Tuesday, September 4, 2012

PGBP Desak Pemerintah Hentikan Kekerasan di Papua dan Gelar Dialog Damai

Mypapua     2:57 PM   No comments

ilustrasi

Jayapura, MAJALAH  SELANGKAH  Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP) melalui Press Release yang dikirimkan kepada media ini, Selasa, (4/9) mendesak pemerintah dan aparat keamanan Indonesia menghentikan kekerasan di tanah Papua dan segera berdialog damai antara pemerintah dan rakyat Papua.
Dalam Press Releasenya, Ketua Umum PGBP, Pdt. Socratez Sofyan Yoman mengatakan, kejahatan terhadap penduduk asli Papua sangat memprihatinkan. Penduduk asli Papua berada dalam ancaman terhadap kemanusiaan yang serius. Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah Indonesia sejak 1961 sampai sekarang (2012:red) dengan kekuatan aparat keamanan TNI dan POLRI atas nama kepentingan integritas dan keamanan nasional Republik Indonesia (RI) benar-benar merendahkan martabat penduduk asli Papua.
Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua menilai, perlindungan kedaulatan dan integritas penduduk asli Papua jauh dari harapan damai dan kesejukan. Dinilai, sejak Papua digabungkan ke dalam Indonesia melalui manipulasi PEPERA 1969 dengan kekuatan senjata, telah mencederai dan menghancurkan nilai-nilai keadilan, kedamaian, kesamaan derajat, martabat dan hak asasi manusia.
Pdt. Socratez Sofyan Yoman dalam Press Release itu mengatakan, harta milik dan masa depan penduduk asli Papua benar-benar dihancurkan Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia gagal melindungi dan berpihak pada rakyat Papua. Kegagalan itu terbukti dengan Undang-Undang Otonomi Khusus Nomor 21 Tahun 2001 yang merupakan solusi menang-menang dan kompromi politik antara Pemerintah dan rakyat Papua untuk melindungi, berpihak dan pemberdayaan penduduk asli Papua telah gagal total. Masa depan penduduk asli Papua dalam Indonesia sangat suram dan gelap. Di Papua sedang terjadi pemusnahan etnis Papua secara sistematis dan struktural dilakukan Negara.
Karena itu, katanya, pendekatan kekerasan yang menimbulkan tragedi kejahatan kemanusiaan terhadap penduduk asli Papua harus diakhiri. Karena, tulisnya, kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah. Kekerasan akan melahirkan kekerasan baru yang lebih keras dan kejam. Aparat keamanan Indonesia juga harus berhenti mengkambing-hitamkan penduduk asli Papua sebagai pelaku kekerasan.
Solusi atas masalah Papua menurut Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua adalah pemerintah Indonesia dan Rakyat Papua segera berdialog untuk menyelesaikan masalah Papua secara menyeluruh dan bermartabat tanpa syarat yang dimediasi pihak ketiga yang netral.
Diminta juga, pemerintah Indonesia segera mengundang Pelapor Khusus PBB di bidang Anti Penyiksaan, Penghilangan dan Pembunuhan sewenang-wenang untuk berkunjung ke Papua. Juga, pemerintah Indonesia segera membuka akses media asing, pekerja kemanusiaan untuk berkunjung ke Papua.
Pemerintah Indonesia juga didesak bertanggungjawab atas penembakan dan pembunuhan warga sipil yang memperjuangkan hak politik mereka dengan damai seperti: 3 orang warga sipil pada 19 Oktober 2011, Mako Musa Tabuni dan korban-korban lain selama ini.
Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua mengatakan, Orang Tak Dikenal (OTK) yang sebenarnya adalah Orang Terlatih Khusus atau Orang Tim Khusus. Maka, katanya segera tangkap aktornya yang sebenarnya tanpa kambinghitamkan orang asli Papua.  Pemerintah Jerman juga didesak segera melakukan penyelidikan secara independen tentang penembakan warga Jerman, Pieper Dietmar Helmut (55), pada 29 Mei 2012 lalu di Pantai Base, Jayapura Papua. (DE/003/MS)

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS