terhadap hak-hak korban.
Meliat kondisi itu, kami Bangsa Papua yang tergabung dalam Nasional Papua Solidaritas (NAPAS) Mengucapkan “Apresiasi yang mendalam kepada 74 Negara yang memberikan komentar kepada Indonesia dan Khususnya 12 Negara yang secara khusus menyebutkan Kondisi Real Papua di Sidang HAM PBB”. kami pun meminta kepada Negara-negara agar “mengawal catatan dan rekomendasi yang telah diberikan kepada Indonesia dan memberikan hukuman atau Embargo kepada Indonesia, Karna Indonesia telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Papua dan melakukan penipuan publik”.
Kami Nasional Papua Solidaritas (NAPAS) dengan tegas menyatakan Sikap kami kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar:
- Menteri Luar Negeri Indonesia Segera Meminta Maaf Kepada Bangsa Papua Atas Pernyataan Penipuan Publik Pada Sidang HAM PBB Di Jenewa; 23 Mei 2012;
- Bebaskan Tahanan Politik;
- Tangkap dan Adili Para Penjahat Kemanusiaan;
- Tarik Militer Dari Tanah Papua;
- Segera Membuka Ruang Bagi Wartawan Asing dan Pekerja HAM Internasional di Papua;
- Segera Membuka Ruang Demokrasi Bagi Upaya Penyelesaian Persoalan Politik Papua.
Jakarta., Selasa 29 Mei 2012
Hormat Kami
Marthen Goo
Penanggungjawab Aksi
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!