Saturday, November 9, 2013

10 NOVEMBER SEBAGAI HARI TRAGEDI KEMANUSIAAN PAPUA BARAT

Mypapua     8:39 PM  

Rakyat Papua saat mengantarkan jenasah Alm. Theys Eluay di Sentani (www.westpapua.nl/(Foto: Charles Dharapale, infopapua.com)
Timika, 8/11  — Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP), Forkorus Yaboisembut mengatakan, tanggal 10 November, telah  ditetapkan sebagai Hari Tragedi Kemanusiaan Papua Barat (Humanity Tragic Day Of West Papua).
Hal ini disampaikan melalui surat pidato Presiden Presiden Negara Federal Republik Papua Barat (NRFPB)  dan juga sebagai Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP) dalam rangka memperingati Hari Tragedi Kemanusiaan Papua Barat (Humanity Tragic Day of West Papua), yang diterima tabloidjubi.com, melalui pesan surat elektronik, Jumat (8/11).
Forkorus menjelaskan, mengapa  10 November ditetapkan sebagai Hari Tragedi Kemanusiaan Papua Barat?  Karena Ondofolo Dortheis Hiyo Eluay (Theys) sebagai Ketua Lembaga Masyarakat  Adat   (LMA)  Provinsi Papua,  juga sebagai Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), serta sebagai Pemimpin Bangsa Papua telah diculik dan dibunuh oleh Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) Tentara Nasional Indonesia (TNI) tepatnya pada tanggal 10 November 2001  di Jayapura.
“Theys sebagai pemimpin besar bangsa Papua dapat mewakili baik semua pemimpin di setiap level/strata, maupun hari-hari di mana ratusan ribu rakyat bangsa Papua mulai dari bayi dalam kandungan sampai orang tua laki-laki  dan perempuan yang telah disiksa dan dibunuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Indonesia sejak tahun 1962 sampai sekarang. Untuk mempertahankan aneksasi secara abadi tanah-air Papua Barat oleh Pemerintah Republik Indonesia,” ucap Forkorus, dalam surat  pidato tersebut yang ditulis dari dalam penjara Klas II Abepura, Jumat (8/11).
Dikatakan, Theys Eluay yang menghargai undangan KOPASUS untuk perayaan Hari Pahlawan Indonesia, 10 November 2001, malah diculik, disiksa dan dibunuh di dalam mobilnya bersama sopirnya Aristoteles Masoka. Itulah salah satu bentuk pembunuhan dengan tipu daya muslihat. Kesopan-santunan serta penghargaan dan penghormatan Theys yang mewakili kita dibalas dengan kejahatan pembunuhan.
Mengapa terus terjadi kejahatan kemanusiaan dalam berbagai bentuk di atas tanah-air Papua Barat dan juga di seluruh planet bumi kita ini ?  Kapan ada kejahatan kemanusiaan di planet bumi ini ?  Jika, kita baca ceritera dalam Alkitab tentang Kain dan Habel dua orang atau manusia bersaudara itu, kita pasti tahu, bahwa sejak Kain membunuh adik kandungnya Habel, kejahatan kemanusiaan sudah ada di bumi ini.
Pihaknya bertanya, mengapa terus terjadi kejahatan kemanusiaan ? Karena ada perasaan hati yang negatif. Seperti iri hati, sombong atau angkuh serta egois, yang dengan kata-kata lain disebut perasaan tamak atau rakus (greedy). Tamak akan kekayaan harta benda, tamak akan kekuasaan, ketenaran, pangkat, jabatan dan lain-lain hal yang sejenis.
“Tetapi kalau kita teliti secara baik-baik, bahwa semua sifat yang negatif yang timbul dari dalam hati karena ada perasaan kekuatiran dan rasa takut yang berlebihan dalam kehidupan secara pribadi maupun kolektif. Misalnya, takut tidak dapat makan dan minum yang enak. Takut tidak dapat jabatan atau takut kehilangan jabatan dan harta benda. Takut disaingi oleh teman atau lawan kita,” tuturnya.
Perasaan takut dan kuatir akan kehidupan membuat kita iri hati, egois atau tamak (greedy). Sehingga kita mencari berbagai cara, baik yang halal maupun yang jahat. Sebagai solusi penyelesaian konflik batin, rasa kuatir dan takut akan kehidupan di dunia. Sehingga kita melakukan kejahatan kemanusiaan di mana-mana di seluruh dunia. Tetapi, kita juga sadar atau tidak telah dan sedang melakukan kejahatan kemanusiaan karena ada hawa nafsu untuk menikmati semua yang kita inginkan.
Pada moment Hari Tragedi Kemanusiaan Papua Barat (Humanity Tragic Day of West Papua), 10 November 2013 ini, saya mengajak kita semua introsfeksi diri kita, secara pribadi maupun secara kolektif di setiap suku-suku dan sebagai bangsa Papua di negeri Papua Barat dan merobah gaya hidup (life style). Agar kita tidak terus hidup  dalam melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap keluarga, orang tua, saudara/i  kita, teman maupun pihak lain.
Apabila kita dijahati orang rasa sakit, maka orang lain yang mengalami kejahatan kita juga menderita rasa sakit yang sama.
Oleh karena itu, Forkorus Yaboisembut mengajak, semua rakyat Papua untuk  berjuang dengan cara-cara damai, serta menghargai nilai-nilai hak azasi manusia, azas-azas demokrasi, dan prinsip-prinsip hukum internasional. Dengan landasan itu, kita meminta Pemerintah Indonesia untuk menerima inisiatif tawaran negosiasi atau perundingan langsung. “Terutama, untuk mengatur proses pengakuan dan peralihan kekuasaan kedaulatan pemerintahan  dari Negara Kesatuan Republik Indonesia kepada Negara Federal Republik Papua Barat secara damai,” paparnya.
Pemerintah Republik Indonesia tidak perlu kuatir dan takut kehilangan tanah-air Papua Barat dengan sumber daya alamnya. Karena Tuhan Yang Maha Esa, Mahakuasa, Mahakasih dan Penyayang pencipta alam semesta dan isinya pasti mengaruniakan berkat kepada setiap pulau milik Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, takut kepada Tuhan Allah dan melaksanakan perintah Nya sebagai sumber dari segala sumber berkat. Perintah Tuhan Allah bagi Pemerintah Republik Indonesia sangat jelas, yakni menjadi rahmat bagi setiap makhluk.
Salah satu wujud dari menjadi rahmat bagi setiap makhluk adalah dengan mengakui kemerdekaan kedaulatan Papua Barat dan melakukan proses peralihan kekuasaan kedaulatan pemerintahan kepada Negara Federal Republik Papua Barat (NRFPB) atas negeri Papua Barat.
Bapak/Ibu/Sdr/i pada moment Hari Tragedi Kemanusiaan Papua Barat (Humanity Tragic Day of West Papua), 10 November 2013 ini, kita patut mendoakan sesama umat manusia di belahan lain di bumi ini, yang juga mengalami peristiwa kejahatan kemanusiaan. Agar para pemimpin mereka baik pemerintahan yang sedang berkuasa, maupun para pihak oposisi dapat merobah cara pandang atau gaya hidup (life style) mereka yang egois atau tamak (greedy). Sehingga rakyat di sana dapat hidup lebih aman, damai dan sejahtera, serta dapat berimbas kepada perdamaian di seluruh dunia. Karena ada saling menghargai dan menghormati hak masing-masing pihak di atas tanah-air mereka dengan pengakuan dan pengaturan secara adil.
Bila ada yang merencanakan pelaksanaan dalam bentuk lain, seperti melakukan demo damai. Harap supaya benar-benar dalam suasana damai, tertib, aman, dan terkendali. Kepada pihak aparat polisi dan militer Indonesia supaya dapat memberikan kesempatam kepada penyampaian pendapat di depan umum. Jangan dibatasi dengan alasan tidak ada Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) dari Polisi. Hal itu menunjukan adanya sikap dan tindakan diskriminatif, dan merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak azasi manusia Papua Barat yang nyata pada tahun 2013 berlaku. Ada apa di balik itu semua ?
“Demikianlah sambutan saya, sebagai Presiden Negara Federal Republik Papua Barat (NRFPB)  dan juga sebagai Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP) dalam rangka memperingati Hari Tragedi Kemanusiaan Papua Barat (Humanity Tragic Day of West Papua), 10 November 2013. Atas perhatian dan kerja samanya saya sampaikan terima kasih! Syalom! Tuhan Yesus beserta kita,” demikian kata Forkorus mengakhiri pidatonya.
Dari informasi yang diterima, terkait dengan ditetapkannya hari tersebut, selanjutnya pada Sabtu (9/11) besok, akan diadakan ibadah bersama oleh para petinggi Dewan Adat  Papua di Jayapura.
“Yah, selain jumpa pers, kita juga akan  memperingati Hari Tragedi Kemanusiaan, 10 November 2013 dalam bentuk Ibadah Syukur, yang direncanakan  pada hari Sabtu, 11 November 2013. Tempat dan waktu ibadah disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing,” kata Ferdinand Okoseray, salah satu pengurus DAP, ketika dikonfirmasi tabloidjubi.com.  (Jubi/Eveerth)
  sUMBER : WWW.tabloidjubi.com

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

Translate

Followers

NEWS