Wednesday, July 4, 2012

TANAH PAPUA BERKOYANG TANPA MERESAKAN RESAP MAKANAN BERCAMPUR ENAK

Mypapua     1:52 AM   No comments


Oleh: Rico Magai

POSTER PAPUA DUKA KEMANUSIAAN (FOTO: ILST/FACEBOOK/UP)
MERDEKA!!! NKRI HARGA MATI, dan DAMAI ITU INDAH ,demikianlah kata-kata yang terucap dari para aparat TNI/POLRI, NKRI yang lengkap dengan pakaian anti huru-hara yang berjaga di hari terakhir penyelenggaraan kongres Papua III yang berlangsung di lapangan Misi Kompleks Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru Abepura Jayapura.


Rabu 19 Oktober 2011 , sekitar kurang lebih pukul 15.30, masa yang hendak pulang kerumah mereka masing-masing dengan melewati pintu gerbang, sementara aparat TNI/POLRI, NKRI yang bersiaga satu di depan pintu gerbang tersebut, tiba-tiba dengan suara yang keras sambil bergoyang khas Papua dengan mengangkat senjata meneriakkan Merdeka!!! NKRI haraga mati dan Damai Itu Indah Entah apa yang terjadi, tiba-tiba tembakkan mulai terdengar dan masa pun melai berlari berhamburan. Kepanikanpun terjadi dan aparat mulai menembakkan termbakan secara berentet ke udara.

Aksi kejar mengejarpun tak dapat terhindarkan. Aparat kepolisian, brimob dan juga TNI, terlihat mulai melakukan pengejaran terhadap masa yang mulai berlari menyelamatkan diri. Bunyi senjata yang terdengar tak ada hentinya membuat suasana semakin berkoyang. Terlihat masa yang terdiri dari orang dewasa, anak kecil, pria dan wanita semuanya berhamburan. Dengan lokasi yang strategis masapun mulai berlari menuju kompleks Seminari Tinggi Interdiosesan, tak lama kemudian terlihat TNI/ POLRI telah berada di dalam kompleks dan mulai mengejar disertai dengan tembakan yang terus menerus hingga rerumputan pun bergoyang dengan kepanikan apalagi orang-orang yang masih sementara kepanikan dalam hatinya berkoyang dengan tidak enak.

Di dalam kompleks ini, terlihat beberapa orang ditangkap bahkan, ada juga seminaris yang hendak masuk ke wisma ikut ditangkap. Seakan Kompleks seminari telah menjadi target, terdengar beberapa aparat TNI yang berada di situ dengan suara yang besar berkata “ katanya di sini tampat tinggal Pastor, aman, padahal tempat untuk menyimpan orang-orang jahat. Merekapun mulai masuk ke wisma, bahkan ada beberapa yang mulai mencoba untuk membuka pintu tetapi para seminaris yang ada di dalam tetap tenang dengan posisi pintu telah dikunci.

Hal yang lebih brutal lagi terjadi di Wisma Salib Suci yang didiami oleh para Frater yang berasal dari Keuskupan Agats. Seakan menjadi tempat persembunyian para buronan, aparat TNI/ POLRI yang masuk ke tempat ini dengan tindakan yang tidak terpuji mulai menghancurkan tempat dan membongkar Pintu dengan goyang tembakan senjatara ini, bahkan dua buah CPU, milik keuskupan ikut diangkat dan ruang komputer diobrak abrik. Menurut keterangan beberapa Frater yang pada saat kejadian sedang mengamankan diri di dalam kamar mereka mengatakan, “ pada saat mengobrak-abrik ruang komputer, mereka (aparat TNI/ POLRI) mengatakan mahwa CPU yang diambil katanya akan dijadikan sebagai bahan bukti”. Suasana yang tegang ini berlangsung higga malam hari, bahkan untuk mengamankan diri para Frater.

Hal yang paling mengejikan adalah MERDEKA!!! NKRI HARGA MATI, dan DAMAI ITU INDAH kedua kalimat ini diwujudkan dengan menembak dua orang yaitu satu orang anggota PETAPA dan satu orang anggota KOMNAS HAM. Disisi lain juga, Presiden Papua, Perdana Menteri serta jajarannya dipukul dengan senjata berduri lalu dihukum mati dalam penjara. Baru-baru ini, TNI/POLRI menembak mati Mako Tabumi di Perumnas II waena tepatnya 14 Juni 2012, menembak Mati kepala kampung di swiyo Tami Kerom tepatnya HUT/ TPN OPM 1 Juli 2012, ditembak mati warga non Papua yang berasal Negara Jerman di pantai Beisji Pasir dua pada saat rekreasi bersama Istrinya, bulan Mei 2012, berbagai kasus penembakan di Puncak Jaya, Timika, Paniai, Wamena , dan menembak mati 5 warga sipil di degeuwo pania, serta beberapa daerah yang belum disebutkan dari sejak tahun 61-an hingga tahun 2012 ini tak terkalkulasikan semua kejadian penembakan kepada orang yang tak berdaya itu semuanya dilakukan oleh TNI/ POLRI. Maka, Presiden mesti sadar dan cepat tarik kembali TNI/ POLRI dari Tanah Papua. Ketika pengiriman TNI/POLRI di Papua tidak aman dan selalu terjadi penembakan dimana-mana, penembakan manusia itu bukan di lakukan OPM/TPN dan OTK tetapi penembakan itu dilakukan oleh TNI/ OLRI sebagai saksi tanya pada alam Papua, hingga jawabanya akan di jawab oleh Bidadari Alam Papua. Bidadari Alam Papua minta di alog Jakarta-Papua segara tanggapi dengan serius, dialog juga bukan di alog pembangunan, kesejahteraan, Otsus dan UP4B tetapi di alog nilai kemanusiaan yang terjadi penembakan dimana-mana di Tanah Papua yang di mediatori dari pihak ketiga.

SUMBER: FACEBOOK.COM

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS