JAYAPURA (UMAGI)— Aliansi Gerakan Pemuda
Mahasiswa Papua (AGPMP) menyandera sebuah unit
mobil tangki Pertamina 8.000 liter ketika menggelar aksi
unjukrasa di Kantor DPRP, Jayapura, Kamis (22/3).
Hal
ini menyusul protes terhadap rencana
pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
tanggal 1 April 2012
AGPMP terdiri
dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(GMKI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
(PMKRI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta Forum
Independen Mahasiswa (FIM) ketika itu sempat bersitegang dengan
aparat lantaran mobil tangki Pertamina yang disandera tersebut
akhirnya dilepas pihak aparat.
Aksi
AGPMP dipimpin Sudin Rettob dan Hermanus Sufii serta diikuti
sekitar 100 massa tiba di Halaman Kantor DPRP, Jayapura
menggunakan sebuah pick-up biru dan sebuah unit mobil tangki Pertamina
8.000 liter, 1 unit mobil Avansa dan 15 unit sepeda
motor serta membawa spanduk dan pamflet
yang bertuliskan antara lain BPC GMNI,HMI,
DPC PMKRI, FIM, Aktivis dan Mahasiswa Jayapura menolak
kenaikan harga BBM. PMII menyatakan dengan tegas
menolak kenaikan harga BBM NAIK—SBY TURUN. PMII menaikan harga
BBM sama dengan mencekik menyengsarakan dan membunuh
rakyat maka kami berteriak lawan.
SBY-Budiono
janjimu mana katanya mau sejahterakan rakyat. Stop naikkan harga
BBM tuntaskan kasus korupsi. Stop BLT tuntaskan kasus korupsi.
SBY—Budiono
jangan siksa kami rakyat kecil. Tuntaskan KKN Yes! BBM naik
No!! SBY pembohong. Apakah BBM naik rakyat sejahtera. BLT
menjadikan rakyat malas dan mematikan kemandirian
mengajarkan rakyat menjadi pengemis. SBY untung rakyat
buntung. BLT bukan solusi. HMI MPO mengutuk kenaikan BBM.
Ketua PMII Papua
dan Papua Barat Ahmad Muhajir ketika menyampaikan orasi
mengatakan, pihaknya mengharapkan pemerintah
mempertimbangkan rencana kenaikan harga BBM
dengan memperhatikan rakyat kecil.
Pasalnya, subsidi
dari BBM Rp 25,6 Triliun apakah kenaikan harga
BBM ini bisa memberikan kesejahteraan rakyat.
SDA di
Indonesia lebih melimpahkan kenapa tak dimanfaatkan oleh
pemerintah. Bahwa 25 % APBN di negara ini didapat
dari Papua mengapa tak ada transparansi oleh pemeritah.
Kata dia, kenaikan harga BBM yang menyesuaikan
harga minyak mentah dunia bukan solusi untuk mensejahterakan rakyat.
Setelah
berorasi beberapa lama Ketua Komisi B DPRP Yulius
Rumbairussy, Wakil Ketua Komisi B DPRP H. Zainuddin Sawiya,
Wakil Ketua Komisi C DPRP Yaset Pigai, Anggota Komisi C DPRP
Stef Kaesiepo serta Ketua Fraksi Pikiran Rakyat
DPRP Yan P Mandenas menemui pengunjukrasa. Yulius Rumbairussy
mengutarakan, DPRP berencana segera memanggil Gubernur dan SKPD
terkait guna membahas rencana kenaikan harga BBM.
Sebelumnya massa
menggelar unjuk rasa di beberapa tiitik, seperti Kampus Uncen Lama,
Kampus Uncen Baru dan Waena-Expo untuk melakukan penggalangan massa guna
ikut bergabung dalam aksi demo menolak rencana Pemerintah Pusat akan menaikkan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) April mendatang.
Massa AGPM dalam
orasinya yang disampaikan Suddin Rettob megajak masyarakat Papua ikut
bergabung bersama-sama dalam aksi demo damai ini, untuk menolak atas kebijakan
dari rezim SBY-Boediono yang akan menaikkan harga BBM, yang dapat
menyengsarakan rakyat miskin. Berdasarkan pantauan Bintang Papua massa demo
dari FIM tersebut pada pukul 14.00 WIT melanjutkan perjalanannya menuju kantor
DPR Papua. (mdc/CR-36/jir/don/l03)
SUMBER : BINTANGPAPUA
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!