Thursday, April 9, 2015

Menghenang Kembali Peristiwa Abepura Berdarah, Pasca Pemilu 2009

Mypapua     8:19 AM   No comments

PAPUA (UMAGI)-- Tepat pada hari ini, Bulan keempat tanggal 9 April 2015 adalah   yang ke-7 tahun tragedi Abepura Berdarah, pasca Pemilihan Legislatif serentak seluruh Indonesia pada tanggal 9 april 2009. Pada saat itu pula kembali terjadi tragedi peristiwa abepura berdarah kembali lagi.

Kamis 9 April 2009, Pada malam Hari pasukan Polisi dan Brimob yang berada Mapolsekta Abepura yang berjarak sekitar 20 meter melepaskan tembakan senapan api ke arah barat mengikuti jalan gerilyawan Abepura Tembakan peluru tajam yang dilepaskan itu menyebabkan satu orang tewas di tempat dan empat lainnya mengalami luka tembak. Mereka saat itu dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Dok II Jayapura , yakni: Eri Logo, ditembak di perut sebelah kiri; Yance Yogobi, menderita luka tembak di bahu kiri; Dini Agobi, menderita luka tembak di lutut kanan; dan Andi Gobay, menderita luka tembak di pergelangan kaki kiri (Sumber media online).

Pagi harinya, Polisi dan Brimob menangkap pelajar mahasiswa, penghuni Asrama Ninmin, yakni: Mutianus Mijele, Frengki Gwijangge, Selia Gwijangge, Mathias Kogoya, Gerson Gwijangge, Tarni Anderto Wandikbo, Alex Pokniange, dan Laurent Kogoya. Namun mereka akhirnya dilepaskan karena bukti yang terkumpul dianggap belum cukup, namun dikenakan wajib lapor. Menurut keterangan salah satu tersangka, ke-8 orang mahasiswa tersebut dibebaskan setelah sebelumnya mereka menandatangani sebuah surat pernyataan dan dikenakan wajib lapor.

Selain penghuni Asrama Ninmin, dua orang lainnya yang turut ditangkap pada Kamis subuh itu yakni, Permenas Young dan Frans Wouw. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pihak Polda Papua, seperti yang dikatan Pelaksana harian Kabid Humas Polda Papua AKBP Nurhabri, telah menetapkan 6 orang sebagai tersangka, termasuk 1 orang yang tewas di tempat kejadian. Tersangka tewas tersebut belum diketahui identitasnya – diidentifikasi oleh Cepos sebagai ”Mr x” – akhirnya pukul 12.00 WP dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Tanah Hitam, Abepura.

Sedangkan seorang lain yang juga ditangkap disekitar Lingkaran Abepura adalah Demianus Wandik, ditemukan pihak polisi sedangbersembunyi di dalam bangunan toko yang sementara dibangun di samping Toko Sumber Makmur. Namun menurut sumber informasi lain, ada satu orang lain yang juga tertembak tetapi belum diketahui nasibnya hingga kini.

Sementara, ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa dini hari tanggal 9 April 2009, ada mayat yang diantar ke RSUD Dok II oleh pihak polisi, mayat diisi dalam plastik hitam (kantong mayat), dan sumber tersebut mengatakan bahwa batang leher (tengkuk) mayat itu sudah patah, yang menurut diduga korban dipukul dengan benda tumpul.

Menurut sumber terpercaya, Alex (Eri) Logo, korban luka tembak saat insiden di Lingkaran Abepura itu, baru diantar ke RSUD Dok II Jayapura pada sore harinya (09/04/09), dan malam harinya langsung dilakukan Operasi untuk mengeluarkan peluru. Sementara tiga orang korban luka tembak yang lain baru diantar ke rumah sakit yang sama pada keesokan harinya (10/04/09) – ketiga orang ini baru dioperasi pada tanggal 17 April, dan sampai tanggal 17 April tangan Yance Yogoby dan temannya masih dalam keadaan diborgol. Sampai dengan tanggal tersebut, siapapun tidak diijinkan pihak polisi masuk untuk menjenguk korban, bahkan keluarga pun tidak diijinkan.

Sumber informasi kami juga menceritakan bahwa pihak kepolisian akhirnya membelikan baju dan kain sarung (masing-masing satu) dan diberikan kepada para korban setelah kepala ruangan marah dan meminta pihak polisi yang berjaga-jaga di sekitar ruangan agar memperhatikan hal tersebut – sudah hampir seminggu ketiga korban tidak mengganti baju yang dipakai sejak hari pertama masuk rumah sakit.
Kelompok tak dikenal, berjumlah sekitar 100 orang ini diperkirakan bergerak dari titik kumpul di Kampung Tiba-tiba, dan sempat menggerombol di titik tertentu di sekitar lingkaran (kurang lebih 100 m dari Mapolsekta Abepura), sebelum akhirnya melakukan aksi mereka, Cenderawasih Pos 11 April 2009.
Saksi lain mengatakan, dia sempat melihat sejumlah orang dari kelompok tidak dikenal ini sempat masuk dan makan di rumah duka keluarga Rumbiak yang mengadakan ibadah tiga malam. Setelah mereka pergi lagi berkumpul dengan teman-temannya di tempat gelap. Saksi mengatakan tidak tahu rencana mereka.

Pembakaran Gedung Rektorat Uncen
Kamis, 9 April 2009, kira-kira pukul 01.30 WP Gedung Rektorat – kantor pusat adminstrasi – Universitas Cenderawasih (Uncen) dibakar oleh sekelompok orang tidak dikenal.

Menurut informasi yang kami peroleh, sebenarnya pihak Uncen sudah menelpon Dinas Pemadam Kebakaran, tetapi jawaban yang diterima adalah tidak ada air dalam tangki mobil pemadam kebakaran. Pihak Uncen juga sudah menelpon ke Polda Papua, tetapi jawaban yang diterima adalah jangan ada masyarakat yang keluar, karena ada insruksi tembak di tempat.

Sumber kami, ada beberapa orang yang diduga sebagai aparat keamanan berbaju preman (intel atau reserse) dengan menggunakan motor telah berusaha mendekati gedung itu, tetapi akhirnya mereka balik lagi. Katanya mereka melihat lampu senter menyala dalam hutan sekitar lokasi itu sehingga mereka ”tancap gas” kembali menuruni tanjakan Uncen. Rombongan intel atau reserse dimaksud itu ketakutan kalau-kalau cahaya senter itu berasal dari kelompok pembakar, yang mungkin akan menyerang mereka.

Perintah tembak di tempat, menyusul diserangnya Polsekta Abepura membuat mahasiswa dan dosen Uncen takut mendekati gedung yang terbakar itu. Dari kejauhan mereka hanya bisa menyaksikan api yang terus mengepul, menyesal, dan bertanya ”kenapa kalian membakar gedung itu.” Baru kira-kira pukul 5.00 WP, seorang Dosen Uncen mengajak Staf KPKC untuk mengikuti dia dengan sepeda motornya untuk melihat secara dekat gedung yang terbakar itu. Ternyata sudah ada 7 motor dan 3 mobil yang sudah parkir tak jauh dari gedung Uncen, sebagian dari mereka adalah intel aparat keamanan yang berpakian preman.

Kurang lebih enam setengah jam gedung itu ’dibiarkan’ terbakar tanpa upaya pemadaman. Gedung senilai puluhan milyaran rupiah itu terbakar menghabiskan arsip-arsip mahasiswa, dosen, dan pegawai yang tersimpan pada lantai dasar. Lidah api yang tidak terlalu mengganas berusaha mencapai lantai dua, tapi terhalang oleh dasar semen lantai dua, sehingga lantai dua tempat dokumen keuangan dokument kekayaan Uncen sebagaian turut terbakar, namun tidak separah lantai satu. Lantai tiga tempat rektor dan pembatu rektor aman alias tidak terbakar.

Sebuah kantin milik Uncen, yang konstruksi bangunanya terbuat dari kayu, ludes terbakar. Untungnya api tidak juga membakar rumah parkir kendaraan bus Uncen karena merupakan bangunan yang terpisah dari Gedung Rektorat maupun kantin. Meski demikian, beberapa kaca bus didapati telah dihancurkan, juga kran bensin bus telah dibuka.

Seorang pemuda sempat marah-marah dan berkata, ”perbuatan begini tidak benar, kenapa gedung ini harus dibakar dan kenapa harus dibiarkan terbakar, ini rekayasa kalau caranya begini lebih tidak usah ikut pemilu.” Melihat aksi protes pemuda itu, seorang anggota intel terus memotretnya termasuk juga memotret Staf KPKC.

Jilatan api keci-kecil yang membakar ruangan di lantai satu baru di padamkan oleh tiga truck Perusahan air minum (PDAM) Jayapura setalah tiba kira-kira pukul 07.30 WP. Karena tekanan mobil PDAM tidak mampu mencapai atap lantai satu sehingga didatangkan lagi satu mobil water canon yang biasa digunakan untuk membubarkan massa perusuh turut membantu memadamkan api yang mulai menjalar mencapi lantai dua. Polisi baru tiba di lokasi kejadian pada pukul 06. 15 WP

Kronologi Rangkaian Aksi Teror Yang Meresahkan Di Papua
Jayapura 19 April
Kira-kira pukul 10.00 WP, dua orang warga sipil, Pesut Lokbere (40thn) anggota Komunitas Korban Abepura 2000 dan saudaranya Elsi Lokbere (40 thn) ditangkap dekat lokasi pekuburan umum Kampung Nafri terkait dengan peristiwa yang terjadi di daerah tersebut pada malam sebelumnya. Dua orang ini diperiksa sebagai saksi dan akhirnya dibebaskan pada tengah hari itu juga.

Siaran SCTV tanggal 19 April pkl. 20.00 WP mengatakan bahwa Kani Hisage dan Jhoni Hisage telah ditetapkan sebagai tersangka penyerangan Polsek Abepura 9 April lalu, selain 5 tersangka yang telah ditetapkan sebelumnya. Dua orang ini tertembak pada saat Insiden Lingkaran Abe terjadi, Kani Hisage mangalami luka tembak di bagian pelipis sedangkan Jhoni Hisage mengalami luka tembak di kaki.

Jayapura 18 April
Kira-kira pkl.15.00 WP, satuan kepolisian Polda Papua (datesemen 88 antiteror) melakukan penangkapan terhadap 7 orang di kompleks BTN Purwodadi, Sentani, atas dugaan keterlibatan mereka dalam kasus penyerangan Polsekta Abepura (Insiden Lingkaran Abe) pada tanggal 9 April lalu. Empat diantara 7 orang yang diketahui adalah Kani Hisage, Jhoni Hisage, Jefri Haluk, dan Tina Dabi.

Di Kampung Nafri, kira-kira 4 Km dari Polsek Abepura, sekitar pkl. 18.00 WP seorang anggota polisi (asal Papua) dipanah oleh orang tak dikenal, namun hanya menimbulkan luka ringan. Dan ditempat yang sama, kira-kira pukul 21.00 WP seorang tukang ojek (asal Papua) yang mengendarai motor ditembak dengan senjata api namun juga hanya menimbulkan luka ringan.

Keadaan Buchtar Tabuni di LP Abepura, 18 April 2009
Situasi yang berkembang di Jayapura – terutama sejak Insiden Lingkaran Abe – turut mempengaruhi ketatnya pengamanan terhadap Buchtar Tabuni yang sedang di tahan di Lembaga Pemaserakatan (LP)Abepura. Sekurang-kurangnya dua Brimob dilaporkan berjaga-jaga di sekitar kamar tahanannya, dan keluarga atau handaitolan tidak diperbolehkan mengunjungi dia. Buchtar mengaku ketakutan (mengalami tekanan mental) melihat situasi pengamanan yang diterapkan di penjara tersebut.

Puncak Jaya 15 April, Penembakan di Puncak Jaya
Terjadi baku tembak kembali oleh kelompok sipil bersenjata antara aparat keamanan yang menyebabkan satu aparat dalam kondisi kritis, lima mengalami luka tembak.

Jayapura 14 April, Isu Bom Multi Grosir
Pukul 10. WIT, ada isu bom di Multi Grosir Tanah hitam. Isu bom kembali membuat warga panik. Polisi melakukan penyisiran di lokasi itu tapi tidak ditemukan bom. Pada malam harinya 11April sekitar pukul 22.00 WIT kantor KPU Provinsi Papua terbakar, namun berhasil dipadamkan oleh petugas yang berjaga pada malam itu. Kebakaran itu disebabkan hubungan arus pendek listrik Cenderawasih Pos 15 April. Akibatnya aliran listrik di Jayapura dipadam total hingga satu setengah jam, baru dinyala kembali. Peristiwa itu menyebabkan warga kembali merasa tidak nyaman.

Jayapura 13 April, Isu Uncen Dibakar 4 Korban Berjatuhan
Pada 13 April 20.30 WIT beredar isu Gedung Rektorat Uncen kembali di bakar sehingga Dinas Pemadam Kebakaran Jayapura mengerahkan 3 unit truck Pemadam kebakaran yang dikawal 5 truck pasukan Polisi dan Brimob. Ternyata isu tidak benar sehingga mereka balik lagi. Raung sirene truck membuat warga takut keluar rumah. Tak lama kemudian 4 warga Jayapura diserang orang tidak dikenal menyebabkan 3 orang luka ditikam dengan pisau, satu warga nyaris dibunuh oleh orang tidak dikenal, beruntung korban tapi menyelamatkan diri. 4 Peristiwa itu terjadi berkisar satu setengah Km dari gedung rektorat yang di isukan terbakar

Jayapura 11 April , Ledakan Dahsyat di Abepura
Terjadi ledakan dahsyat, yang terdengar sampai radius 500 meter. Ledakan yang berasal dari tempat pembakaran sampah tidak menimbulkan kerusakan termasuk juga rumah terdekat dari keluarga Sabah yang jarak berkisar 5 meter. Ledakan itu membuat warga kembali resah panik dan ketakutan. Pada hari yang sama Polisi melakukan penangkapan terhadap Yuranus Wenda (30) pekerjaan Petani, tinggal di Camp Wolker Waena. Yuranus (korban) ditangkap dan disiksa oleh anggota Polsekta Abepura. Karena dituduh terlibat aksi demonstrasi, dituduh melakukan pembakaran terhadap gedung Direktorat Uncen dan dituduh sebagai anak buah dari Goliat Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya. Korban ditendang dengan sepatu lars di mulut, yang menyebabkan bibir atas dan bawah luka (pecah di bagian dalam), juga hidung tergores luka. Korban ditendang lagi di rahang sebelah kiri, mengakibatkan bengkak di pipi dan rahangnya terasah goyang. Dia juga di tinju di wajah sebelah kiri dan kanan, masing-masing dua kali. Kumis dan jenggotnya juga dicabut dengan tangan sampai ada yang putus-putus tidak beraturan.

Meski demikian perlakukan yang diterima, korban tetap tidak mengakui tuduhan polisi, sehingga polisi menyuruh dia balik belakang, lalu punggungnya dipukul dengan pemukul yang terbuat dari rotan. Korban baru dibebaskan pada tanggal 12 April 2009 setelah ada upaya dari Pdt. Lipius Biniluk Ketua Sinode GIDI Papua menghubungi pihak kepolisian setelah adanya laporan dari keluarga korban. Aksi penangkapan sewenang-wenang itu membuat warga kembali panik akan terjadi penyisiran.

Kabupaten Jayawijaya, Wamena 11 April Isu penyerangan Terhadap Orang non Papua
Di kota Wamena, Beredar isu bahwa penikaman terhadap sejumlah penduduk non Papua dikoodinir oleh Dewan Adat Baliem Wamena, sebab itu kantor Dewan Adat akan dibakar dan isu penyerangan terhadap penduduk non Papua membuat ratusan warga non Papua panik dan lari berlindung KODIM dan POLRES Wamena. Fakta yang terjadi, tidak ada penyerangan terhadap orang non Papua di Wamena.

Jayapura 9 April, terjadi insiden di Lingkaran Abepura dan terjadi pembakaran Rektorat Uncen.
Kabupaten Nabire 9 April, Satu Warga Papua Tewas
Kamis pagi, 9 April ditemukan satu orang Papua tewas di pantai Sanoba, Nabire. Korban yang identitasnya belum diketahui itu meninggal akibat penganiayaan. Wajah korban dihancurkan sehingga sulit dikenal.

Kabupaten Puncak Jaya, 9 April Baku Tembak terjadi Lagi

Kamis pagi, 9 April 2009, terjadi baku tembak antara kelompok sipil bersenjata dengan aparat kepolisian di Tingginambut, Puncak Jaya. Tidak ada yang korban dalam persitiwa ini.

Kabupaten Jayapura, Polisi Tangkap 2 Warga
Rabu, 8 April, satuan Polisi menangkap dua orang warga Distrik Kemtuk Gresi. Dua orang tersebut ditengarai sebagai mantan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) yang sudah lama kembali ke kampungnya. Situasi ini membuat sejumlah warga lainnya menghilang dari rumahnya menghindari penangkapan.

Di Wamena, Lima Orang Ditikam
Rabu, 8 April 2009, dalam waktu yang hampir bersamaan (kira-kira pukul 21.00 WIT) terjadi penikaman terhadap 5 orang tukang ojek non Papua di tempat yang berbeda di sekitar Kota Wamena. Penikaman yang belum diketahui pelakunya hingga saat ini, sempat membuat panik warga. Lima korban dimaksud adalah: Aris (27 thn), ditikam di Pasar Jibama, mengalami luka lecet dan bacokan di wajah, tangan kanan-kiri putus, dan korban meninggal dunia; Rasid (29 thn), ditikam di daerah Wanima, korban meninggal dunia dengan luka tusukan di dada, dan rahang kanan pecah; Sugiman (40 thn), ditusuk di pundak dan dada, korban meninggal dunia; Korban yang hidup (dalam kondisi kritis) dan masih dirawat di rumah sakit di Wamena yakni Daniel Palabean (30 thn) dan Imam Samito (30 thn).

Kabupaten Biak Numfor, Tangki Minyak Terbakar
Pada tanggal 8 April 2009, pukul 22.00 WIT, di Saramom- Biak, tangki pertamina nomor 11 meledak, dan menghanguskan puluhan rumah disekitar lokasi kejadian. Peristiwa yang menewaskan satu orang itu, sampai sekarang belum diketahui penyebabnya secara pasti. Apakah disebabkan oleh unsur human eror atau unsur sabotasi.

Kabupaten Keerom, Terjadi Baku Tembak di Perbatasan RI-PNG
Rabu, 8 April kira-kira pukul 24.00 WP terjadi baku tembak selama 15 menit dekat Pos Polisi Wutung, perbatasan Skow-Wutung, antara 4 anggota pos polisi tersebut dengan kelompok tak dikenal. Kemudian, sekitar pukul 03.40 WIT, baku tembak kembali terjadi selama 3 menit. Ditemukan 2 bom rakitan di bawah jembatan kali Tami. Satu bom sempat meledak namun tidak menimbulkan kerusakan yang berarti (Cepos, 11 April 2009).

Jayapura, Penangkapan Markus Haluk
Pada Rabu, 7 April 2009 terjadi penangkapan terhadap Markus Haluk, mantan Sekjen Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia (AMPTPI), Penangkapan dilakukan oleh sekitar 5 orang berpakaian preman, di depan Rumah Sakit Katolik Dian Harapan, Waena-Jayapura, kira-kira pukul 15.30 WP. Alasan penangkapan tidak jelas dan tanpa surat penangkapan. “Markus diculik,” demikian informasi yang beredar, dan menurut keterangan saksi mata, Markus diseret seperti orang seret babi. Terkait dengan penangkapan tersebut sempat menimbulkan kegelisahan, kecemasan, bahkan memicu kemarahan dikalangan tertentu. Ada informasi bahwa suasana di Wamena, terutama di Pugima (tempat asal Markus) mulaimemanas, akan terjadi perang. Di Jayapura pun beredar isu yang sama bahwa jika Markus tidak dibebaskan akan ada serangan dari beberapa titik. Dari sumber kami yang lain (pada malam itu), dikatakan bahwa pihak Kepolisian Polda Papua menangkap Markus untuk meminta keterangan terkait dengan peluncuran ILWP di Amerika Serikat. Markus akhirnya dibebaskan pada pukul 00.00 WIT dan keesokan harinya, 8 April 2009 dirinya kembali diperiksa secara intensif di Polda Papua, dan hingga saat ini belum jelas kelanjutan kasus ini.

Kabupaten Nabire, 5 Warga luka Ditembak Polisi
Senin 6 April 2009 anggota Polisi Polres bentrok dengan massa pendemo yang menyebabkan sejumlah orang mengalami kekerasan. 17 orang ditahan dalam persitiwa itu. Lihat laporan JPIC terdahulu.

Jayapura 3 April
Markas Dewan Adat Papua digeledah sejumlah fasiltas di kantor itu dihancurkan.15 orang ditangkap dan setelah itu dilepas lagi

Wilayah Papua kembali menjadi sorotan publik nasional dan internasional. Ketika bangsa Indonesia sedang menyongsong pesta demokrasi lima tahunan, Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif, yang seharusnya damai dan aman justru dinodai oleh serangan sekolompok orang bersenjatakan panah dan bom molotov terhadap Mapolsek Abepura, Kamis 09 April 2009, di Papua. 
Polda Papua menangkap tujuh tersangka kasus penyerangan Polsek Abepura yang terjadi pada 9 April 2009 dini hari.
Mereka tertangkap pada 18 April 2009 di Kompleks Perumahan Purwodadi Blok 0, Sentani, Papua, kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira di Jakarta, Sabtu (18/4). "Mereka tertangkap di rumah milik Mas Murib. Polisi tahu lokasi itu berdasarkan informasi dari masyarakat," kata Abubakar.
Para tersangka yang kini ditahan di Mapolda Papua itu adalah John Hisage, Kanitius Hisage, Epekus Pawika, Jefri Haluk, Amitu Yomat, Tina Dami, dan Deli Wenda.
John Hisage sendiri mengalami luka pelipis tembus di bawah mata akibat terkena tembakan pada saat penyerangan ke Polsek Abepura. "Semua tersangka laki-laki kecuali Tina Dami wanita," katanya.
Barang bukti yang disita polisi adalah kamera video, satu HT Organik Polri, dua unit HP berisi profil bendera bintang kejora dan dua HP merk Nokia. (Andy U. gobay)



Sumber: cenderawasipos, bintangpapua, tabloidjubi, derikkom, kompas, metrotv. papuapos

, ,

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS