Penyiksaan Warga Papua Puncak Jaya 2010 lalu (foto: Ilst/Momai) |
Bagaimana kita mengelaborasi persoalan Papua dalam pertaliannya dengan kekerasan yang terus terjadi? Untuk mengelaborasinya, ada berbagai perspektif, dimensi, konteks dan sejarah yakni:
1-,
Kekerasan dan kejahatan itu dilihat dalam konteks sejarah masa lalu yang keras dan destruktif.Bahwa kekerasan itu tidak terlepas dari sejarah kekerasan di masa lalu di mana Papua dijadikansebagai daerah operasi militer (DOM) yang tentu saja melanggar HAM dan sangat melukai hatirakyat Papua. Dengan demikian, hingga kini Papua selalu merasa diri diperlakukan diskriminatif dan militeristik. Perilaku dan penilaian itulah yang diteruskan hingga sekarang.
2-,
Tingginya arus imigrasi yang tentu saja kian menambah tingginya populasi masyarakat non Papua. Pada mulanya, arus imigrasi dilihat sebagai sesuatu yang biasa saja dantidak merugikan penduduk asli Papua, lantaran Papua memiliki luas geografis yang tak tertandingioleh luas geografis daerah lain di Indonesia, dengan jumlah penduduk asli Papua yang belum seberapa. Tetapi, lama kelamaan masyarakat Papua melihat itu sebagai sebuah tantangan baru , yang jika tidak dikendalikan, dan akan merugikan masyarakat asli Papua, dimana akan semakin meminggirkan eksistensi masyarakat asli Papua.
3-,
Arus deras investasi ke Tanah Papua. Masyarakat Papua yang terdidik semakin sadar bahwa dari program investasi itu, masyarakat Papua sungguh dirugikan lantaran setiap hari yang dipertontonkan adalah ketidakadilan ekonomi. Bahwa, yang menikmati hasil bumi Papua bukan masyarakat Papua, tatapi orang-orang Jakarta dan negara asing. Papua merasa diri hanya
mendapatkan uang recehan sambil terus menyaksikan tanah ulayatnya digerogoti tanpa batas oleh pihak asing, dan kepada mereka hanya ditinggalkan sampah-sampah berupa bebatuan, racun limbah berbahaya, dan lubang menganga lebar yang tidak bisa digunakan lagi.
4-
, Hancurnya adat istiadat dan tradisi yang sangat dijunjung tinggi oleh penduduk asli. Kehadiran perusahaan asing dan ditambah lagi dengan tingginya arus imigrasikian menambah derasnya arus budaya teknologi komunikasi dan informasi. kemudian mulai terlihat sebagai suatu ancaman serius terhadap keberadaan adat-istiadat Papua.
demikian, Ketika perilaku dan gaya hidup masyarakat sudah berubah, seperti yang kita lihat saat ini, masyarakat Papua yang tadinya ramah, santun, dan tenang, berubah menjadi beringas dan kasar . kondisi atau keadaan alamnya yang terus dikuras ini semakin sulit pemecahan semua masalah dengan cara damai di atas tanah papua. by (mee moye)
Sumber: Facebook.com/Catatan, mee Moye.
Sumber: Facebook.com/Catatan, mee Moye.
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!