Thursday, October 25, 2012

Dr NATALSEN BASNA, USIA 30 TAHUN BERGELAR DOKTOR TERMUDA UGM

Mypapua     7:54 PM   No comments

Saat Acara Ujian Promosi Doktor di Kampus Ugm Yogyakarta (Foto: Momai)
JOGYA (UMAGI)-- Dr Natalsen Basna, Usia 30 Tahun Bergelar Doktor. Lulusan Termuda UGM dari Papua. Raut wajah Natalsen Basna sumringah. Rasa bangga seolah terpencar dari senyumnya karena berhasil lulus pada ujian doctor dengan predikat comloude. Natalsen adalah doktor termuda Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Kehutanan dari Tanah Papua dengan usia yang masih 30 tahun.
SATU per satu tamu yang hadir menyalami Natalsen usai ujian berakhir. Hampir sebagian besar tamu yang hadir adalah keluarga, kerabat, dan teman seperjuangan Natalsen. Bahkan, Menteri Lingkungan Hidup Prof. Balthasar Kambuaya hadir secara langsung.
Dirinya mengaku bahwsannya kuliah adalah prioritas utama dalam hidupnya. Dorongan untuk belajar dengan giat muncul dari seorang ayah Soleman Heref Basna. Sebelum meninggal, sang ayah berpesan kepada dirinya untuk rajin belajar dan sekolah.
Akibat nasihat ayah tersebut, Natalsen bercita-cita meraih gelar setinggi-tingginya. Setelah lulus S2 pada program yang sama dirinya berniat langsung sekolah lagi mengambil program S3. ”Saya kuliah dengan biaya sendiri,” ujar Natalsen di Auditorium Fakultas Kehutanan Rabu (24/10) kemarin.
Setelah lulus, Natalsen memiliki dua rencana. Yakni bekerja di Jakarta atau Papua. ”Sudah ada informasi, tapikan tidak mungkin saya bicara terang-terangan disini,” kata pria yang semasa kuliah aktif menjadi pembicara pada seminar-seminar tentang lingkungan hidup ini. Dia juga selalu aktif dalam Lembaga Intelektual Tanah Papua (LITP) selalu Ketua Umum Pimpinan Pusat.
Pria kelahiran tahun 1982 ini berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul Model Pengelolaan Lingkungan Taman Wisata Alam Gung Meja Berbasis Analisis Structural Equation Modelling.
Disertasi tersebut terinspirasi atas tanah kelahirannya Papua yang kini hutannya semakin berkurang akibat penebangan liar dan penambangan. ”Hutan di Papua kini masih 80 persen. Jika dibiarkan, lambat laun bisa habis hutan Papua".
Metode penelitian yang digunakan melalui analisis citra satelit dengan system geografi terhadap lingkungan. Dari citra satelit tersebut terlihat kurusakan hutan selama lima tahun terakhir.
Natalsen mengatakan bukan gelar doctor semata yang diinginkan ketika kuliah S3. Menurutnya, yang lebih utama adalah ketika nanti b isa menerapkan ilmunya di masyarakat.
Dirinya mengakui, kondisi pendidikan di Papua tidak seperti di Pulau Jawa yang cukup banyak sekolah dan kampus. Namun setidaknya, dengan ilmu yang dia peroleh biasa menularkan kepada masyarakat Papua tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan Papua.
Langkah yang dapat dilakukan, adalah dengan merekayasa struktur hutan dan tanaman, yang dirancang seperti hutan alam.”Hutan di Papua bermanfaat bagi banyak orang,” ujarnya. (Un/AG)


Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS