JAKARTA (UMAGI)-- Sejumlah tokoh Organisasi Papua
Merdeka (OPM), yang tergabung dalam Tim 12, menemui Ketua Umum DPP Partai
Golkar Aburizal Bakrie di kediamannya, di Jakarta, Minggu (12/2). Mereka
meminta dukungan untuk penyelesaian konflik di Papua serta menyatakan dengan
tegas mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penggagas Tim 12 pendeta Jhon Ramande bersama Panglima Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Papua Merdeka Alex Mebri serta sebelas orang aktivis gerakan Papua dalam pernyataan sikapnya menyatakan diri kembali ke NKRI dan siap secara bersama-sama membangun Papua lebih sejahtera. Mereka juga berkomitmen mengakhiri seluruh kekerasan di Papua seperti yang selama ini terjadi.
Alex, yang dalam kesempatan itu didampingi politisi
asal Papua sekaligus anggota Fraksi Partai Golkar DPR Yorrys Raweyai,
mengungkapkan, Papua tidak akan pernah sejahtera kalau masih terus-menerus
terjadi kekerasan dan konflik. "Kami, bersama Pemerintah Republik
Indonesia, siap mencari solusi untuk Papua dan siap bekerja untuk membangun
Papua," ujarnya.
"Mereka bukan OPM, tetapi mengatasnamakan OPM," kata Alex kepada wartawan ketika menemui Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, di kediaman Aburizal, Jalan Mangunsarkoro, Jakarta, Minggu, 12 Februari 2011.
Menanggapi pernyataan itu, Aburizal Bakrie menyatakan
sangat gembira dan menyambut baik sikap tokoh Papua itu. Ia mengaku secara
pribadi sangat mencintai dan mengagumi Papua. Pengalamannya beberapa kali
mengunjungi Papua selama menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat telah
menggugah kesadarannya bahwa permasalahan Papua tidak dapat diselesaikan dengan
pendekatan kekerasan, tetapi dengan pendekatan kesejahteraan.
"Warga Papua, terutama di daerah-daerah
pegunungan, harus disejahterakan. Papua harus dibangun jalan raya, warganya
ditingkatkan pendidikan dan kesehatannya. Jadi, bukan dengan pendekatan
militer," kata Aburizal Bakrie yang akrab dipanggil Ical ini.
Hal tersebut, menurut dia, telah berulang kali
disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya sering katakan
kepada Presiden, (warga) Papua tidak mau merdeka, Papua ingin sejahtera. Maka,
jangan gunakan pendekatan militer, tetapi pendekatan kesejahteraan,"
katanya.
Ia berjanji seluruh aspirasi mereka akan diperjuangkan
melalui Fraksi Partai Golkar di DPR maupun melalui Sekretariat Gabungan Partai
Politik Pendukung Pemerintah.
Politik Transaksional
Sementara itu, saat membuka Orientasi Fungsionaris
Pusat Partai Golkar, Aburizal Bakrie meminta kepada seluruh kadernya
menjalankan gerakan kekaryaan yang merupakan doktrin dan jati diri Partai
Golkar sejak didirikan.
Dengan mengedepankan karya nyata, maka Golkar tidak
mengenal dan bahkan menolak pendekatan politik transaksional dan pragmatisme
dalam berpolitik.
"Karena itu, saya menegaskan agar seluruh kader
Partai Golkar di mana pun berada agar menjauhkan diri dari politik
transaksional dan pragmatisme politik," katanya.
Aburizal Bakrie meminta kepada
seluruh fungsionaris Partai Golkar berkarya nyata untuk rakyat dengan dilandasi
ide dan gagasan kuat, logis, dan mendasar, sehingga mampu menyelesaikan
permasalahan bangsa yang kompleks.
"Hanya melalui karya-karya nyata, kerja-kerja
konkret gerakan karya-kekaryaan, maka Partai Golkar membuktikan yang kita
perbuat dan perkuat adalah tradisi politik yang bermartabat, produktif, dan
kontributif dalam menyelesaikan masalah-masalah rakyat," katanya.
Dengan program kekaryaan ini, ia optimistis Golkar
bisa meraih suara 30 persen pada Pemilu 2014. Karena itu, Aburizal Bakrie
menargetkan suara Partai Golkar pada Oktober 2012 nanti mencapai perolehan
suara 22 persen tingkat nasional. Ia pun meminta seluruh fungsionaris dan kader
Golkar di Indonesia bekerja keras dan berjuang bersama-sama demi mencapai
target tersebut.
Aburizal Bakrie optimistis lantaran kerja keras hingga
kini sudah mendekati target Partai Golkar, yakni mencapai 18,9 persen. Hal
tersebut boleh dibilang sudah tahap melampaui level aman pertama, yakni
elektabilitas suara Partai Golkar melebihi suara pada Pemilu 2009, yaitu
mencapai 14,5 persen.
Namun, ia mengingatkan, pencapaian ini belum aman.
Partai Golkar berupaya mencapai target rekor aman kedua, yaitu melampaui
perolehan suara Golkar pada Pemilu 2004 sebesar 21 persen.
"Kita ingin melampaui itu. Jadi, kita berjuang
sekeras-kerasnya untuk mencetak sejarah baru pasca-Reformasi dengan berupaya
meraih suara sebesar 30 persen pada Pemilu 2014," tuturnya.
Ia menambahkan, jika tren elektabilitas partai dan
dirinya terus naik hingga akhir 2012 ini, bukan tidak mungkin pendeklarasian
dirinya sebagai capres akan dilakukan dalam Rapimnas Partai Golkar pada Oktober
2012 ini.
"Jadi, kita harus realistis, lihat ke depannya
bagaimana Partai Golkar meraih simpati masyarakat. Karena, Partai Golkar kan
sekarang nomor satu, nah bagaimana calon presiden dari Partai Golkar itu
menyuarakan suara partai dan melebihi suara partai," ujarnya.
Aburizal Bakrie menegaskan siap menjalankan amanat
Partai Golkar untuk maju sebagai capres jika memang sudah ada hasil survei yang
kuat. (Rully) Facebook Share
Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=297078
http://nasional.vivanews.com/news/read/287605-panglima-opm--konflik-papua-karena-politik
http://nasional.vivanews.com/news/read/287605-panglima-opm--konflik-papua-karena-politik