MAYORITAS ORANG ASLI PAPUA MEDUKUNG 100% ATAS BERDIRI SECARA
RESMI KANTOR FREE WEST PAPUA DILONDON”
Saat itu Tuan Benny Wenda sehabis Tour
Dunia dari Eropa, Amerika Latin, US, Pasifik, Australia, Vanuatu, PNG, dan di
inggris dalam agenda kampanye Free West Papua, Benny Kembali Mendirikan KANTOR
FREE WEST PAPUA. Tepat tanggal 28 April 2013, Wali kota Oxford Mohammed
Abbasi, Mengunting Pita sebagai tanda peresmian Kantor Kampanye Free West Papua
(FWPC) di London Inggris, Dalam acara itu banyak politisi dan pengacara
Internasional turut mengambil bagian seperti Andre Smith (IPWP), mantan
wali kota Oxpord, serta Jennifer Robinson sebagai kuasa hukum Internasional
Lawyer for West Papua (ILWP). Kempanye Benny Wenda yang hidup pengasingan
Inggris sebagai aktor utama dalam diplomasi Internasional atas kampanye
kemerdekaan Papua.
Rakyat Papua secara Umum mendukung
Kantor Free West Papua, lalu dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga mendukung
secara Organisasi maupun individu, (baca: http://komitepusatamp.blogspot.com).
Kemudian Mantan Ketua dewan adat sekarang Presiden Negara Republik
Federal Papua Barat (NRFBP) versi Konggres III Papua 2011 lalu, Forkorus Y. didalam
Trali besi dia juga mendukung penuh untuk Kantor Free west Papua di London. dan
Aktivis Papua merdeka seluruh Belahan dunia mendukung.
Setelah berdiri kantor Free West
Papua, Pernyataan Duta Besar Inggris Mark Canning
Terkait Free West Papua, (baca:
https://www.facebook.com/BritishEmbassyJakarta?sk=notes). Sebagai
tanggapan terhadap instruksi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan,
Bapak Joko Suyanto, untuk memanggil Duta Besar Inggris untuk Indonesia atas
masalah ini, Duta Besar Mark Canning mengatakan: "Saya berharap
untuk menjelaskan posisi kami pada subjek, yang kita kenal adalah salah satu
yang sensitif terhadap Pemerintah Indonesia.Seperti kita menjelaskan kepada
Duta Besar Indonesia Bapak Thayeb di London, Jumat (3/5/13) pandangan Dewan
Oxfordl, dan memang Bapak Benny Wenda, tidak harus mencerminkan sebagai
orang-orang dari Pemerintah Inggris. Dewan, seperti semua dewan di Inggris,
bebas untuk mendukung keinginan apa pun penyebabnya. Mereka bukan bagian
dari pemerintah. Biasanya Parlement tidak diarahkan dengan cara apapun oleh
pemerintah. Pandangan dari pemerintah Inggris yang dikenal selama ini. Kami
menganggap Papua sebagai bagian dari negara ini dan ingin menikmati kedamaian
dan kemakmuran sebagai bagian lain dari bangsa ini.
Petinggi Jakarta takut dan ragu
termasuk Pimpinan Negara Republik Indonesia, Presiden (SBY), para menteri,
cabinet, Lsm Pro Indonesia, Akademisi Pro Indonesia, para Agamawan Pro
Indonesia, dan Pengamat Politik Pro Indonesia, seragam dan serentak Menolak dan
protes atas Berdirinya kantor Free West Papua di Inggris hari
Minggu 28 April 2013 bulan kemarin. Kantor itu di buka secara resmi Oleh Wali
kota Oxfort London Inggris. Namun protes dan sorotan Indonesia teradap Kerajaan
inggris gagal tidak berasil, karena secara Hukum kedua Negara
berbeda, dan Kerja diplomasi Indonesia dengan Kerajaan Inggris sangat lemah.
Dalam artian Indonesia takut terhadap kerajaan tertua dunia Inggris.
Protes keras yang dilakukan Menteri
Luar Negeri Marty Natalegawa, (baca: http://m.obornews.com/), Sabtu (4/5/2013)
malam. Kepada Canning, Marty akan menyampaikan protes keras pemerintah RI ke
pemerintah Inggris, sekaligus meminta penjelasan resmi terkait insiden
pembukaan kantor Free West Papua di Oxford, Inggris. Usaha tersebut gagal. Hal
ini juga banyak media Indonesia membanjir berita terkat Kantor Free west Papua.
Dan bebera Mahasiswa berjumalah 10
Orang mereka mengatasnamakan Suara anak Papua, menolak kantor yang
didirika oleh Tuan Benny Wenda dan kawan-kawan kata mereka dalam
Orasinya.(baca:
http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1367990122/tutup-kantor-opm). Usaha
tersebut tidak menerima oleh petinggi negara, untuk teruskan ke Inggris karena
mereka tahu bahwa kekuatan Indonesia Lemah. Untuk protes kepada Kerajaan
Ingris, untuk membubarkan kantor yang mereka maksud.
Isu utama kemerdekaan Papua kembali
mengemuka saat tokoh gerakan Free West Papua Benny Wenda membuka kantor
kampanye secara resmi di Oxford, Inggris, 28 April lalu. Pemerintah bereaksi
keras atas pembukaan kantor itu dan memanggil Duta Besar Inggris di Indonesia.
Inggris kemudian menegaskan sikapnya yang tetap menghormati kedaulatan
Indonesia. "Kantor ini tujuannya untuk mendidik dunia untuk mengerti
kenapa rakyat Papua mau berjuang untuk merdeka," kata Benny kepada Kartika
Chandra dari Tempo, dalam wawancara hampir satu jam di George and Delila Cafe,
Cowley Road, Oxford, Rabu 15 Mei 2013 lalu. (Baca:
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/20/117481870/Benny-Wenda-Jakarta-Tak-Buka-Dialog-Soal-Papua)
Apa akhirnya yang membuat Anda membuka
kantor Free West Papua di Oxford ini?
Kampanye Free West Papua sudah mulai
tahun 2005. Itu hanya kampanye saja. Sekarang karena banyak dukungan yang
datang dari mana-mana, dari seluruh dunia, dan banyak permintaan, jadi saya
harus ada kantor secara resmi. Selama ini teman-teman membantu sukarela
sehingga harus ada pusat kampanye untuk memberi pemahaman kepada dunia. Itu
tujuan dari kantor ini didirikan. Memberikan pemahaman, baik untuk rakyat
Indonesia, juga komunitas internasional, kenapa orang Papua mau merdeka dan
berpisah dari Indonesia. Bukan karena kemiskinan, bukan karena apa, tapi kami
punya hak. Di bawah Indonesia berdasarkan hukum internasional, itulah yang kami
tolak. Perjuangan saya bukan karena emosi, bukan karena tidak suka orang
Indonesia. Tetapi bangsa, tentara Indonesia, polisi Indonesia, pemimpin
Indonesia, melakukan pembunuhan dan penyiksaan terhadap bangsa Papua. Sehingga
lebih baik kami merdeka. Mungkin dengan itu baru kami bisa hidup bertetangga
dengan baik. Itu tujuan dari perjuangan saya.
Siapa pendukung Free West Papua ini di
Inggris?
Oxford ini bisa saya sebut sebagai
kampung saya sendiri. Karena rakyat di Oxford tertarik, dari gereja maupun dari
pemuda, seluruh aktifis mendukung perjuangan ini. Baik dari councellors sampai
anggota parlemen, dari pendeta sampai masyarakat. Bukan hanya orang Kristen
saja, tetapi orang Islam di sini juga mendukung, simpati. Mereka sudah tahu apa
yang terjadi terhadap bangsa Timor Timur. Mereka tidak mau hal itu terjadi lagi
terhadap bangsa Papua.
Karena itu Anda memilih Oxford ketika
datang ke Inggris?
Dulu ada anak-anak aktifis dari
Universitas Oxford yang sudah kampanye soal Papua sebelum saya datang.
Dengan adanya kantor ini, apa
perubahan dalam gerakan Free West Papua?
Dulu hanya kampanye biasa, khususnya
untuk di Inggris. Tapi dengan kantor ini, karena kampanye sudah menjadi global,
sehingga harus ada satu tempat untuk mengakomodasi semua kebutuhan
informasi. (Kantor yang berada di ini memiliki enam staf, dua yang
digaji, selebihnya bekerja sukarela. Operasional kantor dibiayai dari bantuan
individual dan donasi. Benny juga melakukan penggalangan dana, di antaranya
dengan memberikan pidato dan menyanyi).
Lagu apa yang biasanya dinyanyikan
saat penggalangan dana?
Lagu kebebasan. Mengekspresikan
penderitaan bangsa Papua lewat lagu juga. Karena perjuangan saya itu bukan
hanya perjuangan politik, tapi juga budaya saya, identitas saya, lagu saya. Di
Papua menyanyi lagi politik dilarang. Contohnya, seorang antropolog yang
menyusun semua lagu-lagu Papua dibunuh oleh militer Indonesia 1984 di Papua
Barat. Sejak itu, semua lagu-lagu politik dilarang. Di luar sini saya bisa
bebas.
Bagaimana Anda akan mewujudkan
kemerdekaan Papua lewat kampanye?
Kalau orang tidak mengerti persoalan,
mereka tidak bisa mendukung kemerdekaan. Apa yang saya ceritakan, saya alami
sendiri. Menyaksikan tante saya diperkosa di depan saya waktu saya kecil. Saya
lihat sendiri Mama saya dipukul. Disitulah sentimen saya timbul, kami sama-sama
manusia kenapa diperlakukan begitu. Saya hidup selama lima tahun di hutan,
setelah menyerah ke Indonesia, om saya dibunuh di depan saya. Dalam kampanye,
saya menyampaikan cerita pengalaman saya sehingga mengerti kenapa orang Papua
mau merdeka.
Baru-baru ini anda kampanye keliling
dunia. Ke mana saja?
Amerika Serikat, Selandia Baru,
Australia, Fiji, Vanuatu, dan Papua Nugini. Itu saja.
Apa sikap Anda terhadap respon
pemerintah Indonesia soal pembukaan kantor FWP?
Saya bicara terhadap rakyat saya,
bangsa saya. Saya tidak obrak-abrik ketatanegaraan Indonesia. Sebelum Indonesia
merdeka tahun 1945, Papua tidak pernah masuk dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Setelah tahun 1963, secara ilegal militer Indonesia
mencaploknya. Baru dari situlah Indonesia mengklaim bahwa West Papua itu bagian
dari NKRI. Sehingga saya tidak khawatir untuk kampanye kemerdekaan bangsa saya.
Dan saya yakin bangsa saya akan lepas. Setelah merdeka, kami bisa bertetangga
baik dengan Indonesia. Sekarang ini kami belum bisa bertetangga dengan baik
karena secara politik, militer Indonesia, polisi Indonesia, melihat orang Papua
itu sebagai warga kelas dua, dan juga melihat bangsa Papua sebagai
koloni.
Bagaimana akhirnya Anda bisa
mendapatkan dukungan dari anggota parlemen Inggris, Andrew Smith?
Mereka kan pendukung utama. Setiap 1
Desember mereka hadir di acara pengibaran bendera di Oxford town hall, perayaan
hari nasional Papua. Mereka ikut menaikkan bendera. Mereka tahu kampanye ini.
Jadi mereka sudah dukung mendukung dari awal.
Kalau pemerintah mengajak berunding,
anda bersedia?
Saya punya keyakinan untuk dialog,
sudah ada orang Papua yang didekati. Mereka janji (untuk dialog), tapi kirim
militer. Jadi orang Papua tidak memiliki kepercayaan untuk menghadapi
Indonesia, dan Indonesia juga bersikap sama menghadapi orang Papua.
Apakah ada kemungkinan pemerintah
Indonesia mengubah sikap soal Papua?
Sementara ini orang Papua sudah minta
dialog. Presiden pada tahun lalu sudah berjanji, tapi tidak pernah terlibat
dengan orang Papua. Itu persoalannya. Jadi orang Papua datang ke Jakarta
disuruh mendatangani pernyataan mendukung NKRI. Jadi disitulah orang Papua
mulai kehilangan kepercayaan. Orang Papua ingin berdialog, tapi Jakarta tidak
pernah membuka pintu. Apalagi saya, untuk menghadapi (pendekatan seperti) itu,
kecuali ada pihak ketiga yang memediasi. Tapi sebelum ada (pihak yang
memediasi) itu, tidak.
Bagaimana peta gerakan Organisasi
Papua Merdeka (OPM) di Papua sekarang?
Kehadiran militer lebih banyak dari
rakyat Papua. Pada 1 Mei, tiga orang dibunuh dalam satu minggu. Tahun lalu 22
orang dibunuh. Setiap hari ada pembunuhan. Papua Barat ini zona militer di Asia
Pasifik. Militer, intelijen, ada di mana-mana. Orang Papua tidak bebas.
Kekerasan, intimidasi terjadi setiap hari. Organisasi Papua Merdeka adalah
organisasi politik yang bergerak untuk melobi. Ada yang pegang senjata, saya
tidak bisa sangkal. Mereka ada, tapi mereka mempertahankan tanah airnya. Karena
tentara mengejar, mereka harus bertahan. Itu yang terjadi di Papua. Setelah
Free West Papua berdiri tahun 2000, kami bilang tak boleh ada lagi kekerasan
oleh orang Papua. Secara politik, kami keluar untuk kampanye damai untuk
memperjuangkan hak kami.
Seberapa besar dukungan dari dalam
Papua untuk Free West Papua?
Seluruh orang Papua mau merdeka. Itu
kita tahu 100 persen.
Terhitung mulai berdiri awal
diresmikan Kantor Free West Papua, sampai saat ini, tidak ada hambatan dan
gangguan apapun, aktivitas kantor berjalan lancar. Semoga kerja-kerja kampanya
Papua merdeka. Berhasil membawah Perubahan untuk Papua Merdeka.
Penulis: Peduli keadilan dan Kebenaran
Sumber: Jaringan Sosial "online"
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!