Wednesday, September 26, 2012

Pemberitaan Kontak Senjata di Nabire Merupakan Pembohongan Publik

Mypapua     1:02 AM   No comments


Jayapura, (25/9)---Pemberitaan tentang terjadinya kontak senjata antara Polisi dengan Kelompok Sipil Bersenjata di Urumusu, Kabupaten Nabire pada hari Senin (24/9) yang dilansir oleh media nasional dan lokal disebut sebagai pembohongan publik oleh aktivis HAM Nabire. Seorang warga bernama Kristian Belau/Zonggonau, disebutkan oleh polisi tertembak dalam kontak senjata tersebut.

Dugaan kebohongan publik ini ditegaskan oleh Biro Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi Klasis Nabire sebagaimana laporan kronologis kejadian yang diterima oleh tabloidjubi.com, Selasa (25/9). Biro Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi Klasis Nabire yang melakukan investigasi terhadap insiden ini, mengatakan bahwa kejadian sebenarnya adalah polisi menembak korban Kristian Belau/Zonggonau karena yang bersangkutan melakukan aksi pemalangan di jalan Trans Nabire-Pedalaman, bukan karena kontak senjata antara polisi dan kelompok sipil bersenjata.

Dari kronologis yang dihimpun  Biro Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi Klasis Nabire, pada tanggal 24 September 2012, sekitar pukul 6.00 WIT,  sekelompok Pemuda Moni melakukan pemalangan jalan Trans Nabire-Pedalaman  di depan SD  Inpres Wadio Atas, Desa Gerbang Sadu, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire. Sialnya, saat para pemuda ini menghentikan sebuah mobil  jenis Inova  yang hendak  naik ke pedalaman dan meminta uang pada penumpangnya, ternyata  ada seorang polisi dalam mobil tersebut. Polisi tersebut kemudian mengeluarkan tembakan ke udara sebanyak 3 kali lalu yang membuat semua pemuda Moni itu lari menyelamatkan diri. Namun tiga orang pemuda lainnya menggunakan motor naik ke tempat pembuangan sampah di Wadio Atas dan melanjutkan aksi palang mereka. Polisi  yang mengeluar tembakan  itu lantas melaporkan ke Polres  Nabire bahwa  ada yang melakukan pemalangan di Wadio Atas . 

Usai apel pagi, polisi dari Polres Nabire menggunakan 1 trek beranjak menuju ke Wadio Atas dan memeriksa tempat-tempat yang biasa dipalang. Sampai di tempat pembuangan sampah Wadio Atas, Desa Gerbang Sadu, Distrik Nabire Barat, polisi bertemu dengan  ketiga pemuda tadi. Saat polisi hendak menangkap ketiganya,  2 orang  melarikan diri. Namun salah satunya, yakni Kristian Belau/Zonggonau malah maju mendekati Polisi. Saat itu Kristian Belau/Zonggonau diduga mabuk  karena  sepanjang malam mengkonsumsi  minuman keras. Saat dia maju mendekati polisi itulah ia ditembak di paha kanannya.  Kemudian Kristian dinaikkan ke mobil patroli untuk dibawa ke UGD  RSUD Siriwini,  Nabire. Setelah selesai  divisum dan dibersihkan luka tembaknya, Kristian dibawa ke Mapolres Nabire. Saat ini korban masih berada di tahanan Mapolres Nabire untuk di mintai keterangan.

Menurut beberapa warga di sekitar Desa Gerbang Sadu, pemalangan jalan trans Nabire-Pedalaman  Paniai setiap malam selalu terjadi. Ini sudah berlangsung cukup lama. Meski polisi telah berkali-kali menangkap pelaku pemalangan, namun masih juga ada yang melakukan pemalangan.  Biasanya, setiap kendaraan yang naik ke pedalaman  di tagih sesuai  jenis Kendarahan. Jika berupa taksi, ditagih  Rp. 50.000,-, kendaraan pribadi ditagih Rp. 50.000,- dan  truck  ditagih Rp. 100 000,-.  Hal ini yang membuat pihak aparat kepolisian marah sehingga melakukan penembakan terhadap Kristianus Belau/Zonggonau.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Polisi menyebutkan bahwa mereka tidak bisa menghindari saling tembak dengan kelompok sipil bersenjata di lokasi tersebut. "Karena anggota ditembaki, akhirnya saling tembak tidak bisa dihindari, satu orang kelompok bersenjata atas nama Kristian Songgonau berhasil ditembak di bagian paha kiri. Sementara anggota kelompok bersenjata lainnya berhasil melarikan diri masuk hutan sambil terus menembaki Polisi dengan senjata api jenis Revolver dan SS1," jelas AKBP  I Gede Sumerta Jaya kepada tabloidjubi.com (24/9).

Berdasarkan investigasi yang dilakukan, Biro Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi Klasis Nabire, kepada tabloidjubi.com membantah keterangan polisi itu. Menurut mereka, pernyataan adanya  kontak senjata antara polisi dengan kelompok sipil bersenjata yang menggunakan senjata jenis Revolver dan SS 1 adalah informasi yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dan merupakan pembohongan publik. 
"Kontak senjata  antara polisi dengan kelompok sipil bersenjata yang menggunakan senjata Revolver  dan SS1 adalah berita yang tidak bertanggung jawab dan pembohongan publik" sebut Yones Douw, salah satu aktivis dari Biro Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi Klasis Nabire kepada tabloidjubi.com (25/9).

"Sebab lokasi Urumusu  itu  jauh dari  jalan Trans Nabire-Pedalaman,  masuk  di wilayah  Distrik Topo, Kabupaten Nabire. Jarak dari tempat kejadian sekitar 45 Kilo meter. Tadi pagi kami aktivis HAM bertemu  dengan kakaknya  Kristian dan Masyarakat  Moni di Wadio Atas. Mereka mengatakan, anak-anak mereka (ketiga pemuda yang melakukan pemalangan) tidak memiliki senjata. Kalau mereka mabuk  lalu palang jalan, itu boleh (benar)," lanjut Yones Douw. (Jubi/Victor Mambor)

SUMBER: TABLOIDJUBI.COM

, , , , ,

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS