Yogyakarta--Aliansi
Mahasiswa Papua (AMP), selalu dan selamanya memperjuangkan Hak
menentukan Nasib sendiri Bagi rakyat bangsa Papua Barat, hingga " PAPUA
MERDEKA", itu Tujuan Perjuangan Kami, menuju solusi terbaik untuk orang
Papua, dari penjajah Indonesia hal ini disampaikan oleh Juru bicara
(Jubir) Roi Karoba, disela-sela Aksi mimbar Bebas, yang mana Amp turun
jalan di Bundaran UGM, utuk Protes Pepera 1969 di nilai Cacat Hukum
penuh Rekayasa. Jadi harus Pepera ulang biarkan rakyat Papua Menentukan
Nasib sendiri, "tegasnya.
Menurut,
Rai, selaku ketua Amp Komite Kota Yogyakarta, untuk menyikapi Sejara
Papua tetang "Pepera 1969", itu sebelumnya kami Amp melakukan Diskusi
seputar proses Pepera sejak 15 agustus 1962 sering dikenal dengan
sebutan Perjanjian New York. dan Nonton Film Perjuangan. Kami melakukan
Aksi mimbar bebas di bundaran UGM hari ini, dan kami tetap
memperjuangkan Nasib orang Papua, "Tuturnya.
Tambah
Lagi, kami rakyat Papua dan Mahasiswa/i tidak takut terhadap Militer
Indonesia dan Aturan apapun, serta undang-undang Berlapis di negara ini,
seperti, UU Ormas, yang mana melarang untuk Organisasi Masa di Larang
demo Menyampaikan Pendapat di muka Umum. tapi Kami perwailan Rakyat
Papua yang berada di tanah rantauan kami tetap memperjuangkan nasib
Bangsa Papua.
Aksi,
dan diskusi terkait PEPERA 1969, di lakukan di berbagai Kota seperti
Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. di Yogyakarta Kordinator Umum
(Kordum) Suria, dalam Aksi mimbar Bebas membacakan tiga tuntutan
Utama.
Tntutan ditujukan kepada Presiden SBY Budiono: Pertama Berikan Kebebasan dan Hak Menentukan Nasib
Sendiri Sebagai Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua.
Kedua: Menuntup dan
menghentikan aktifitas eksploitasi semua perusahaan Multy National Coorporation (MNC) milik negara-negara Imperialis ; Freeport, BP, LNG Tangguh, Medco,
Corindo dan lain-lain dari seluruh Tanah Papua.
Ketiga: Menarik Militer Indonesia
(TNI-Polri) Organik dan Non Organik dari seluruh Tanah Papua untuk menghentikan
segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap
rakyat Papua. (M/Andy)