Thursday, April 26, 2012

Negara Tak Jamin Hak Hidup, Enam Puluh Warga Sipil Mati di Paniai

Mypapua     1:57 AM   No comments



JAKARTA (UMAGI)-- Pasca aksi penyerangan dan pendudukan markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh pasukan Brimbo Mabes Polri,  di Gunung Eduda, Paniai, Papua, pada 12 Desember 2011 silam, enampuluh warga sipil Papua tewas dalam pengungsian.
Juru Bicara Biro Perdamaian dan Keadilan Gereja Kemah Injil Kingmi Papua Daerah Paniai Agus Mote mengatakan  “Pada waktu itu desa Uwamani, desa Badawo, desa Yagiyo mereka takut baru pergi mengungsi di tempat lain. Lalu ada yang mati di tempat orang lain, ada yang mati di jalanan, ada yang mati di kampungnya sendiri, berjumlah 63 orang. Lalu ada yang melahirkan anak di perjalanan, sehingga yang lahirkan anak dijalanan itu 12 orang.” Ungkap Mote.

Sebelumnya, polisi membakar hangus markas Organisasi Papua Merdeka di Kabupaten Paniai. Warga mengaku polisi telah menjarah kebun dan ternak mereka di tiga kampung. Peristiwa ini terjadi sejak bulan November 2011 hingga Februari 2012 lalu.

Saat penyerangan ke Eduda di Paniai, Bupati Paniai Naftali Yogi mengakui kepada media bahwa "Ini kebijakan pusat bukan pemerintah kabupaten atau Provinsi Papua” tegasnya pada 22 Desember 2011 silam.

"Polisi di Indonesia menggunakan kekuatan yang berlebihan, dan bahkan membunuh orang, dengan tidak takut sanksi, sementara korban dibiarkan tanpa harapan keadilan," Hal ini di sampaikan oleh Josef Benedict, Amnesty International pada tanggal 25 April 2012.

Laporan BBC Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2011 silam bahwa  Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan upaya aparat memburu pelaku kekerasan di Papua bukan merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

Lima hari setelah penyerangan aparat Brimob ke Eduda, sepuluh tokoh agama dari Papua  bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membahas kekerasan  di Papua, pada  Jumat 16 Desember 2011  di Cikeas, Bogor.

Setelah pertemuan sepuluh tokoh Agama dari Papua dengan Presiden SBY,  Ketua Gereja Baptis Papua, Socrates Sofyan Yoman dalam jumpa pers, Sabtu 17 Desember 2011 silam mempertanyakan kebijakan Negara terhadap Papua yang menggunakan kekerasan.

“Mengapa Papua selalu ada kekerasan. Kenapa tidak ada solusi yang lembut bagi kami?”

Meski di Papua ada  kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), namun dalam sidang umum PBB Maret 2012 lalu tidak membahas tentang kondisi HAM di Papua. Hal itu diungkapkan Koordinator Faith-based Network on West Papua, Kristina Neubauer dalam sesi dialog saat peluncuran Laporan Internasional Tentang HAM di Papua Tahun 2010-2011, di Gedung Sophie, P3W, Padag Bulan, Sabtu 21 April 2012.

“Enam puluh warga sipil yang mati dalam pengungsian ini  artinya negara gagal menjamin hak hidup warga negara” tegas Benny Pakage dari Sekertariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Timika, Papua. ( CP/ John Pakage )
SUMBER: CERMIN PAPUA

, , , ,

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS