TIMIKA (UMAGI)-- Aksi terbang rendah yang dilakukan dua pesawat ini membuat kagum orang bahkan juga membuat panik warga Timika.
Dua pesawat tempur ini melakukan manufer sejak pagi hingga siang hari.
menurut keterangan Panglima Komando Sektora Pertahanan Udara Nasional IV
(Pangkosek Hanudnas) Marsekal Pertama TNI Dedy Nita Komara dari Markas Biak
membenarkan bahwa Radar AU Timika akan dioperasikan 5 Maret mendatang.
"Personiel prajurit dan fasilitas asrama serta Mako Satrad 243 Timika
telah selesai dibangun dan dan siap diresmikan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI
Iman Sufaat," katanya seperti yang di lansir Media Timika Expres.
Penambahan fasilitas dan peralatan pendukung operasional Satuan Radar 243
Timika diperkuat sekitar 80-an personiel prajurit TNI-AU.
Menurut info tugas mereka akan menjadi mata dan telingan TNI-AU untuk memonitor
setiap pergerakan pesawat yang melintas diwilayah NKRI secara khusus daerah
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yakni: Australia, Papua Nugini
serta Timor Leste.
Dari sini akan diketahui jika ada pesawat asing atau sejenisnya yang melintas
di wilayah teritorial udara NKRI tidak memiliki izin melintas, maka tugas
satuan ini (Radar) segera tanggap dan memberikan informasi kepada pesawat
tempur TNI-AU dan satuan komando Kosek Hanundas IV untuk dilakukan pencegahan
(ditahan) dan akan dilakukan tindakan sesuai proedur hukum yang berlaku.
Pasar Sentral Timika di Jalan Hasanuddin, Jumat (24/2) sekitar pukul 16.45 WIT kemarin ludes dilalap si jago merah. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran, meskipun ada dugaan api berasal dari hubungan pendek arus listrik.
Pasar Sentral Timika di Jalan Hasanuddin, Jumat (24/2) sekitar pukul 16.45 WIT kemarin ludes dilalap si jago merah. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran, meskipun ada dugaan api berasal dari hubungan pendek arus listrik.
Lapak-lapak
di sudut kanan bagian belakang Pasar Sentral yang hangus terbakar, merupakan
tempat para pedagang gerabah (pecah belah), sembako, pakaian, maupun penjual
sayuran.
Salah satu
pemilik lapak yang hangus terbakar, La Ane mengatakan, terbakarnya ratusan kios
tersebut, bermula dari bagian tengah pasar atau di Blok C. Bangunan pasar yang
konstruksinya terbuat dari kayu tersebut, terdiri dari empat blok, yakni Blok
A, B C dan D. Masing-masing blok, rata-rata terdiri dari 19 lapak yang saling
bersinggungan. Sehingga pada satu blok terdapat 38 lapak pedagang. Jika
dikalikan empat blok, maka jumlah lapak di pasar tersebut yang hangus terbakar
hingga rata dengan tanah sekitar 152 lapak.
La Ane
mengatakan tidak semua lapak terisi oleh pedagang. Hanya beberapa lapak saja
yang terisi, khususnya yang berada di Blok tengah atau blok B dan C. Menurutnya
hanya beberapa pedagang menghuni lapak.
“Kalau kita
di Blok A, hampir semua blok ada yang tempati, tapi di Blok B dan C, hanya ada
tiga sampai lima Blok yang terisi,” terang La Ane, sembari mengatakan pihaknya
tidak sempat menyelamatkan barang dagangannya karena cepatnya api menjalar.
Warga
lainnya yang lapaknya ikut terbakar di Blok D, H. Ridwan juga mengatakan hal
yang sama, yakni api pertama kali muncul dari bagian tengah pasar. Pihaknya
tidak menyangka jika yang terbakar adalah kios. “Awalnya saya kira ada orang
bakar sampah, tapi setelah mendengar semacam ledakan dan asap semakin tebal,
saya baru percaya itu kios,” ujar (H. Ridwan.)
Setelah
mengetahui secara pasti adanya kios yang terbakar, dia bergegas teriak
mengabari orang lain sembari menyelamatkan beberapa barang yang ada. Namun H.
Ridwan hanya bisa menyelamatkan beberapa barang saja karena cepatnya kobaran
api yang menyambar.
“Api pertama
kali terlihat di samping warung yang ada di Blok C, tadinya saya pikir itu
hanya asap orang bakar sampah,” terang H. Ridwan.
Sementara H. Nasir,
pemilik warung nasi yang ada di Blok C, yang letaknya di sebelah sumber api
berasal, membenarkan bahwa api pertama kali berasal dari lapak kosong yang
persis berada di sebelahnya. Namun pihaknya tidak mengetahui bagaimana api
tersebut muncul.
“Memang tadi
apinya dari sebelah warung saya, tapi lapak itu kosong. Tidak tahu apinya
keluar dari apa, mungkin dari korsleting,” jelasnya.
H. Nasir
membenarkan, setelah api dan asap keluar, juga terdengar suara ledakan dari
lapak yang terbakar. Setelah ledakan tersebut, api langsung membumbung tinggi.
Karena cepatnya api
berkobar dan menjalar, membuatnya segera berlari menyelamatkan diri tanpa
memikirkan barang-barang miliknya yang ada di warung. “Sudah tidak sempat lagi
mikirin barang, yang penting selamat dulu. Karena tiba-tiba api langsung
membesar,” ujarnya.
Pantauan Radar Timika ( Group Cenderawasih Pos), puluhan warga mencoba
memadamkan api dengan alat seadanya. Bahkan diantaranya juga menjebol atap seng
dengan maksud api tidak menjalar semakin lebar.
Sekitar pukul 17.25 WIT, tiga unit mobil pemadam kebakaran datang guna
memadamkan api. Banyak warga mengeluh karena menilai mobil pemadam tersebut
sudah terlambat datang lantaran api sudah meratakan ratusan lapak di empat blok.
Bahkan, api juga sudah mulai menjalar di lapak penjual sayur di malam hari.
Dari
pantauan Radar Timika terlihat sebagian warga panik saat pasar terbakar. Warga
bahu membahu menyelamatkan barang dagangan milik mereka yang masih bisa
dijangkau. Ada juga warga yang berusaha memadamkan api. Berselang beberapa
menit kemudian petugas pemadam kebakaran datang dengan membawa tiga unit
pemadam kebakaran dan satu mobil tangki air. Air langsung disemprotkan untuk
memadamkan api, namun akibat angin yang bertiup kencang sehingga api menyebar
ke lapak di bagian utara hingga ke pasar subuh.
Diperkirakan
80 lapak dari empat blok itu, yang menjual barang pecah belah, kelontong,
pakaian, warung makan, dan jualan buah, juga hangus terbakar hingga rata dengan
tanah.
Into (63), pemilik
lapak 113 yang menjual sayur dan semangka, kepada Radar Timika di lokasi
kejadian mengatakan api berasal dari bagian tengah dekat pintu masuk pasar
sebelah selatan. Menurutnya api itu diduga dari arus pendek listrik.
Into
mengatakan saat itu dirinya sedang duduk di lapaknya tempat jualan sayur dan
buah di dekat pasar subuh. Tiba-tiba melihat asap tebal. Setelah mendekat, api
sudah menjalar hingga ke atap bagunan lapak yang sebagian besar belum terisi
itu. “Api dari salah satu warung di bagian tenggah. Langsung berteriak minta
tolong kepada warga untuk memadamkan api,” katanya.
Sedikit
pemilik lapak yang bisa menyelamatkan barang dagangan. Api baru dapat
dijinakkan setelah dua jam kemudian. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kendati
demikian, kerugian yang diderita korban diperkirakan mencapai puluhan juta
rupiah.
Setelah api
dipadamkan, tim identifikasi Polsek Mimika Baru tiba di TKP. Namun belum bisa
melakukan olah TKP karena kondisi lokasi masih panas. Polisi hanya mengumpulkan
informasi dari masyarakat yang mengetahui kejadian tersebut. Tim juga menyusuri
lokasi kejadian guna mengumpulkan barang bukti yang dapat menjadi petunjuk
penyelidikan. Saat pasar terbakar, arus lalu lintas sempat macet, kemudian
berangsur-angsur kembali normal.
Di lokasi
kejadian, juga tampak beberapa anggota polisi yang melakukan pemantauan dan
pengamanan. Diantaranya adalah Kanit Reskrim Polsek Mimika Baru Iptu AW Rompis.
Saat
dihubungi Radar Timika melalui ponselnya, Iptu AW Rompis mengatakan melihat
situasi yang masih ada banyak api dan bara, pihaknya belum bisa melakukan olah
tempat kejadian perkara (Olah TKP). “Melihat lokasi kebakaran yang masih banyak
api, kami belum bisa melakukan olah TKP, mungkin besok (hari ini) pagi kami
baru akan lakukan (olah TKP) dengan Tim Identifikasi Polres Mimika,” kata Iptu
Rompis.
Lantaran
belum melakukan olah TKP, lanjut Iptu AW Rompis, pihaknya juga belum bisa
menduga atau memberikan dugaan awal penyebab kebakaran. Termasuk jumlah pasti
lapak yang terbakar serta nilai kerugiannya.
Namun,
berdasarkan data sementara yang masuk, tambahnya, terdapat setidaknya 120 lapak
yang ludes terbakar di empat blok yang ada. “Kita belum bisa menduga-duga,
mungkin besok pagi (Pagi hari ini, red) kita bisa lakukan olah TKP,”
tutupnya.(sms/rex/sun)