UMAGINEWS-- Beberapa keluarga di Kampung Badauwo, Distrik
Paniai Timur, Kabupaten Paniai, yang nekat kembali ke rumah mereka untuk
merayakan hari Natal, 25 Desember 2011, tidak bisa bertahan karena
situasinya tidak memungkinkan. Bunyi tembakan yang terus terdengar,
membuat takut, memaksa hanya tinggal sehari di kampung, warga kembali
mengungsi lagi.
Bunyi senjata itu setiap saat ada. Kami dengar, tembakannya dari
arah Eduda dan bukit Obaikebo. Selesai ibadah, sore hari ada tembakan
juga,
Kampung Badauwo, tidak jauh dari Eduda, markas TPN OPM Devisi II
Makodam Pemka IV Paniai. Beberapa kampung lainnya seperti Tokoo, Yagiyo,
Yukeikebo, Kugitadi, Badauwo, Muyadebe dan Dagouto, saat ini sepi dari
aktivitas warga. Begitupun di wilayah Wegamo.
Tembakan kembali menyalak di Eduda, Selasa (27/12). Berawal pagi
hari, hingga sore sekitar pukul 16.00 WIT masih terdengar bunyi
senjata. “Saya pikir, hanya kami dari wilayah Ugamo saja, tetapi
ternyata masyarakat dari kampung sekitar Madi juga ketakutan. Banyak
yang sudah mengungsi lagi,” katanya.
Salah satu warga yang tak sudi disebutkan namanya, menyayangkan
situasi keamanan di Paniai khususnya kampung-kampung terdekat dengan
Eduda. Situasi tidak kondusif jelang hari raya Natal tahun ini
benar-benar dirasakan warga sipil yang rata-rata beragama Kristen
Protestan dan Katolik. “Situasi bikin kami takut dan tidak bisa rayakan
Natal dengan tenang. Hampir semua Gereja di daerah kami tidak ada ibadah
Natal.”
Melihat situasi belakangan, sumber tabloidjubi.com
memprediksi, Operasi Matoa 2011 di Kabupaten Paniai masih akan terus
dilanjutkan. Apalagi baru-baru ini pihak Polres Paniai menyatakan akan
mengejar pimpinan TPN OPM yang telah ‘pindah’ dari Eduda. Sementara di
Eduda sudah dijadikan sebagai pos polisi. Operasi itu sendiri dimulai
sejak pasukan Brimob Kalimantan Timur dan Kelapa II Depok dikirim ke
Paniai pada minggu kedua November lalu. (Jubi/MY)