Natal,
merupakan hari khusus (Spesial), dan hari besar bagi Orang Kristen (Nasrani), di
penjuru dunia. Namun Orang Asli Papua, berkulit
hitam & Rambut keriting merayakan Natal dalam Penuh tekanan Kolonial
(Penjajahan) Indonesia. Pada hal orang Papua mengenal Natal sejak 1855 melalui kedua misionaris Otto dan Gessler, mereka menginjak kaki Pertama "dengan Nama Tuhan Kami Menginjak Kaki Tanah Papua ini".
Tekanan kolonial terus terjadi di Papua. Kenapa?
katakan demikian, karena menurut masyarakat Papua khususnya di empat kabupaten yakni; Paniai, Dogiyai, Deiyai
Intan jaya. Mereka merayakan Natal di
kampung halaman, tetapi semua Stransportasi Udara, darat pakai oleh Pejabat-Pejabat daerah. Pada akhrinya
banyak umat yang terlantar di kota
Nabire. Senin (24/12/2012)
Raja ampat Kepala Burung, seperti kutip www.tabloidjubi.com, Sebanyak tujuh
nelayan, Kamis (20/12) sekitar pukul 18.00 WIT diberondong tembakan orang tak
dikenal saat mencari ikan di sekitar perairan Kampung Waigama, Distrik Misool,
Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Akibat tembakan itu, empat nelayan tewas.
Seperti dilansir dari antara, Minggu (23/12), keempat nelayan yang tewas itu masing masing La Tula (13), L Nuni (55), La Jaka (30), dan La Edi (20). Sedangkan yang mengalami luka tembak yakni La Amu (20), La Udin (30) dan La Diri (20) .
Para nelayan yang beroperasi di perairan Misool itu diduga melakukan penangkapan ikan seringkali menggunakan bom ikan atau yang dikenal masyarakat setempat sebagai dopis. Korban penembakan saat ini masih berada di Kampung Waigata.
Lalu,
ada beberapa daerah Papua seperti
Jayapura, Manokwari, Timika, Sorong Wamena Merauke di Jaga Ketat Oleh Aparat
Militer (Tni-Polri). Seperti di lansir www.kompas.com
bawah Kepolisian Daerah (Polda)
Papua menyiagakan 3.793 personilnya yang tersebar disejumlah Polres kabupaten/kota
yang ada diwilayah selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2013.
Sebelumnya, banyak kasus pelanggaran Ham yang
sering terus terjadi aktor utamanya Pengacau Papua adalah murni Militer (Tni-Polri) Indonesia, contonya umat
Tuhan yang tidak berdosa jadi korban. Yakni, Arnor Ap, Mendiri Seniman Budaya
Papua di culik oleh militer, lalu They Hilo Eluay Toko Pejuang Papua Ketua PDP
di bunuh oleh Kopasus 2001 lalu, Mako Tabuni Ketua I KNPB di tembak oleh Densus 88
2012, dan Huber Mabel di tembak oleh Desnsus 88, 15 desember 2012 di Wamena. Dan masih
banyak pembunuhan, pengejaran, Penembakan, Pemerkosaan, Pemenjaraan terhadap aktivis Papua.
Masyarakat Papua pada intinya dalam keadaan yang
Damai merayakan Natal dan tahun baru, bukan untuk mengacaukan Natal dan Tahun
Baru, begitu disampaikan Oleh Ketua Umum Sinode Papua GKIP Pdt Dr. Benny Giyai, dalam Ibadah saat Peresmian Gereja Maranatah Meeuwo Timika beberapa waktu lalu.
Senada yang sama, di sampaikan oleh, Pdt
Socrates Sofyan Yoman, dalam kegiatan Kongres Persekutuan Babtis Papua, di
Wamena beberapa waktu lalu, di lansir www.suarapapua.com bahwa kami orang Papua bukan teroris,Opm dan Makar. jadi Pemerintah
Indonesia baru masuk di Papua, sebelumnya Misonaris Penginjil dari Eropa masuk
di Papua Melalui Mansinam Manokwari 1855.
Indonesia berkuasa Sejak 1963, Hak Politik
Orang Papua dari Tangan Belanda serakan Kepada UNTEA, kemudian Untea serakan ke
Indonesia untuk Persiapan PEPERA. Lalu penuh Intimidasi dan Manipulasi Pepera
dimenangkan oleh PBB ke Indonesia. (Un/AG)
Sumber: SP/JUBI/KOMPAS
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!