Saat Acara Ujian Promosi Doktor di Kampus Ugm Yogyakarta (Foto: Momai) |
SATU per satu
tamu yang hadir menyalami Natalsen usai ujian berakhir. Hampir sebagian besar
tamu yang hadir adalah keluarga, kerabat, dan teman seperjuangan Natalsen.
Bahkan, Menteri Lingkungan Hidup Prof. Balthasar Kambuaya hadir secara
langsung.
Dirinya mengaku
bahwsannya kuliah adalah prioritas utama dalam hidupnya. Dorongan untuk belajar
dengan giat muncul dari seorang ayah Soleman Heref Basna. Sebelum meninggal,
sang ayah berpesan kepada dirinya untuk rajin belajar dan sekolah.
Akibat nasihat
ayah tersebut, Natalsen bercita-cita meraih gelar setinggi-tingginya. Setelah
lulus S2 pada program yang sama dirinya berniat langsung sekolah lagi mengambil
program S3. ”Saya kuliah dengan biaya sendiri,” ujar Natalsen di Auditorium
Fakultas Kehutanan Rabu (24/10) kemarin.
Setelah lulus,
Natalsen memiliki dua rencana. Yakni bekerja di Jakarta atau Papua. ”Sudah ada
informasi, tapikan tidak mungkin saya bicara terang-terangan disini,” kata pria
yang semasa kuliah aktif menjadi pembicara pada seminar-seminar tentang
lingkungan hidup ini. Dia juga selalu aktif dalam Lembaga Intelektual Tanah
Papua (LITP) selalu Ketua Umum Pimpinan Pusat.
Pria kelahiran
tahun 1982 ini berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul Model
Pengelolaan Lingkungan Taman Wisata Alam Gung Meja Berbasis Analisis Structural
Equation Modelling.
Disertasi
tersebut terinspirasi atas tanah kelahirannya Papua yang kini hutannya semakin
berkurang akibat penebangan liar dan penambangan. ”Hutan di Papua kini masih 80
persen. Jika dibiarkan, lambat laun bisa habis hutan Papua".
Metode penelitian
yang digunakan melalui analisis citra satelit dengan system geografi terhadap
lingkungan. Dari citra satelit tersebut terlihat kurusakan hutan selama lima
tahun terakhir.
Natalsen
mengatakan bukan gelar doctor semata yang diinginkan ketika kuliah S3.
Menurutnya, yang lebih utama adalah ketika nanti b isa menerapkan ilmunya di
masyarakat.
Dirinya mengakui,
kondisi pendidikan di Papua tidak seperti di Pulau Jawa yang cukup banyak
sekolah dan kampus. Namun setidaknya, dengan ilmu yang dia peroleh biasa
menularkan kepada masyarakat Papua tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan
Papua.
Langkah yang
dapat dilakukan, adalah dengan merekayasa struktur hutan dan tanaman, yang
dirancang seperti hutan alam.”Hutan di Papua bermanfaat bagi banyak orang,”
ujarnya. (Un/AG)
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!