Wednesday, October 19, 2011

SOLIDARITAS UNTUK PAPUA (SUP) YOGYAKARTA, SBY-BUDIONO SEGERAH TUNTASKAN PELANGGARAN HAM DI PAPUA (FREEPORT)

Mypapua     2:39 PM   No comments



SOLIDARITAS UNTUK PAPUA
(SUP)
(IPR-Y, FMN, IB, AMP, GANNJA, GPP)
“Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua (freeport)”
 Umagi Papua - Yogyakarta  tanggal 19/10/2011,  Solidaritas Untuk Papua dan Mahasiswa/i Papua Daerah Istimewa Yogyakarta  (DIY)  menyikapi penembakan karyawan PT. Freeport Indonesia,  pusat kegiatan di bundarang UGM, dengan mengadakan Pemasangan Seribuh lilin untuk tanda bukti bahwa Hak Asasi Manusia (Ham) di Papua Mati. Dalam orasi tersebut menuntut Pelangarang yang di lakukan oleh aparat Militer Indonesia dengan tidak manusiwi hingga mengorbangkan 2 orang tewas dan 6 orang lainnya yang sedang rawat di rumah sakit RSM Timika Papua dan masih banyak korban  yang belum ketahui kronologisnya.
adapun  tergabung dalam Solidaritas Untuk Papua (Sup) Aliansi Mahasiswa Papua Yogyakarta (Amp), Gerakan Anti Penjajah (Ganja), Gerakan Pemuda Progresif (Gpp). Indonesia Bangkit (Ib),  Front Mahasiswa Nasional (Fmn)  Aliansi Mahasiswa Riau (Amr) Prodem Yang Lain. Dalam orasi dari setiap perwakilan  Organisasi baik dari Prodemokrasi (prodem) maupun organisasi Ikatan setiap kabupaten yang ada di Yogyakarta dan seluruh mahasiswa menyampaikan aspirasi tuntutan kepada Presiden SBY dan Budyono sebagai presiden republik Indonesia harus bertanggun jawab atas pelanggaran HAM di Papua sampai selesai. (Freeport). Jika pemimpin Negara tidak bertangung jawab atas Penembakan yang di lakukan di areal PTFI ini pelaku utama aparat Kepolisian Indonesia. Dengan itu sangat tidak memanusiawi (Brutal) yang dilakukan oleh Aparat Militer Indonesia di Papua,  maka kami sebagai mahasiswa akan menuntut terus hingga sampai pelangaran HAM tersebut itu selesai.
Pernyataan sikap  
Term Of Refrence (TOR)

SOLIDARITAS UNTUK PAPUA
(SUP)
(IPR-Y, FMN, IB, AMP, GANNJA, GPP)
“Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua (freeport)”

Salam Demokrasi !
Semakin tajamnya krisis yang tengah diderita oleh Imperialisme saat ini, semakin memperhebat penghisapannya terhadap rakyat diberbagai negeri. Kuatnya pengaruh Imperialisme terhadap negara-negara jajahan, setengah jajahan dan setengah feodal, melalui rezim boneka yang dibentuknya pula telah semakin memperkuat dominasinya di dalam negeri tersebut. Kenyataan ini semakin tampak dengan semakin meluasnya monopoli dan penguasaan atas sumber-sumber sumber daya alam lainnya
Penerapan politik upah murah yang dijalankan oleh rezim SBY-Boediono dapat kita lihat ketika ribuan buruh PT Freeport Indonesia yang melakukan mogok kerja untuk menuntut adanya perbaikan upah dan kesejahtraan buruh PT Freeport Indonesia. Aksi mogok kerja hampir 8000 buruh PT Freeport yang sudah berlangsung sejak tanggal 15 September hingga 15 Oktober. Gaji buruh PT Freeport Indonesia merupakan terendah jika di bandingkan dengan PT Freeport di Negara-negara lainnya. Pada tahun 2006, PT Freeport McMoran membayar pekerja di Amerika Utara sebesar $ 10,70 per jam, di South Amerika, dibayar $ 10,10 per jam, tetapi di Indonesia itu hanya $ 0,98 per jam. Pada tahun 2010, pembayaran upah telah mencapai rata-rata $ 66,43 per jam, sedangkan di Indonesia itu hanya $ 4,42 - $ 7,356 per jam.
Kondisi ini juga semakin parah ketika berkaitan dengan tingginya harga kebutuhan pokok yang harus ditanggung oleh buruh dan masyarakat papua yang ada disekitaran Freeport, karena keberadaan PT. Freeport sebagai salah satu perusahan tambang terbesar milik asing yang ada di Indonesia mempengaruhi standard dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang ada tanah Papua, terlebih dengan adanya diskriminasi upah Buruh asing-buruh lokal yang dipekerjakan oleh PT. Freeport , buruh asing dibayar (digaji) dengan Dolar yang standar gajinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan buruh lokal setempat.
Namun, pagi hari Senin pada tanggal 10 Oktober 2011 lalu, buruh dan masyarakat sekitar PT. Freeport yang melakukan aksi mogok kerja dan melakukan protes kepada pihak management PT. Freeport yang melakukan Hiring of the employees (Mempekerjakan karyawan) baru dari luar daerah untuk menggantikan buruh yang sedang melakukan pemogokan. Sangat disayangkan, aspirasi Buruh tersebut kemudian ditanggapi dengan kekerasan dan disambut dengan peluru dan pentungan dari aparat kepolisian. Akibat tindakan brutal aparat kepolisian tersebut, menelan korban seorang buruh yang tertembak dibagian dada kirinya hingga meninggal dan melukai 2 orang buruh yang terkena peluru karet di bagian punggung serta 2 orang lainnya terluka dibagian kepala akibat pukulan, serta korban lainnya yang juga mengalami luka.
Sikap rejim yang reaksioner dan cenderung abai terhadap pelanggaran HAM tersebut ditunjukkan oleh Pemerintah atas aksi buruh Freeport dan Masyarakat papua yang sebenarnya sudah berjalan cukup lama bahkan sampai meninggalkan korban tersebut telah menambah catatan derita rakyat Indonesia. Kenyataan tersebut semakin menunjukkan bahwa pemerintah saat ini sama sekali tidak berpihak pada rakyat apalagi niat baik untuk mensejahterakan rakyat. Bahkan, atas peristiwa yang saat ini terjadi di Freeport dan Masyarakat Papua juga semakin memperterang dan memperbanyak fakta bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan rezim fascist (Fasis) yang selalu menggunakan kekerasan dalam menjalankan kebijakan dan untuk memaksakan kehendaknya terhadap rakyat. Demikian hal nyata yang juga menunjukkan bahwa rezim ini (SBY-Boediono) adalah Rezim boneka anti Rakyat dan anti Demokrasi.
Namun, pemerintahan reaksioner pimpinan SBY-Boediono melakukan pembusukan atas kasus penembakkan dengan menyalahkan buruh PT. Freeport Indonesia yang telah membakar satu unit mobil. Padahal, peristiwa penembakkan terhadap buruh PT. Freeport Indonesia lebih dahulu terjadi sebelum peristiwa pembakaran mobil. Serta, SBY-Boediono melalui aparat kepolisian menuding tindakan yang dilakukan oleh ribuan buruh PT Freeport Indonesia sebagai bentuk separatisme yang dilakukan oleh rakyat Papua. Padahal pada kenyataannya, perjuangan buruh tersebut menginginkan adanya kesejahteraan bagi ribuan buruh PT Freeport yang selama ini selalu “dipinggirkan” serta mendesak PT Freeport untuk cabut dari Indonesia karena tidak memiliki sumbangsih bagi rakyat Indonesia.
Dari paparan tersebut diatas, maka Kami dari Solidaritas Untuk Papua Menyatakan Sikap “Mengecam Sikap Abai Pemerintah yang melakukan pembiaran atas kasus yang dialami oleh Buruh Freeport dan Masyarakat Papua, Mengutuk Tindak kekerasan yang dilakukan oleh Aparat kepolisian yang mengakibatkan meninggalnya Buruh Freeport dan korban luka lainnya dan, menyatakan dukungan secara penuh atas perjuangan Buruh Freeport dan Masyarakat Papua.
Untuk itu kami dari Solidaritas Untuk Papua Menuntut (SUP):
Adapun Tuntutan yang didorong adalah:
1.       Menghentikan kekerasan terhadap rakyat papua.
2.       Usut tuntas pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
3.       Hentikan diskriminasi dalam pengupahan PT freeport.
4.       SBY – Boediono harus bertanggung jawab terhadap khasus penembakan di Papua.
5.       Hentikan perampasan tanah di Papua untuk tambang.
Hidup Rakyat Indonesia!
Hidup Mahasiswa!
Jayalah Perjuangan Massa!

Foto Kegiatan:

Activity Photos:















































Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS