Oleh: Waiyai
Dogopia*)
Sebelumnya penulis akan menguraikan, apa itu:
Rupiah, Membunuh, Jiwa, dan kemanusiaan, secara umum. Dan pada paragraf akhir
akan diisi dengan kesimpulan. Yang mungkin mempermudah pembaca untuk
melihatnya. Dan sebenarnya kita semua sudah mengetahuinya. Namun penulis hanya
ingin mengingatkannya.
Perkataan “rupiah” berasal dari perkataan “Rupee”, satuan mata uang India.
Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda dari tahun 1610 hingga
1817. Setelah tahun 1817, dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda.
Mata uang rupiah
pertama kali diperkenalkan secara resmi pada waktu Pendudukan Jepang sewaktu
Perang Dunia ke-2, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah berakhirnya
perang, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia)
memperkenalkan mata uang rupiah jawa sebagai pengganti.
Mata uang gulden NICA
yang dibuat oleh Sekutu dan beberapa mata uang yang dicetak kumpulan gerilya
juga berlaku pada masa itu. Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah merdeka,
Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru.
Kepulauan Riau dan
Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri tetapi penggunaan mereka
dibubarkan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat.
Seperti yang kita ketahui bahwa rupiah adalah mata uang dari Negara Indonesia.
Sebagai bangsa yang dijajahnya yaitu WEST PAPUA dituntut untuk wajib
menggunakannya. Dimulai dari nilai satu sen rupiah dan berakhir pada seratus
ribu rupiah. “Trada rupiah, trada hidup,” kata mereka yang duduk dikursi empukh
dan mereka yang mementingkan diri sendiri.
Rupiah adalah benda
mati yang tak tentu. Namun, memunyai nilai yang membuat rupiah bisa berada pada
siapa saja sesuai dengan kebutuhannya saat itu dan besok.
Apa itu Membunuh? Seperti yang kita ketahui bersama membunuh adalah
menghentikan (mematikan) atau mempertidak berdayakan sesuatu maupun seseorang.
Hanya saja membunuh itu bahasa bakunya, bahasa sehari-hari yang sudah tidak
lasim lagi buat kita ucapkan.
Banyak sekali istilah
membunuh itu yang diikutkan denga kata benda, seperti: Membunuh orang, membunuh
karakteristik, membunuh binatang, membunuh TV, membunuh Bola (biasanya memakai
kata ”mematikan”), Dan masih banyak lagi. Namun, di sini terlihat bahwa
membunuh ini terbagi atas tiga bagian; Membunuh yang bersifat benda hidup,
membunuh yang bersifat benda mati, dan membunuh yang bersifat kejiwaan
(kebatinan). Maksud dari tulisan ini adalah ”Membunuh yang bersifat kejiwaan.”
Yang mana, tidak sebagai manusiawi yang mengabaikan nilai kebersamaan dan
mengorbankan orang lain.
Jiwa adalah sesuatu yang menghidupkan, sehingga seseorang itu bisa berdiri
tegar tanpa ada keraguan apapun. Banyak contoh yang menggunakan kata ”jiwa,”
seperti: Berjiwa besar, Jiwa kemanusiaan, jiwa pengorbanan, dan yang lainnya.
Yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Jiwa Kemanusiaan. ”Hidup mu
tergantung pada Jiwa Kemanusiaan mu,” kata Nelson Mandela.
Kemanusiaan adalah bersifat manusia. Kenapa itu bisa ada? Karena, Manusia
diciptakan secitra, serupa, segambar dengan Yang Maha Kuasa. Jadi, segala
sesuatu yang bermuara kebaikan adalah Manusia, seperti yang diinginkan Yang
Maha Kuasa.
Hal yang paling membahayakan adalah saat-saat darurat, yang saat itu rupiah
sedang tidak berada di tempat. Sejumlah rencana pun pasti datang menghampiri,
baik itu buruk mau pun baik.
Apabila saat itu
kesempatannya bersifat kebersamaan dan kamu memanfaatkan momen itu untuk berapa
persen rupiah kamu kantongi, di saat itu lah kamu membunuh jiwa kemanusiaan mu.
Karena, secara tidak langsung saat itu kamu sedang bertarung antara sifat buruk
dan jiwa kemanusiaan mu. Apabila saat itu kesempatan yang datang bersifat
individu (pribadi mu), memang pantas kamu kantongi rupiah itu. Karena, itu
milik mu.
Rupiah membunuh jiwa kemanusiaan ku, yang terpenting adalah bagaimana kamu bisa
mengontrol diri mu di saat-saat darurat itu. “Trada rupiah, trada hidup,” kata
mereka yang duduk dikursi empukh dan mereka yang mementingkan diri sendiri.
”Kalau masih bisa
bernafas, masih bisa melihat sesama, dan masih bisa makan (walaupun, sehari
sekali). Ya, itulah hidup yang sesungguhnya,” kata anak jalanan dan keluarga
yang sederhana.
Acuannya adalah
manusia hidup untuk meninggal dan meninggal itu pasti ada disetiap manusia. Jadi,
apa yang harus saya persiapkan sebelum malaikat maut datang menjemput saya?
Pertanyaan buat kita
semua, agar menjadi pedoman untuk hidup lebih baik. Saya sebagai penulis
pemula, sedang mencobanya. Walaupun, berat pasti bisa bersama Sang Juru Slamat.
Karena, yang diinginkannya adalah Kebenaran, Keadailan, dan Kebaikan yang mana
semua itu dirangkup dalam, ”KEMANUSIAAN.”
SUMBER: http://dogopia.blogspot.com/2012/04/rupiah-membunuh-jiwa-kemanusiaan.html
Sunday, June 3, 2012
"RUPIAH" MEMBUNUH JIWA KEMANUSIAAN
Mypapua
12:38 PM
No comments
Mypapua
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →
Translate
Followers
NEWS
-
Djuyoto Memprediksi Tahun 2015 Indonesia Pecah. Beragam reaksi dan tanggapan muncul ketika wacana tentang masa depan Indonesia, yang...
-
Oleh: Victor F. Yeimo1 Konflik politik di Papua Barat tentang keabsaan wilayah terus dipertengtan...
-
Aksi Demo 15 Agustus 2016, (foto doc knpb) Pertanyaan Yang seringkali akan selalu bartanya ketiga ada tuntutan referendum memuncak di w...
-
FOTO-FOTO KORBAN KEKERASAN MILITER DI PAPUA TERHADAP RAKYAT SIPIL
-
Yogyakarta, Tabloid-Wani -- Obi Kogoya (20 thn) Mahasiswa Papua di Yogyakarta diperlakukan bukan seperti manusia. Ini tindakan ormas yang...
-
Pelabuhan jayapura TNI Angkatan Darat Baru Tiba dari Makasar . Jayapura Rabu 02 Oktober 2013 Pendoropan Pasukan M iliter ...
-
WAMENA( UMAGI)— Kerusuhan Wamena berdarah kembali terjadi di atas Tanah Papua, kali ini di Pasar Sinakma Wamena Jayawijaya Papua, Rabu ...
-
BEKAS RUMAH DIBAKAR OLEH MILITER (TNI-POLRI) DI MARKAS BESAR TPN-OPM DEVISI II MAKODAM PENKA IV PANIAI PAPUA (FOTO: ILST/GOOGLE) ...
Contact
Popular
-
Timika sebuah Daerah yang luas dan kaya akan Sumber Daya Alamnya. Kekayaan ini membuat sekian ribu suku berbondong - bondong datang...
-
“Nabire Kembali Berdarah, Aparat Negara Republik Indonesia Melakukan Penembakan terhadap Rakyat pribumi West Papua, menggunakan Alat Ne...
-
PAPUA--Memperingati Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Papua, mama Papua asal Timika bernama Auweeumau A. menjual bermacam-macam Kera...
-
Jaksa Agung: 'Pelarangan Buku-buku tentang Papua adalah Demi Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa' Di tengah rendahnya...
-
M U S I B A H B E S A R P E L A N G G A R A N H A M B E R A T PEMBIUSAN POSITIF ANTI RASIS PAPUA MELALUI “MIRAS” (MINUMAN KERAS F...
-
Oleh: Victor F. Yeimo1 Konflik politik di Papua Barat tentang keabsaan wilayah terus dipertengtan...
-
P emekaran daerah di Indonesia adalah pembentukan wilayah administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari indu...
-
West Papuan Delegation on West Papua Mucis Concert at SMI Part in Honiara, Solomon Islands HONIARA, KRIBO.COM - Solidaritas Kepulauan ...
-
Mr. Benny Wenda dan Mr. Buchar Tabuni Indonesia Butuh 350 Tahun Papua Cukup Belajar 50 Tahun Dari Penjajah Indonesia Untuk Merdeka ...
-
Papua-- Momen terpenting bagi rakyat Papua yang tidak pernah lupakan bagi generasi Papua, pada tahun 1971 lahirnya hari Proklamasi kemer...
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!