Monday, October 7, 2013

FAK-FAK: TNI-POLRI TEROR & INTIMIDASI AKTIFIS PAPUA

Mypapua     7:52 AM  


ILUSTRASI@ Dok. Pribadi
TEROR DAN INTIMIDASI TERHADAP AKTIFIS PAPUA DI FAKFAK
Oleh TNI – POLRI

Sorotan dari berbagai pihak ( lokal hingga internasional ) kepada tindakan militeristik pemerintah Indonesia terhadap rakyat Papua hanyalah angin lalu bagi pemerintah Indonesia. Betapa tidak demikian, teror, intimidasi, penangkapan dan pembunuhan terus terjadi terhadap rakyat dan aktifis politik Papua yang dilakukan oleh aparat TNI / POLRI.

Beberapa pertiwa yang terjadi di bulan September 2013 ini semakin mempertegas potret buram bencana kemanusian di West Papua. Pertiwa – peristiwa tersebut antara lain :
1.     Setelah Diskriminasi dan Pelecehan Martabat Manusia sebagai orang Papua menimpa Zakarias Wenza Pikindu; 19 September 2013. 

Zakarias Wenza Pikindu seorang Mahasiswa IPB (Mahasiswa Akhir Smester) pada Fakultas Pertanian, jurusan Proteksi Tanaman. Korban dipukul berkali-kali dibagian wajah dan kepala hingga lumuran darah menutupi wajah, sampai korban ditodong untuk ditembak di Polsek Cililitan, Jakarta Timur.

2.     Mahasiswa asal Papua di Bali di teror dan diintimidasi.
Sejak Tgl. 17 Agustus, dan seorang oknum berpakaian seperti TNI dengan baret merah datang ke asrama mahasiswa. Tetapi setelah Melkias menanyai perihal kedatangan mereka, dan surat-surat resmi, oknum tersebut pulang. Pada 14 September, seorang oknum yang diduga aparat tersebut, berpakaian preman, mendatangi asrama dan menanyakan jumlah mahasiswa. Menerobos masuk ke kamar – kamar asrama mahasiswa dan melakukan pemeriksaan tanpa seijin para mahasiswa.
3.     Penembakan dan Penangkapan aktifis Papua di Yapen ; 25 September 2013
Edison Kendi di tangkap secara paksa dan saat ini terdapat 20 orang aktifis ditahan di MAPOLRES Yapen West Papua. 

4.     Tujuh orang pencari suaka politik West Papua ke Austrlia, 26 September 2013
Teror, intimidasi, penangkapan dan penembakan dengan berbagai modus operasi oleh TNI / POLRI terhadap rakyat dan aktifis politik West Papua terus terjadi di berbagai wilayah. Teror, intimidasi dan penangkapan rakyat dan aktifis Papua juga terjdi di Fakfak West Papua.

Kronologis Pertiwa ;
Hari Sabtu 28 September 2013 :
Setelah mendapatkan informasi tentang dugaan tindakan kekerasan terhadap anak – anak di Kampung Tetar maka Apner Hegemur, Yanto Hindom, Morten Kabes dan Kaleb Hegemur, dengan mengendarai dua buah sepeda motor menuju kampung Tetar Distrik Teluk Patipi, 65 KM dari pusat kota Fakfak. setiba di kampung Tetar, pertemuan dilakukan dengan masyarakat dan setelah itu bermalam di kampung.
Hari Minggu 29 September :

Pertemuan kembeli dilakukan dengan masyarakat kampung Tetar, menjelang pertengahan pertemuan tersebut, Apner Hegemur menadapat laporan dari warga kampung Tetar bahwa ada integen dan TNI / POLRI berpakaian preman sedang memantau aktifitas mereka di Kampung Tetar. Anggota intelegen dan TNI / POLRI berpakaian preman menggunakan 1 buah mobil Toyota Russ Putih, 1 buah mobil Toyota dan dua buah kendaraan roda dua.

Total jumlah kondaraan yang duga digunakan oleh aparat intelegen dan TNI / POLRI berpakaian preman tersebut adalah berjumlah 7 unit kendaraan, yang terdiri dari :
·        1 buah mobil Toyota Russ Putih
·        1 buah mobil Toyota Silver
·        1 buah mobil Avansa Hitam
·        1 buah mobil Strada Hitam
·        3 buah kendaraan roda dua

Setelah pertemuan dilakukan, Apner Hegemur dan ketiga orang teman melakukan perjalanan kembali ke kota Fakfak. Apner Hegemur menumpang pada kendaraan roda dua yang di kendaraai oleh Yanto Hindom dan Morten Kabes menumpang pada kendaraan roda dua yang dikendarai oleh Kaleb Hegemur. Sepanjang perjalanan, sejak bertolak dari kampung Tetar kedua kendaraan Apnel dan ketiga temanya di buntuti ketat, bahkan hingga pada jarak beberapa centi meter saja.

Dalam perjalanan tersebut, tujuh yunit kendaraan yang digunakan aparat intelegen dan TNI / POLRI saling mendahului tetapi tidak memberikan ruang bagi Apner dan ketiga temannya mendahului ataupun membelakangi mereka. Menyadari kondisi teror  tersebut, maka Apnel Hegemur mengingatkan Yanto Hindom dan ketiga temannya untuk tidak panic dan tetab focus menngendalikan motor yang sedang dikendarai.
Dipertenganhan perjalanan, salah satu mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan mengarah ke kendaraan roda dua yang sedang ditumpangi Apnel Hegemur. Melihat situasi tersebut, Kaleb Hegemur yang berada dibelakang kendaraan yang ditumpangi Apnel Hegemur langsung menyalibkankan kendaraannya di depan mobil yang sedang melaju ke arah kendaraan roda dua yang di tumpangi Apnel Hegemur. Pada saat yang bersamaan mobil tersebut mengerem mobilnya secara tiba – tiba lalu mengurangi kecepatannya dan tetab membuntuti dari belakang. Situasi pembuntutan ketat tersebut terus berlangsung hingga memasuki areal kota Fakfak dan iring – iringan kendaraan aparat intelegen TNI / POLRI tersebut mengambil posisi menjauh hingga tiba di kota Fakfak.

Senin 30 September 2013
Pada Hari Senin, 30/09/2013 – 09.46 WIT, Yanto Hindom mendapat SMS dari nomor tidak dikenal dengan redaksi SMS  “ Ah darah “.

Melihat situasi dan kondisi peristiwa tersebut, maka aparat intelegen dan TNI / POLRI sedang :
·        Miningkatkan intensitas teror dan intimidasi terhadap rakyat dan aktifis politik West Papua
·        Upaya pembunuhan rakyat dan aktifis politik West Papua dengan modus operasi penculikan dan setingan kecelakaan lalulintas.

Meningkatnya intensitas teror, intimidasi, penangkapan dan penembakan rakyat dan aktifis politik West Papua seiring dengan mengglobalnya isu politik West Papua. Kini menajadi jelas bahwa pembentukan unit khusus anti teror yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia adalah dalam rangka pelaksanaan operasi khusus ( operasi senyap ) guna meredam gerakan – gerakan politik di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di Papua. Untuk mengoptimalkan operasi khusus Detastemen Khusus 88 POLRI ( Densus 88 ) maka dibentuklah unit anti teror TNI. Unit ini terdiri dari Sat 81 Gultor Kopasus, Denjaka dari Marinir dan Den Bravo dari Paskas TNI AU. 

Isu pemberantasan terorisme yang berbesis idologi religi hanyalah merupakan upaya propaganda politik untuk melegitimasi pembentukan dan pengoperasian unit khusus dengan misi utama pembungkaman gerakan politik rakyat sipil. Katan saja beberapa peristiwa penembakan anggota POLRI di seluruh wilayah Indonesia akhir – akhir ini, merupakan serangkaian propaganda pengalihan dan pembentukan opini public tentang ancaman terorisme. Nyatanya hingga saat, para pelaku penembakan tidak pernah terungkap. Siapakah pelakunya ?!?! situasi teror tersebut merupakan rekayasa untuk melegitimasi pembentukan unit khusus anti teror TNI. Ini merupakan strategi licik pemerintah Indonesia untuk menghindari tudingan pelanggaran HAM dan pembungkaman ruang demokrasi bagi perjuangan rakyat sipil. Oleh sebab perjuangan rakyat sipil di Indonesia pada umumnya dan perjuangan politik rakyat sipil di West Papua khususnya hanya dapat dibungkam dengan operasi khusus seperti yang dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia, yaitu dengan starategi stigmanisasi dan kriminalisasi gerakan politik rakyat West Papua. Gerakan politik rakyat sipil di West Papua digiring dan stimanisasi. Stigma yang sering dikenakan terhadap gerakan politik rakyat sipil West Papua adalah antara lain stigma terorisme, gerakan pengacau keamanan ( GPK ) dan kriminalitas. Dengan stigma seperti itulah, rakyat dan aktifis politik West Papua diteror, diintimidasi, ditanggkap bahkan dibunuh.

Mohon advokasi
demi mengakhiri catatan panjang bencana kemanusian di West Papua

UNTUK DAN ATAS NAMA RAKYAT BANGSA PAPUA BARAT
PRESIDEN NEGARA REPOBLIK FEDERAL PAPUA BARAT

Bomberay, 30 September 2013

TTD



FORKORUS YABOISEMBUT            EDISON WAROMI
                   PRESIDEN                        PERDANA MENTRI

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

Translate

Followers

NEWS