UMAGI-PAPUA - YOGYAKARTA Terjadinya penembakan yang diduga dilakukan aparat keamanan polisi terhadap buruh PT Freeport di Papua mendapatkan kecaman dari kalangan mahasiswa Papua di Yogyakarta.Aliansi Mahasiswa Papua dan Beberapa Pro demokasi (prodem) yang tergasbung dalam Solidaritas Untuk Papua (SUP) menggelar diskusi
public terkait bertema Pelangaran HAM (Hak Asasi Manusi) di Papua. Diskusi digelar di Asrama Papua, Jalan Kusumanegara Umbulharjo Yogyakarta.
“Penembakan terjadi lebih dulu sebelum para buruh membakar satu unit mobil saat melakukan aksi mogok makan dan menuntut peningkatan kesejahteraan terhadap perusahaan,” kata Direktur Pusat HAM UII Yogyakarta, Eko Prasetyo dalam dialog tersebut, Sabtu (15/11/2011).
Bahkan, lanjut dia, pemerintah justru menuding tindakan mogok kerja yang dilakukan ribuan buruh PT Freeport sebagai bentuk separatisme yang dilakukan oleh rakyat Papua. “Terjadi kasus pelanggaran HAM di Papua,” jelasnya yang menuding kegagalan Pemerintah rezim SBY-Boediono dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat Papua.
Menurut Eko, buruh PT Freeport melakukan protes kepada pihak manajemen menuntut peningkatan kesejahteraan, namun upaya para buruh ditanggapi dengan aksi kekerasan, berupa aksi penembakan dari aparat kepolisian hingga menyebabkan satu orang buruh tewas serta empat lainnya terluka.
“Perjuangan ini memang panjang, karena lawan (Freeport) yang dihadapi tidak sepele, yang penting sadarkan rakyat Papua dulu, bahwa mereka tertindas,” tegasnya.
Berbeda dinyatakan Akademisi Universitas Atmajaya Yogyakarta, Prof. Wisnu Broto. Ia mengatakan tindakan represif aparat keamanan hanya bertujuan untuk mengamankan keberadaan PT Freeport di tanah Papua. Meski begitu, ia sangat menyayangkan adanya penindakan tegas tersebut.
Saat ini pemerintah sudah mewacanakan kontrak dengan perusahaan asing, termasuk PT Freeport. “Saya berharap kontrak kerja ini nanti mewakili kepentingan pekerja, bukan hanya kepentingan pemodal asing saja yang didahulukan,” jelasnya"
foto kegiatan:
“Penembakan terjadi lebih dulu sebelum para buruh membakar satu unit mobil saat melakukan aksi mogok makan dan menuntut peningkatan kesejahteraan terhadap perusahaan,” kata Direktur Pusat HAM UII Yogyakarta, Eko Prasetyo dalam dialog tersebut, Sabtu (15/11/2011).
Bahkan, lanjut dia, pemerintah justru menuding tindakan mogok kerja yang dilakukan ribuan buruh PT Freeport sebagai bentuk separatisme yang dilakukan oleh rakyat Papua. “Terjadi kasus pelanggaran HAM di Papua,” jelasnya yang menuding kegagalan Pemerintah rezim SBY-Boediono dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat Papua.
Menurut Eko, buruh PT Freeport melakukan protes kepada pihak manajemen menuntut peningkatan kesejahteraan, namun upaya para buruh ditanggapi dengan aksi kekerasan, berupa aksi penembakan dari aparat kepolisian hingga menyebabkan satu orang buruh tewas serta empat lainnya terluka.
“Perjuangan ini memang panjang, karena lawan (Freeport) yang dihadapi tidak sepele, yang penting sadarkan rakyat Papua dulu, bahwa mereka tertindas,” tegasnya.
Berbeda dinyatakan Akademisi Universitas Atmajaya Yogyakarta, Prof. Wisnu Broto. Ia mengatakan tindakan represif aparat keamanan hanya bertujuan untuk mengamankan keberadaan PT Freeport di tanah Papua. Meski begitu, ia sangat menyayangkan adanya penindakan tegas tersebut.
Saat ini pemerintah sudah mewacanakan kontrak dengan perusahaan asing, termasuk PT Freeport. “Saya berharap kontrak kerja ini nanti mewakili kepentingan pekerja, bukan hanya kepentingan pemodal asing saja yang didahulukan,” jelasnya"
foto kegiatan:
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!