Sunday, January 15, 2012

PENGAKUAN KEDAULATAN VS REFRENDUM

Mypapua     9:53 AM  



create a gifPAPUA (UMAGI)-- "Ibarat dua Petinju yang sedang merebut Sabuk kejuaran kelas Dunia.Tak ada kata mengalah atau duduk bicara baik-baik, yang ada hanyalah saling mengeluarkan jurus mautnya untuk menjadi pemenang."
Perjuangan untuk mendapatkan sebuah Kemerdekaan bukanlah hal yang semudah membalikkan telapak tangan, sejatinya adalah, komitmen, kerjasama serta kejujuran & Pengorbanan tanpa dalih kepentingan - kepentingan tertentu di baliknya.

Telah sekian puluh tahun Perjuangan kita lalui hinga saat ini cukup meghasilkan gerak maju ke arah terwujudnya cita-cita Rakyat Semesta Bangsa Papua Barat. Ironisnya, di tengah gencarnya kampanye & gejolak konflik yang makin mendapat perhatian serta simpati negara - negara lain, Rakyat Papua di terpa kebingungan yang mirip seperti tahun-tahun sebelumnya.

" Anak, coba kam yang sekolah pintar - pintar ni, tolong jelaskan ulang dolo, bapa macam tra mengerti ka.!" Suara pace Yaklep tiba - tiba picah dari sudut ruangan saat sosialisasi Papua Merdeka yang di lakukan oleh patriot - patriot Bangsa Papua Barat.

" Yoo..yang bapa tra mengerti tu apa.? " Tanya seorang Narasumber dengan muka serius

" Begini anak Mahasiwa " Lanjut Bapa Yaklep membuka pertanyaan nya



" Tadi anak dong bilang, tong harus berjuang tuntut Refrendum, karna hanya lewat Refrendum baru tong bisa Merdeka " dengan suara agak berat pace Yaklep lanjutkan de pu pertanyaan..
" Jadi, bapa pu pertanyaan tu begini, waktu Indonesia dong berjuang untuk merdeka tu, dong tuntut refrendum dulu baru dong merdeka ka dong merdeka dulu baru dong refrendum. ? "
Ruangan hening sedetik, tiba - tiba dari arah belakang terdengar suara bentakan dan bunyi kursi di banting
" Braak..!!! "
" Woii.. Yaklep, ko diam,! ko tanya barang tu yan masuk akal sedikit " Pece Titus tiba - tiba berdiri dengan muka emosi sambil menatap ke arah peca Yaklep yang su duduk kembali di kursi.
" Kalo ko tra senang, ko juga tanya to.! " Pace Yaklep lansung berdiri dari tempat duduk dan siap tantang pece Titus.
Suasana dalam ruangan mulai kacau, suara bisik - bisik yang cukup keras membuat ruangan makin panas. Hampir terlihat jelas peserta sosialisasi pecah menjadi dua kubu, yang satunya memihak pace Yaklep dan lainnya mendukung pace Titus, hanya beberapa orang saja yang terlihat memilih diam.
Dalam suasana yang cukup tegang, moderator cobah mengendalikan situasi.
" Bapa,mama,pace maca,tete,nene,kaka,ade, harap tenang dulu.Tong semua harus ingat,tong pu tujuan satu, yaitu Papau Merdeka " Dengan gaya bagai seorang Orator ulung menyampaikan pidato politik, moderator berhasil mengendalikan suasana.
Sunyi sejenak, sang moderator kembali menyampaikan orasi Politiknya
" ingat.! kita semua harus bersatu agar kota emas yang kita dambahkan dapat kita capai " Suasana ruangan makin hening, bagai terhipnotis dengan rangkaian kalimat yang menyejukkan hati. Orator makin tak terkendali melampiaskan rangkaian kalimat Intelktualnya. 
" Situasi seperti begini adalah Dinamika dalam perjuangan, kita harus menghargai perbedaan yang terjadi.!" Ungkap moderator
" Anak Mahasiswa.. Dinamika itu barang apa ka.? " tanya mama Yakoba dengan spontan. Keheningan pun sirna, situasi kambali gaduh.
" adoo mama, dinamika tu,macam tadi yang sa dengan yaklep tong dua baku melawan tu " pace titus berusaha menjelaskan agar suasana kembali tenang.
" oh, mama kira barang apa ka.? " sambil tersenyum malu - malu,mama tundukkan kepala ke arah lantai ruangan
Nampak narasumber membisikkan sesuatu ke moderator, tak lama kemudian moderator meminta perhatian para peserta untuk diam dan mendengarkan kelanjutan sosialisasi.
" Para hadirin sekalian, saya minta perhatian semua unutuk dengarkan lanjutan sosialisasi kita pada hari ini."
" Saya akan menjelaskan peroses Pengakuan Kadaulatan & proses Referendum dalam menyalasaikan Perjuangan Papua maerdeka." Kata narasumber
" Sabar dulu,anak ko jelaskan Pengakuan kedaulatan dulu, tadikan ko su bicara banyak tentang refrendum to" Desak bapa Yaklep tak sabar.
"ah Yaklep, ko diam sudah.! " teriak pace Titus
" Tra bisa.! anak kam jelaskan Pengakuan kedaulatan dulu, karna waktu sa ikut kongres rakyat Papua tiga di Jayapura tu, dong su deklarasi pemerintahan, trus dong bilang, tong su penuhi syarat menjadi sebuah negara, tinggal tong cari dukungan dari internasional saja langsung ada intervensi dari luar negri & PBB untuk Papau Merdeka. Kam tra ingat tanggal satu desember kemarin yang tong ibadah baru dong baca Presiden negara Papua pu pidato ka. tinggal Pengakuan saja langsung tong Merdeka" Pace Yaklep berusaha munjelaskan kembali peristiwa Kongres Rakyat Papau tiga.
" Yaklep kam blom urus orang - orang yang mati waktu kongres jadi,labih baik ko stop sudah, jangan ko mimpi Pengakuan tiba -tiba datang dari luar negri, yang mo merdeka itu torang, jadi tong harus berjuang, bukan duduk saja baru barang datang, lebih baik ko stop ikut orang-orang yang kerja dengan BIN itu. Refrendum itu Solusi menuju Merdeka "
Keributan akhirnya tak dapat di bendung lagi, moderator memilih untuk pending sementara kegiatan sosialisi & menyelesaikan keributan antara kubu pace Yaklep & Titus.Peserta pun satu persatu meningalkan ruangan tanpa bekal info akurat yang akan di bagikan kepada mereka yang tidak sempat hadir. Sebelum meningalkan ruangan, mama Yakoba mendekati meoderator & narasumber lalu berbisik agak keras
" Anak, tong pu tujuan sama,tapi kenapa tong tra bisa bersatu e..atau jangan sampe kam yang sekola pintar ni, yang bikin kaco perjuangan..begini yang lawan baca. "
Dengan tersenyum penuh makna, mama yakoba berlalu dengan segudang tanya di hatnyai.......


Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

Translate

Followers

NEWS