Tuesday, July 1, 2014

AMP, KAMI TETAP DAN TERUS NYATAKAN KEBENARAN

Mypapua     5:14 AM  

 
Rakyat Papua Barat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua [ A M P ] dihadang oleh Polisi, Utusan Sultan ke-X, dan Ormas Islam tepat di Jalan Raya Kusumanegara, sesaat sebelum tiba di rambu-rambu lalu lintas ke-2 dari arah Asrama Papua ke titik nol KM, Yogyakarta, Indonesia.
Kami dihadang di depan Taman Makam Pahlawan oleh Polisi sebelumnya.

Kami telah ikuti sesuai jalur. Di mana, telah memberikan surat pemberitahuan aksi demo damai 2X24 jam sebelumnya, kami tidak membawa Senjata Tajam, Senjata Api, Bom, entah apa pun benda yang akan mengatakan kami sebagai Separatis, Teroris, Kriminalis, Pengacau Keamanan, dan sejenisnya.
Kami justru membawa benda yang melengkapi kami sebagai pecinta Demokrasi, pecinta kedamaian, dan pecinta kebenaran.

Pada 01 Juli 1971 silam adalah momen sejarah bagi kami, rakyat Papua Barat. Tidak ada satu kelompok atau individu yang bisa menbengkokan sejarah itu. Momen ini adalah sejarah yang tetap terukhir dan ini adalah kelanjutan dari sejarah Papua Barat.

Setelah wilayah Papua dimasukan secara paksa lewat manipulasi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) oleh Indonesia, 14 Juli 1969, wilayah Papua dijadikan wilayah jajahan. Indonesia mulai memperketat wilayah Papua dengan berbagai operasi sapu bersih terhadap gerakan perlawanan rakyat Papua yang tidak menghendaki kehadiran Indonesia di Papua.

01 Juli 1971 bertempat di Desa Waris, Numbay, dekat perbatasan PNG dan Papua Barat, diproklamasikan kemerdekaan Papua Barat oleh Brigjend Zeth Jafet Rumkorem, selaku Presiden Papua Barat. Namun, proklamasi tidak dapat melepaskan Papua dari cengkraman kekejaman dan kebrutalan kekuatan militer Indonesia yang sudah menguasai seluruh wilayah Papua.

Berbagai operasi militer dilancarkan oleh Indonesia untuk menumpas gerakan pro kemerdekaan rakyat Papua Barat.

Hari ini, 01 Juli 2014, tepat 43 tahun peringatan proklamasi kemerdekaan Papua Barat, Indonesia semakin menunjukan watak kolonialisnya terhadap rakyat Papua. Berbagai peristiwa kejahatan terhadap kemanusiaan terus terjadi di Papua, hutan dan tanah-tanah adat dijadikan lahan jarahan bagi investasi perusahaan-perusahaan Multy Nationl Coorporation (MNC) milik negara-negara Imperialis.

Pembungkaman terhadap ruang demokrasi semakin nyata dilakukan oleh aparat negara (TNI-Polri) dengan melarang adanya kebebasan berekspresi bagi rakyat Papua didepan umum serta penangkapan disertai penganiyaan terhadap aktivis-aktivis pro kemerdekaan Papua.

Pernyataan sikap, tuntutan AMP adalah jelas. Berikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua Barat, menutup dan menghentikan aktifitas eksploitasi semua perusahaan MNC milik negara-negara Imperialis; PT. Freeport, BP, LNG Tangguh, Medco, Corindo, Mifee dan lain-lain dari seluruh Tanah Papua, serta Menarik Militer Indonesia organik dan non-organik dari seluruh Tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap rakyat Papua.

Bersama dengan artikel ini menyatakan, kami tetap di jalan dengan cara damai dan bersama sejarah. Inilah kami rakyat Papua Barat yang bisa kami lakukan hanya untuk menuntut penentuan nasib sendiri terjadi di tanah Papua bagi orang Papua, ini dilindungi UU Indonesia bahkan Internasional.
*) Sahabat Jalanan, Sonny Dogopia dari kota Kolonial, 01 Juli 2014./SUMBER:FB

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

Translate

Followers

NEWS