Suasana Peresmian Asrama Mahasiswa Deiyai Yogyakarta (Foto: Istimewa/Momai) |
Ev. Yason Pigome S,Pd. K.M
Th Membawah Renungan Singkat dalam Acara
Peresmian Asrama tersebut, Pigome Menyatakan semuanya ada karena Rencana Tuhan
(Ugatame), maka kita Patut di syukuri karena terbukti pada kesempatan ini juga kami sedang
merayakan peresmian asrama baru ini. Ungkapnya.
Panitia Penyelenggara Peresmian
Asrama Deiyai (Yerino Germanus Madai) Mengawali sambutan dia Menjelaskan tentang nama Asrama baru Deiyai tersebut,
Asrama ini di beri mana dengan “WOKEBADA WOGAADABI” nama ini hasil kesepakatan
Mahasiswa/mahasiswi Suku Mee yang ada di Yogya.
Lanjut Madai Juga menyatakan Asrama Hari ini di resmikan
Tetapi ada Kendala yakni; Surat ijin belum ada, Sertifikat Belum ada, Kwitansi
pembayaran Asrama Belum ada, Surat Penjualan dan pembeli Belum ada, maka
Pemerintah Kabupaten Deiyai dinas yang perperan memohon untuk segerah menyelesaikannya,
sebagai Jaminan kami buat Pernyataan antara Mahasiswa dan Pemerintah. Tutur
dalam Sambutannya.
Selaku Ketua Ikatan Pelajar
Mahasiswa Deiyai berkota Study Yogyakarta dan Solo (Yulius Kebadabi Pekei)
menyatakan Perjuangan kami mulai dari tiga orang hingga kami tambah banyak.
Kami mengalami banyak tantangan “Problem” tetapi akhrinya hasil perjuangan kami memdapatkan Asrama baru ini.
Pekei juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten
deiyai Jangan tinggalkan kami tapi kerja sama harus tingkatkan biar Aset
Pemerintah Deiyai ini terkenal dimana-mana. Ungkap dalam sambutan.
Salah satu anggota Mahasiswa Deiyai (Agus Ikomau) menyatakan Asrama ini memiliki 26 Kamar tidur, 1 kamar Tamu, 1 ruangan Sekretariat, 1 Dapur
dan 4 Kamar Mandi. Dia meniai bagus, cocok cukup tenang untuk belajar, dalam wawancaranya.
Pesan Pemerintah Deiyai yang
mewakili menyatakan mahasiswa sebagai Tulang Punggung Deiyai, Maju dan
Mundurnya ada di tangan mahasiswa generasi mudah, maka harus manfaatkan Asrama
ini dengan Semaksimal mungkin belajar lebih banyak. Kalau bukan sekarang kapan
lagi, kalau disinih dimana lagi, kalau saya siapa lagi ungkap dalam sambutannga.
Nadah yang sama juga di sampaikan
oleh Ketua RT/RW (Pariman) disini kita
ada untuk Pelajar bukan untuk main-main dan kita belajar banyak untuk masa depan kita.
Kegiatan Perayaan Acarah Ibadah
Syururan di akhiri dengan makan malam dengan “Barapen” atau masakan "Bakar Batu " ciri khas Orang Papua Pegunungan. (Un/andy/4)
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!