Monday, November 21, 2011

SABUK YOGYAKARTA MENGGELAR DISKUSI MEMBANGUN SOLIDARITAS PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA

Mypapua     8:58 PM   No comments


Yogyakarta (Umagi Papua) – yang tergabung dalam Solidaritas Anak bangsa Untuk kemanusiaan (Sabuk)  “Rountable Discussion “  dengan Thama Umum ‘Membangun Solidaritas untuk Penyelesaian Konflik Papua’ dilakukan pada hari Senin tanggal 21 November 2011, di Wisma Imanuel , Jl Samirono Baru 154 Yogyakarta (belakang RRI Gejayang Yogyakarta). Konflik Papua selama 50 lebih tahun hingga sampai saat ini menunjukkan adanya tanda-tanda kapan berakhir.
Berbagasi pendekatan, langka, dan kebijakan yang dilakukan semua pihak, baik dari pemerintah pusat mupun daerah, toko agama, LSM, dan berbagai elemen tergabung dalam Jaringan damai Papua(JDP) hingga sikap-sikap solidaritas masyarakat sipil dan perseorangan untuk Papua, tidak juga menurunkan tensi konflik-konflik tersebut, bahkan kian demi eskalasinya terus memperhatikan. November 1 desember 2011, saat ini banyak mahasiswa pulang ke Papua dengan alasan yang beragam.
Rountable Discussion yang digagas oleh Solidaritas Anak bangsa untuk kemanusian (SABUK) meliputi Lingkar Pelangi Nusantara (LPN) Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Yogyakarta dan beberapa Elemen kepemudaan daerah, serta Prodemokrasi, mendiskusikan apa-apa saja yang menjadi akar, cabang dan ranting permasalahan yang melatari terjadi konflik Papua yang berkepanjangan, mengurai satu per satu permasalahan yang ikut menguburkan benih-benih konflik ditanah Papua, serta mencari solusi alternative yang disepakati untuk menjadi landasan dibangunnya solidaritas Kemannusiaan penyelesaian konflik Papua. akar persoalan Konflik Papua adalah masalah sejarah, Imprealisme masuk di Papua melalui pemerintah Indonesia Kependingan Pemodal asing (Amerika Belanda dan sekutuhnya). Kekerasan yang dilakukan oleh TNI-Polri terhadap rakyat sipil Papua atas Kebijakan Pemerintah mempertahankan Papua adalah NKRI Harga Mati,  dengan tindakan-tindakan melanggar semua aspek kehidupan baik masyarat pribumi Papua di bidang  Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Social, Budaya  Hukum dan Ham.
 Diskusi tersebut diawali dengan mengundang testimony melalui pembicara kunci dari Mahasiswa Papua untuk mempaparkan kondisi Awal sejak 1961 hingga terkini di Papua salah satunya adalah masalah Sejarah aneksasi Papua kedalam Indonesia yang penuh rekayasa, oleh Pemerintah  Indonesia dengan kepentingan Impreliasme Pemodal asing Seperti America (Freeport),  serta apa saja yang sebenarnya dan upaya-upaya yang diinginkan dalam penyelesaian konflik Papua. Selanjutnya pembacaan actual yang telah disampaikan oleh Prof. Dr. PM laksono (Antropolo/PSAP UGM), bahwa orang Papua di bumi Papua Barat pernuh ada media Komunikasi antara manusia Papua dengan Papua Lainya serta dan masyarakat luas di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional supaya persoalan yang sebenarnya Rakyat inginkan alias cita-citakan agar terwujub dengan baik. Manusia pada umumnya dilahirkan untuk merdeka bebas dari ancaman/kekerasaan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi  dan bebas dari penjajahan tetapi Negari Indonesia ini saja sudah merdeka Tetapi Masih dijajah oleh negaranya sendiri. Seperti Papua yang selama ini hampir 50an lebih tahun yang masih menderi dibawah tekanan aparat Militer Negara ini. Daerah Operasi militer (DOM) dengan melancarkan seperti Operasi Sadar Tahun 1965 sampai 1967, operasi Bratayuda tahun 1967 sampai 1969, Operasi Wibawa 1969, operasi militer Wamena 1977, operasi sapu bersi I dan II tahun 1981 operasi galang I dan II, tahun 1982 operasi tungpas tahun 1983 sampai 1984 dan operasi sapu bersih tahun 1985, operasi militer yang dilancarkan oleh Mapinduma tahun 1996 peristiwa pelanggaran Ham di Wasior tahun 2001 dan operasih militer di Wamena tahun 2003, operasi militer Puncak Jaya 2004. (Kordum JDP. Neles Tebay).
Kemerdekaan tercapai ketika kita lebih jauh dari ketakutan.  Untuk  rakyat Papua  yang dikendalikan mesin politik Papua  oleh elit-elit Papua itu sendiri dengan tangan kanan dari rezim  saat ini, menurut kami keinginan orang Papua saat ini adala keadilan dan Kedamaian. Keadilan berarti Pengakuan kasih sayang seadil-adilnya dan perdamaian berarti Penyelesaian Konflik Papua Indonesia Amerika dan sekutunya.
Dan pembacaan actual yang telah disampaikan oleh Serapung (Dian-Interfidel Aktivis JDP di jaringan lintas iman) orang luar Papua menganggap bahwa orang Papua di cap sebagai Separatis, Opm, dll, pada hal orang Papua adalah manusia sama dengan manusia lain didunia, mempunyai harga diri memiliki Agama, Budaya dll,  tetapi kenapa ada konflik belum selesai sampai saat ini contohnya pelanggaran Ham yang terjadi sejak NKRI menginjak kaki ditanah Papua awal pembuka Pelanggaran Ham denga Kekuatan Militer hanya karena kepentingan ekonomi Pemodal Asing melalui Indonesia satu contoh juga pelanggaran otonomi khusus adalah Pemekaran Wilayah dan masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia yang kelihatan maupun tidak kelihatan hanya untuk kepentingan pemodal Kapitalis Asing melalui Pemerintah NKRI.
Lalu kemudian dalam diskusi lepas ada beberapa pertanyaan untuk kita semua adalah pertanyaan: Pertama apa akar cabang ranting papua?.... Kedua potensi apa yang ada pada kami untuk melawan ketidak adilan?..... Ketiga hambatan- hamabatan apa yang kita alami ?. Keempat apa yang kita bangun atau kita lakukan?...

FOTO-FOTO KEGIATAN:

































Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS