KEROOM (JAYAPURA)---Hari ini, Masyarakat Adat Papua di Kabupaten Keerom gembira, dapat dikunjungi dan berdiskusi dengan Duta Besar Swiss, Heinz Walker-Nederkoorn di Aula Pertemuan Pastoran Arso. Masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan ini berkesempatan mengemukakan langsung persoalan-persoalan yang dialami di tempat itu.
Dubes Swiss yang dikawal polisi dan berbagai staff instansi seperti Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua ini sampai tepat pada Pukul 11.30. Pada kesempatan ini, Pastor John Djonga yang menjadi tuan rumah menerima dan memberikan kesempatan berdiskusi selama kurang lebih 1,5 jam.
“Kami senang dan berterima kasih karena dapat bertemu langsung dengan masyarakat di tempat ini. Agama adalah hal penting dalam kehidupan sehari-hari menghadapi tantangan,” ungkap Georg Stein, Sekretaris I Kedutaan Swiss untuk Indonesia yang menterjemahkan jalannya diskusi ini.
Selanjutnya, rombongan Dubes Swiss diberi kesempatan mengunjungi Kampung Kwimi, salah satu kampung yang berjarak 1 km saja dari pusat Kota Arso yang dihuni oleh Masyarakay Adat Papua dan juga repatrian yang ditempatkan Pemerintah Indonesia selama kurang lebih 3 tahun terakhir.
Dalam kesempatan ini, Heinz Walker-Nederkoorn melihat langsung kondisi pemukiman dan kehidupan masyarakat Adapt Papua di Kampung Kwimi yang cukup dekat dengan Arso Kota tetapi masih sangat tertinggal dalam berbagai segi kehidupan seperti pendidikan, kesehatan maupun pengembangan infrastruktur.
Repatrian yang juga berdomisili di kampung ini akhirnya mengikuti jejak penduduk kampung untuk mengadukan nasibnya di PT. Rajawali, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan perkebunan kelapa sawit untuk melanjutkan hidup mereka. “Anak-anak repatrian yang berusia sekolah juga tidak sekolah dengan baik. Kami sudah lapor ke Dinas P dan P,” kata Pater John Djonga.
Menurut Pieter Welip, salah satu repatrian bahwa apa yang dikatakan oleh Barnabas Suebu sebagai perwakilan dari Pemerintah Indonesia tiga tahun yang lalu di Port Moresby bahwa bila pihaknya kembali ke Papua akan dijamin rumah dengan semua barang tapi kenyataannya tidak ada sama sekali.
“Saya tidak kaget melihat situasi di kampung ini yang seperti ini karena saya sudah mendapat cukup banyak informasi tentang Papua sebelum kunjungan ini. Hanya saja, saya menjadi lebih mengerti persoalan sebenarnya yang dialami Masyarakat Papua setelah berdiskusi dan mendengar langsung dari Masyarakat Papua,” demikian kata Heinz Walker-Nederkoorn kepada tabloidjubi.com di Kampung Kwimi. (Jubi/Aprila Wayar)
SUMBER;TABLOIDJUBI
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!