YOGYAKARTA (UMAGI)—Puluhan (80-an), Warga Papua dan Mahasiswa Papua, yang tergabung dalam Aliansi
mahasiswa Papua
(AMP) Komite
kota Yogyakarta dan Solo. Demo damai untuk menuntut kepada Rezim (Sby-Budiono) agar Menarik Pasukan Militer (Tni-Polri) Organik Maupun Non Organik Dari seluruh Tanah Papua Barat, tutup Penambangan
Ilegal (Degeuwo Paniai) dan Perusahan
asing yang ada di Papua Barat, dan Membuka ruang demokrasi yang seluas-luasnya
ditanah Papua Barat. Pada Senin (11/06/2012), Sekitar Pukul 10.30 Wib mulai dan berakhir Pukul 13:30 Wib.
Sebelum aksi damai di buka dengan Doa agar “Mintah
perlindungan Kepada Tuhan Allah Bangsa Papua demi keselamatan (Marsel Uwigi). Aksi kali
ini mulai dari Asrama Mahasiswa “Kamasan I” Jogya, Jalan Kusumanegara No. 119, berjalan
kaki (longMarch) ke titik Km Kantor Pos Pusat Yogyakarta, masa terlihat ada
berbagai foto– foto korban kekerasan Pelanggaran Ham dan sebuah spantuk besar bertulis “Tarik Milier dari Tanah Papua”.
Demo damai, dimotori kordinator
lapangan oleh (Agus
Deto) menyatakan, ” Stop
Penyiriman dan Penambahan Pasukan Militer
dan Bubarkan Kodam, Batalyon 753 Nabire, 756 Wamena dan seluruh Tanah
Papua Barat, “Ungkapnya dalam Yel-yel aksinya.
Tambah lagi, (Oku) menyampaikan Pembantaian dan Pemusnaan ras Malanesia di Papua Barat di lakukan oknum Aparat Negara
Kolonialis Indonesia di Papua, Rahasia terselubung dan bentuk tawaran Murahan Otonimi Khusus sudah gagal dan anak kandung nya UP4B untuk
bentuk Produk Penindasan
sistim halus yang bermain dengan tujuan membunuh Orang Asli
Papua (OAP).
Stevi Tebay, “Semua
penembakan yang terjadi di tanah Papua adalah benar-benar murni oknum aparat militer dalam Hal (Tni-Polri) sendiri maupun kelompok yang di bentuk militer seperti Barisan Merah Putih
(BMP), Orang Terlati Khusus (OTK) buatan Inteljen Indonesia,”Orasinya.
“Perwakilan Suara Perempuan Papua (Heni) ketika
Pendudukan
pemerintahan Rezim
(Sby-Budiono) diatas tanah Papua, rakyat dibunuh
, dibantai, diperkosa, dipenjarah oleh Militer Indonesia. Tentara dan polisi angkat kaki dari
seluruh tanah Papua.
Kembalikan kedaulatan kami rakyat Papua
barat yang di curi sejak tahun 1961 itu,” ungkap alam Orasinya.
Juru Bicara
(Andy Umagi), menjelaskan, Berbagai Peristiwa Kekejaman Aparat Militer di papua Selama dua bulan ini (Mei-Juni) seperti “Penembakan
5 warga sipil di Degeuwo
satu tewas 4 luka-luka oleh
oknum
Brimob, kami mintah
segerah mengadili mereka
untuk proses hukum yang berlaku, dan juga Penembakan dan tanangkapan warga sipil di serui dan Pembantaian penembakan saat aksi damai oleh Knpb di
Jayapura serta di wamena yang menewaskan beberapa nyawa
manusia dan Pembakaran
rumah warga sipil, “wawancaranya.
Kordinator
Umum (Sony Deto) Membacakan Pernyataan sikap Aksi damai Aliansi Mahasiswa Papua
Komite kota Jogya pertama Tarik
Militer Organik dan Non Organik Dari Seluruh Tanah Papua, kedua Bubarkan Kodam, Batilion 753 Nabire dan Batalion 756 Wamena, ketiga Tutup Penambangan Ilegal di Degeowoo dan Di Seluruh Tanah Papua, dan keempat Buka Ruang Demokrasi Yang Seluas – Luasnya Di Tanah Papua,”Press Reasenya.
Kemudian masa aksi bejalan dengan
pengawalan ketat oleh aparat keamanan Polisi, Satu mobil Polisi dari belakag masa aksi, Lanjut kiri dan kanan
masing-masing 4 Orang Polisi
dan depan masa aksi 6
orang, sekitar Polisi
dan juga aparat keamanan yang tidak berpakaian dinas alias pakaian biasav(inteljen). Aksi damai berjalan dengan aman
hingga berakhir. ( Marsel Yogi)
FOTO-FOTO AKSI
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!