YOGYAKARTA (UMAGI)-- Aksi lanjutan Soidaritas Untuk Papua (Sup) Turun jalan
star dari Terminal Condong Catur menuju ke titik nol depan
Kantor Polda. Jl Rinrgroad Utara Daerah Istimewa Yogyakarta, pada (08/06/2012) Pukul 10.00Wib sampai selesai pada
pukul 12.00 Wib dengan pengawalan ketat oleh Aparat kepolisian Polda DIY. terait Kasus Pelanggaran Ham Papua.
Masa yang tergabung dalam Aksi damai sekitar ratusan mahasiswa/ Papua Yogyakarta-Solo dan Progresif Prodem bersolidaritas
dengan Organisasi kemanusiaan yang lain, untuk menyuarakan
terkait kekejaman misterius serta kekerasan Penembakan, Pembakaran rumah warga sipil dan Penangkapan Mahasiswa Maupun Aktivis Papua, dalam dua bulan terakhir (Mei-Juni 2012), terhadap rakyat Papua. ini sesungguhnya Pelanggaran Hak Asasi Manusia (Ham) terbesar yang dilakukan oleh oknum Militer Indonesia di Papua.
Masa aksi memegang Spanduk ukuran besar dengan tuliasn "Segerah Tarik Militer Dari Tanah Papua!" dan poster-poster berupa Foto korban penembakan oleh Militer, maupun poster tulisan seperti "INDONE'SIA'L SEGERAH ANGKAT KAKI DARI TANAH PAPUA!", TARIK MILITER NONORGANIK DAN ORGANIK DARI PAPUA, SBY BUDIONO BERTANGGUNG JAWAB KASUS HAM PAPUA. terlihat rapi dalam aksi damai sup.
SUP juga, menilai kinerja Kepolisian dan Tentara Indonesia, selama ini di Indonesia, tidak profesional banyak pelanggaran ham yang terjadi beberapa kota besar Sumatera (Aceh,), Kalimantang, Sulawesi, Jawa, Ambon, bahkan lebih Para lagi di Papua.
Pelanggaran Ham di Papua, mulai Sejak Aneksasi tahun 1961 sampai detik ini jutan korban jiwa warga Papua tak berdosa yang berkorban diatas Tanah leluhur mereka sendiri. Negara dalam Hal (Indonesia) tidak Perna Ungkap siapa Pelakunya sebanarnya, selalu saja di piarah oleh negara, tutur dalam orasinya salah satu mahasiswa Papua.
Sup Mengutuk Keras terhadap tindakan brutal oleh oknum Militer (Tni-Polri) dimana Aparat Penegak Hukum Melakukan
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi sejak tahun 1961
hingga saat ini tidak pernah diselesaikan secara hukum yang berlaku
di republic Indonesia. Maka, militer Indonesia harus segara ditarik
dari tanah Papua dan buka ruang demokrasi Seluas-lausnya bagi rakyat
Papua,”
Tambah lagi, Sup Juga Ikut berduka cita atas Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Almarhum Tuan Mako Tabuni di bunuh oleh Oknum Polda Papua, karena Selama ini dia Berbicara Vokal Tentang Papua Merdeka, Bukan alasan lain. Mako juga tidak memiliki Senjata, Pistol, alat Cangki lainnya, dia Hanya Memiliki "Mekapon" guna membangkitkan semangat rakyat dalam aksi Masa KNPB dengan kata "Lawan",Orasinya.
Tuntutan Aspirasi Solidaritas untuk Papua langsung diterima baik oleh perkilan POLDA DIY STEPHEN M NAPIUN, S.IK., SH. KABID HUMAS. Mereka berjanti akan teruskan ke Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jakarta dan Majenils Rakyat Papua (MRP) Papua
lanjut, Stepen setiap tindakan pelanggaran ham Papua dan kota lain sering dilakukan Proses hukum yang berlaku. dia juga mengakui perlakuan yang dilakukan oleh kepolisian Polda Papua memang Berlebihan dalam dua Bulan terakhir ini.
tambah lagi, Kami juga sangat pedi melihatnya
kekerasan militer yang dilakukan terhadap Masyarakat Papua, karena
itu, mahasiswa
pun jangan diam disini tetapi, mahasiswa harus tuntut terhadap Kaporli
dan Peerintah untuk kekerasan Pelanggaran Ham besar-besaran yang dilakukan oleh
Militer Indonesia terhadap masyarakat Papua ini, tuturnya.
Leczhy Degei Kordinator Umum Solidaritas Untuk Papua
menambahkan, tercatat berbagai kasus kekerasan yang menelan korban
jiwa dan luka-luka justru dilakukan oleh Tni dan aparat kepolisian.
Dengan melihat rentetan peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh
aparat militer Indonesia terhadap rakyat Papua tersebut, maka
solidaritas untuk Papua juga menuntut rezim SBY Budiono untuk segera
menarik militer dari seluruh tanah Papua dan usut tuntas kasus-kasus
pelanggaran HAM di Papua.
Tambah lagi, Militer Indonesia telah gagal menjalankan tugas negara di Papua, tindakan aparat penegak hukum sangat-sangat berlebihan. “SBY hanya melindungi kapitalis investasi asing dan Antek-antek rezim (SBY-Boediono) dengan kekuatan Militer, dari pada melindungi rakyat Papua,” ujar Leksi.
Maka itu, Sup meminta agar militer ditarik dari tanah Papua, dan pelanggaran HAM harus diusut tuntas, pasalnya, keberadaan militer di tanah Papua terbukti menciptakan situasi Papua yang tidak kondusif. Adapaun pernyataan sikap SUP yang dibacakan oleh Leksi Degei,
"Pertama, buka ruang demokrasi untuk rakyat
Papua. Kedua, tarik militer (TNI-POLRI) organik maupun non-organik
dari seluruh tanah Papua. Ketiga, copot Kapolda Papua dan
Pangdam XVII/Cenderawasih; Dan Keempat, Polda Papua segera
melakukan uji balistik untuk membuktikan pelaku penembakan di tanah
Papua, Kelima Segerah mengerluarkan Tahanan Kawan-kawan Kami KNPB dan Tahanan Politik tanpa alasan apa pun, keenam Gabungan Polisi dan TNI merampas barang-barang Penghuni Asrama
Mahasiawa Cendrawasih antaranya: 4 lektop dan 2 hp segera di kembalikan,"pernyataan sikap.
Selanjutnya, tutup dengan doa, akhiri dengan Aman,
kemudian lanjut longmarch kembali ke Terminal Condong Catur RingRoad Utara di lanjutkan dengan Aksi Pawai sambil bernyanyi Menuju Asrama Papua. (Andy Ogobay)
FOT SAAT MASA KUMPUL TERMINAL CONDONG CARTU
MASA AKSI SEDANG MENUJU POLDA DIY
MASA AKSI DEPAN KANTOR POLDA DIY INTER, POLISI WARTAWAN TERLIHAT DENGAN JELAS.
ORASI POLITIK PERWAKILAN DARI FNMP
ORASI POLITIK DARI PERWAKILAN ALIANSI MAHASISWA PAPUA KOMITE KOTA YOGYAKARTA
FOTO SAAT PERWAKILAN POLDA MENERIMA ASPIRASI SOLIDARITAS UNTUK PAPUA
FOTO-FOTO AKSI
MASA AKSI SEDANG MENUJU POLDA DIY
MASA AKSI DEPAN KANTOR POLDA DIY INTER, POLISI WARTAWAN TERLIHAT DENGAN JELAS.
ORASI POLITIK PERWAKILAN DARI FNMP
ORASI POLITIK DARI PERWAKILAN ALIANSI MAHASISWA PAPUA KOMITE KOTA YOGYAKARTA
ORASI POLITIK DARI PRODEMOKRASI (PRODEM) MAHARDIKA
FOTO SAAT PERWAKILAN POLDA MENERIMA ASPIRASI SOLIDARITAS UNTUK PAPUA
SETELAH SELESAI AKSI DAMAI LANJUT DENGAN LONGMARCH KE TERMINAR CONDONGCARUR
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!