Monday, March 12, 2012

Masyarakat Deiyai Palang Kantor KPU Papua

Mypapua     1:21 PM   No comments

JAYAPURA (UMAGI)-- Kedatangan puluhan masyarakat Deiyai di Kantor KPU provinsi Dok II Jayapura, Senin (12/3), adalah untuk memprotes terhadap penetapan pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati di Kabupaten Deiyai.
Dalam unjukrasa tersebut puluhan masyarakat Deiyai  membawa sepanduk dengan bertuliskan, segera perintahkan KPU Deiyai untuk hentikan tahapan pemilukada karena dinilai tidak sesuai dengan aturan Perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, Komunitas Masyarakat Independen Deiyai (KOMID) juga  meminta agar KPU Deiyai segera di PAW-kan.

"Aturan apa yang diverifikasi untuk menentukan sembilan kandidat, segera diberhentikan tahapan Pemilukada yang sedang berjalan di Kabupaten Deiyai karena masyarakat keberatan dengan keputusan KPU Deiyai," kata koordinator Demo, Tinus Adi.
Dalam aksi tersebut massa juga menuntut agar Panwaslukada segera perintahkan KPU Papua untuk meminta KPU Kabupaten Deiyai untuk memberhentikan semua tahapan.
"Panwaslukada Provinsi segera turunkan tim ke Deiyai untuk investigasi semua yang dilakukan oleh KPU Deiyai," tandasnya.

Tinus Adi menilai, KPU provinsi telah melakukan pembunuhan karakter secara sistematis, sehingga mengakibatkan kekacauan di Pegunungan Tengah.

"Kami tidak menyalahkan KPU Deiyai karena mereka berada dibawah tekanan KPU Provinsi. KPU Provinsi telah melakukan diskriminasi sehingga mengakibatkan kekacauan di Pegunungan Tengah. Dan mereka adalah biang-biang kekacauan," ujarnya.

Dia mengungkapkan, bagaimana bisa ada sembilan kandidat, karena di DPRD Deiyai hanya 20 kursi.

Untuk itu, lanjutnya, KPU Provinsi harus segera hentikan tahapan Pemilukada Deiyai, sebab tidak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

“Panwaslu tidak pernah tegakkan aturan yang sebenarnya dan KPU Provinsi itu adalah biang terjadinya bentrok atau pembunuhan di pegununagan, contohnya kabupaten Puncak, Tolikara dan yang lainnya. Maka kami datang untuk mencegah hal itu terjadi daerah Pegunungan lainnya," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator KOMID, Tinus Mote mengatakan,  kedatangannya ke kantor KPU provinsi adalah untuk mempertanyakan sistem tahapan  pemilukada dalam hal ini terkait pendaftaran calon cabup dan wabup.
Pasalnya menurut dia, berdasarkan bukti yang lengkap, dari 20 kursi anggota DPRD, ada tujuh  calon dari partai dan dua dari independen, sehingga berjumlah sembilan calon dan ini sudah di luar dari peraturan.
Sementara jelas di PTUN sudah di tetapkan tiga calon. Dimana dua indenpenden dan satu calon dari partai.

"Kalau melihat apa yang terjadi jelas ada permainan kotor, dimana mereka adalah orang-orang KPU provinsi bukan KPUD Deiyai. Maka tuntutan kami, jangan buat lagi masalah sengketa pemilukada di Deiyai," ujarnya.
Dia menegaskan,  masyarakat Deiyai sudah belajar banyak dari masalah-masalah yang terjadi di daerah lain soal pemilukada. Untuk itu, pihaknya tidak ingin hal itu terjadi di kabupaten Deiyai.

Menyinggung soal aksi pemalangan yang dilakukan, jelas dia, ini terkait tidak ada satu pun anggota KPU provinsi yang menemui. Padahal empat  hari sebelumnya pihaknya telah menyurat ke KPU  dan meminta ijin ke Polda Papua terkait aksi ini.
"Sudah tiga jam kami disini, tapi anggota KPU tidak ada. Ada apa ini, mereka tau kalau mereka salah, sehingga kami terpaksa memalang gedung besar yang tidak berpenghuni ini dan memiliki banyak masalah," katanya.

Pada kesempatan itu juga, Tinus menyampaikan penyesalan akan  masalah pemilukada yang terjadi di kabupaten, sehingga menyatakan tiga ultimatum untuk KPU Provinsi, diantaranya "jangan sok tau", dan "sudah cukup masyarakat yang berjatuhan".

"Benny Sweeny itu orang Papua asli, Feery Karet orang master hukum milik Papua, tapi kenapa masyarakatnya di jadikan korban, sudah cukup di Tolikara dan Puncak jangan tambah lagi di daerah lain," tandasnya.

Dia menegaskan, pihaknya akan terus memalang dan melaporkan ke Panwaslu, Polda Papua dengan tuntutan bahwa pihaknya tidak di temui oleh anggota KPU sebagai masyarakat yang bermartabat datang melakukan unjuk rasa. (Jubi/Alex Loen)

SUMBER: TABLOIDJUBI

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS