EDUDA
- MABES TPN-OPM PANIAI, WEST PAPUA
Pos Pertahanan TPN-OPM Hati Jantung Sang Bintang
Kejora
Seluruh
Rakyat dari bangsa Papua Barat telah lama mengusir penjajah NKRI dari tanah
Papua sejak tahun 1960-an. Oleh karena itu NKRI telah mulai melakukan Genocida
di tanah Papua melalui berbagai cara dan sistematis. Kami rakyat Papua sudah
sedang berada pada sasaran korban yang kita tinggal tunggu waktu untuk meninggal
satu demi satu dari tanah Papua.
Melalui
pertimbangan demikian, kita telah berhasil membangun berbagai pos-pos
pertahanan sebagai basis saya militer TPN-OPM se-tanah Papua Barat untuk merangkul
rakyat dan meyakinkan Masalah Perjuangan Politik Rakyat Papua Barat kehadapan
masyarakat international. Kami pihak TPN-OPM Paniai telah lama mengutamakan
perjuangan Kemerdekaan Papua Barat dengan cara damai untuk selamatkan
perjuangan kita yang sangat lama ini. Selanjutnya, setelah berulangkali
menghadapi kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat bersenjata di
Papua. John Rumbiak dan kawan-kawannya mulai memperjuangkan “Zona Damai” di
Tanah Papua. Itu berarti, kedua belah pihak, yakni sayap militer gerakan
kemerdekaan Papua Barat dan angkatan bersenjata Indonesia, perlu sama-sama
menyepakati untuk mengurangi konflik bersenjata di antara kita. Dengan susah
payah, Panglima TPN-OPM, Thadius Yogi mau menerima gagasan itu dalam pertemuan
di Paniai, 14-15 Agustus 2002. Dari pihak angkatan bersenjata Indonesia,
gagasan itu disetujui oleh Kapolda Papua waktu itu, Irjen (Pol) Made Pastika,
yang juga mau bekerjasama dengan ELSHAM untuk mengusut penembakan terhadap
serombongan guru Sekolah International Freeport, 31 Agustus 2002. Selain itu,
kerjasama dengan ELSHAM, sang Kapolda memprakarsai sebuah Seminar Nasional di
Jayapura, di bulan November 2002, untuk menentukan langkah-langkah guna
mewujudkan “Zona Damai”. Namun ledakan bom Bali pertama, 12 Oktober 2002
menggugurkan gagasan mulia ini. Sayangnya, Kapolda Papua penggantinya, Irjeb
(Pol) Tommy Jacobus, dan Kapolda-Kapolda Papua sesudahnya, mengubur hidup-hidup
gagasan zona damai itu.
Namanya
perjuangan politik, pasti saja ada pengorbanannya. Hasil pemberlakuan zona
damai di tanah Papua masalah diplomasi Papua berjalan sesuai keinginan kami
rakyat Papua, baik di dalam negeri maupun luar negeri seperti perjuangan
diplomasi telah/sedang dibangun oleh beliau Octovianus Mote di Amerika Serikat,
beliau Benny Wenda dkk di Inggris, Andy Ajamiseba, Yanus Bukopioper, dan John
Ondoame di Vanuatu, Moses Weror di PNG dkk, Oridek AP dkk di Belanda, Herman
Wainggai dkk di Australia dan lain-lain. Tidak ketinggalan pula bagi kita para pelaku
perjuangan yang sedang mempertahankan gengsi perlawanan TPN-OPM di tanah Papua
melawan kekuatan TNI/POLRI untuk mendapatkan kebebasan saling mengunjungi antar
KODAP mempersatukaan persepsi perjuangan mengussir penjajah NKRI dari Papua.
Karena
masalah perjuangan politik kita telah memilih dengan cara damai tanpa
pengurangi prinsip dan tujuan perjuangan rakyat bersama sayap militer TPN-OPM
untuk lepaskan Papua dari NKRI, maka kitapun sedang merasakan hasilnya yaitu kita
sedang melaksanakan Upacara Pengibaran Bendera Negara Papua Barat 01 Desember
2010 sebaggai Hari Lahirnya Bangsa Papua Barat Ras Melanesia Bersama Bendera
Bintang Kejora dan Atribut Kenegaraan lainnya di Eduda, Paniai West Papua dalam
keadaan yang aman. Seluruh rakyat Papua Barat se-tanah Papua tidak begitu aman
sempat melakukan upacara pengibaran Bendera Sang Bintang Kejora seperti kita di
Paniai. Kita tetap doakan mereka di Kodap-Kodap TPN-OPM lain di Tanah Papua
mengingat pengaman pihak TNI/POLRI yang dinilai sangat ketat mengawasi kegiatan
upacara 01 Desember 2010 sebagai hari bersejarah ini dapat dirayakkan.
Seluruh
wilayah di tanah air Papua Barat dijaga ketat oleh TNI/POLRI kecuali kita di
Eduda Markas Besar TPN-OPM Dev. II Makodam PEMKA IV Paniai yang bebas
melaksanakan Upacara Bendera memperingati hari lahirnya Bangsa Papua Bersama
Bendera Sang Bintang Kejora dan atribut kenegaraan Bangsa Papua seperti lagu
Hai TanahKu Papua, Burung Mambruk sebagai lambang negara, dan lain-lain.
Saya
atas nama Panglima TPN-OPM mewakili Pangdev II Makodam Pemka IV Paniai dengan
sangat meminta kepada seluruh jajaran TPN-OPM Dev. II Makodam Pemka IV Paniai
adalah sebagai berikut :
1.
MEWASPADAI
TERHADAP SETIAP ANCAMAN YANG AKAN MASUK MELAKUKAN PEMBUSUKAN SISTEM PERJUANGAN
PAPUA MERDEKA.
-
Kita
harus waspada terhadap Ancaman dari dalam tubuh Organisasi TPN-OPM, baik yang
bisa berkembang dari issue keluarga, kampong, seksi, Pleton, Kompi, Batalyon
-
Kita
harus waspada terhadap Ancaman dari luar seperti keadatangan para tamu yang
akan masuk ke Mabes mempengaruhi system baru untuk merusak sistem perjuangan
kita yang sudah lama terbangun di tubuh organisasi TPN-OPM Dev II Makodam Pemka
IV Paniai.
-
Kita
tidak akan mendukung/memberikan Rekomendasi kepada setiap permohonan yang akan
disampaikan oleh pribadi maupun organisasi apapun berdasarkan VISI dan MISI
perjuangan Organisasi Induk TPN-OPM yang sifatnya akan merusak system
perjuangan TPN-OPM dan merugikan hak dan kewajiban orang lain yang seharusnya
tidak boleh dilakukan.
-
Kita
harus dan mampu membedakan “Musuh Utama Kita” di Tanah Papua adalah NKRI.
-
Kita
tidak akan mendukung setiap aktivitas yang akan mengarah pada perlawanan antar
Epa, Fam dan Suku Asli Papua di Tanah Papaua tanpa kecuali. Karena cara-cara
demikian bisa dipakai oleh kelompok yang pro NKRI untuk menghambat perjuangan rakyat
untuk mencapai Kemerdekaannya.
-
Kita
sebagai anggota prajurit TPN-OPM di lapangan selalu siap bertempur apabila ada
perintah operasi dari Panglima Dev II Makodam Pemka IV Paniai tanpa syarat.
-
2.
MEMBUANG
RASA KECIL HATI YANG ADA DI DALAM DIRI KITA DAN SEGERA AKAN MENGGALANG
PERSATUAN DAN KESATUAN ANTARA PARA PEJUANG.
-
Kita
segera membuang perasaan di dalam hati masing-masing para pejuang bahwa
perjuangan kita sudah capai, bingung, gagal dan takut mengalami pengorbanan
dalam menjalankan perjuangan panjang untuk segera akan mengakirinya.
-
Kita
segera akan membuang perasaan KECIL HATI karena masuknya isu-isu yang
menyesatkan dalam perjuangan seperti kapan Papua Mau Merdeka, Kamu Punya Uang
Itu Dimana, Kamu punya Senjata, kamu akan ditangkap, ditembak dan lain-lain.
3.
MEMPERTAHANKAN
GENSI PERJUANGAN PAPUA MERDEKA.
Kita semu harus punya prinsip yang
kuat untuk mempertahankan gengsi
perjuangan sampai mencapai Kemerdekaan Bangsa Papua.
4.
MEMBUKA
HUBUNGAN KERJASAMA DENGAN KODAP-KODAP TPN-OPM LAIN DI TANAH PAPUA BARAT.
Kita segera akan membuka kembali
hubungan kerjasama antara Kodap-Kodap TPN-OPM di Tanah Papua untuk mempererat
tali perjuangan bersama rakyat.
5.
KITA
AKAN MELAKUKAN KOORDINASI POLITIK YANG BAIK TERHADAP FAKSI-FAKSI PERJUANGAN
LAIN UNTUK MENGGALANG PERSAUDARAAN.
Kita juga akan kirimkan perwakilan
dari Dev. II Makodam Pemka IV Paniai untuk bergabung dalam berbagai kegiatan
politik yang akan dilakukan bersama antara sesame Faksi yang akan dilakukan di
kota seperti Jayapura dan lain-lain.
6.
KITA
AKAN UTAMAKAN DIPLOMASI LUAR NEGERI
KAMI TIDAK MEMBEDAKAN PARA
DIPLOMATOR, BAIK ORANG GUNUNG MAUPUN ORANG PANTAI dalam upaya membangun
diplomasi Papua Barat. Kita segera akan satukan
barisan dan bangkitkan semangat perjuangan politik Papua Merdeka dari dalam
negeri untuk mendukung para Pejuang Papua Merdeka yang telah, sedang dan akan
menjalankan perjuangan diplomasi politik di luar negeri seperti saudara
Octovianus Mote dkk di Amerika Serikat, Saudara Benny Wenda dkk di London, Saudara
Andy Ayamiseba, Sauadara John Ondoame dkk di Vanuatu, Saudara Oridek AP dkk di
Belanda, Saudari Paula Makabory, Saudari Johana Rumere, Saudara Hengki
Rumbewas, Saudara Herman Waainggai, Saudara Rex Rumakiek dkk di Australia dan
lain-lain untuk mempercepat proses penyelesaian Masalah Krisis Politik Papua
pada kesempatan pertama.
Pernyataan
Sumpah Kolonel John Yogi:
Akhir
dari upacara ini, Kolonel John Yogi Komandan Pengawal Panglima Dev. II Makodam
Pemka IV Paniai menyampaikan kepada seluruh peserta upacara yang hadir di Mabes
Eduda bahwa saya tidak pernah menerima uang apapun dari NKRI, baik melalui
TNI/POLRI, BIN, BAIS, Inteligen maupun Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
Paniai. Saya adalah anak darah Pejuang Papua Merdeka yang lahir besar di medan
pertempuran untuk mempertahankan Roda Revolusi Pergerakan Kemerdekaan Bangsa
Papua Barat. Dengan sesungguh-sungguhnya, saya bersumpah kepada Tuhan Allah
(Ugatame) di hadapan saksi seluruh peserta upacara Bendera Bintang Kejora yang
hadir di Eduda serta Langit dan Bumi. Saudara-saudara yang akan coba pergi cek
bukti penerimaan uang dari NKRI, semuanya itu pasti ada bukti tanda terimanya
sebagai pegangan pemberi. Saya hanya sangat membutuhkan dukungan kerjasama dari
semua pihak untuk mempercepat proses penyelesaian masalah Papua Merdeka. Dulu,
hanya orang-orang tua saja sudah/masih kuat mempertahankan perjuangan politik
ini. Mengapa kita sebagai generasi muda asal Paniai ini tidak bisa melawana
kekuatan TNI/POLRI?
John
Yogi telah menolak dengan tegas atas permintaan perang yang disampaikan oleh Hans
Gobay dan Habel Nawipaa di Eduda Mabes TPN-OPM Paniai. Habel Nawipa adalah, aktor
yang membakar Kantor YLSM Pegunungan Tengah Papua Barat Kabupaten Paniai di Komopa tertanggal 19 Juni 2008 (katanya mereka
adalah utusan dari KNPB). Mereka sangat memaksa pihak TPN-OPM Paniai melakukan
perang terhadap Militer Indonesia. Tetapi Saya John tidak kenal saudara yang
namanya Habel Nawipa, saudara baru saja masuk ke Eduda, Mabes TPN-OPM Paniai.
Sampai saat ini kamu punya kegiatan tidak jelas. Saya minta dengan sangat,
saudara-saudara tidak boleh bawa-bawa masalah pribadi, keluarga dan kampung ke
Mabes TPN-OPM Paniai di Eduda.
Tugas
kami yang paling utama adalah melakukan perlawanan terhadap TNI/POLRI apabila
mereka menjalankan operasi tumpas terhadap kami rakyat Papua dan TPN-OPM.
Sepanjang NKRI tidak memberlakukan DOM, kami tetap akan mendukung upaya-upaya
perjuangan Damai yang dilakukan rakyat melalui FORDEM atau sederajatnya untuk
mengusir penjajah NKRI dari Papua. Selain itu, kami juga sangat mendukung
setiap perjuangan yang dilakukan oleh para diplomat Papua Merdeka yang sedang
berjuang di luar negeri dan dalam negeri sambil tunggu perintah pimpinan TPN-OPM Dev.
II Makodam Pemka IV Paniai untuk menjalankan operasi perlawanan terhadap
TNI-POLRI.
Kami
sayap militer TPN-OPM Dev. II Makodam Pemka IV Paniai akan menjalankan tugas
operasional lapangan melawan kekuatan TNI/POLRI setelah ada persetujuan dari
Rakat Papua Barat di Paniai selaku pemegang kadaulatan untuk menentukan
nasibnya sendiri yang telah dianeksasikan oleh Pemerintah Amerika Serikat,
Belanda, Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Perjanjian New York
15 Agustus 1962 untuk melaksanakan PEPERA 1969 yang telah dinyatakan Cacat
Hukum.
Demikian
Pidato ini saya sampaikan kepada para hadirin sekalian dan atas perhatian serta
kerjasamanya disampaikan terima kasih. IMANUEL.
<><><><><><> <><><><> <> <><><><><><> <><><><><><><><> <><><><><><><><> <><> <><> <><><><> <> <> <><><><><><> <><><><><><><><> <><><><><><><><> <><> <><> <><><><> <><>
DIKELUARKAN
DI :
|
PANIAI
WEST PAPUA |
PADA
TANGGAL :
|
01
DESEMBER 2010
|
TTD
<><><><><><> <><><><> <> <><><><><><> <><><><><><><><> <><> <><> <><><><> <> <> <><><><><><> <><><><><><><><> <><> <><> <><><><> <><>
KOLONEL OLIVA GOBAY
|
PANGLIMA KODAP IV PANIAI
|