Sunday, February 12, 2012

Mengaku Tokoh OPM Temui Ical Dukung NKRI

Mypapua     10:57 PM  


JAKARTA (UMAGI)-- Sejumlah tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang tergabung dalam Tim 12, menemui Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie di kediamannya, di Jakarta, Minggu (12/2). Mereka meminta dukungan untuk penyelesaian konflik di Papua serta menyatakan dengan tegas mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).



Penggagas Tim 12 pendeta Jhon Ramande bersama Panglima Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Papua Merdeka Alex Mebri serta sebelas orang aktivis gerakan Papua dalam pernyataan sikapnya menyatakan diri kembali ke NKRI dan siap secara bersama-sama membangun Papua lebih sejahtera. Mereka juga berkomitmen mengakhiri seluruh kekerasan di Papua seperti yang selama ini terjadi.

Alex, yang dalam kesempatan itu didampingi politisi asal Papua sekaligus anggota Fraksi Partai Golkar DPR Yorrys Raweyai, mengungkapkan, Papua tidak akan pernah sejahtera kalau masih terus-menerus terjadi kekerasan dan konflik. "Kami, bersama Pemerintah Republik Indonesia, siap mencari solusi untuk Papua dan siap bekerja untuk membangun Papua," ujarnya.


"Mereka bukan OPM, tetapi mengatasnamakan OPM," kata Alex kepada wartawan ketika menemui Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, di kediaman Aburizal, Jalan Mangunsarkoro, Jakarta, Minggu, 12 Februari 2011.

Menanggapi pernyataan itu, Aburizal Bakrie menyatakan sangat gembira dan menyambut baik sikap tokoh Papua itu. Ia mengaku secara pribadi sangat mencintai dan mengagumi Papua. Pengalamannya beberapa kali mengunjungi Papua selama menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat telah menggugah kesadarannya bahwa permasalahan Papua tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan kekerasan, tetapi dengan pendekatan kesejahteraan.

"Warga Papua, terutama di daerah-daerah pegunungan, harus disejahterakan. Papua harus dibangun jalan raya, warganya ditingkatkan pendidikan dan kesehatannya. Jadi, bukan dengan pendekatan militer," kata Aburizal Bakrie yang akrab dipanggil Ical ini.

Hal tersebut, menurut dia, telah berulang kali disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya sering katakan kepada Presiden, (warga) Papua tidak mau merdeka, Papua ingin sejahtera. Maka, jangan gunakan pendekatan militer, tetapi pendekatan kesejahteraan," katanya.

Ia berjanji seluruh aspirasi mereka akan diperjuangkan melalui Fraksi Partai Golkar di DPR maupun melalui Sekretariat Gabungan Partai Politik Pendukung Pemerintah.

Politik Transaksional

Sementara itu, saat membuka Orientasi Fungsionaris Pusat Partai Golkar, Aburizal Bakrie meminta kepada seluruh kadernya menjalankan gerakan kekaryaan yang merupakan doktrin dan jati diri Partai Golkar sejak didirikan.

Dengan mengedepankan karya nyata, maka Golkar tidak mengenal dan bahkan menolak pendekatan politik transaksional dan pragmatisme dalam berpolitik.

"Karena itu, saya menegaskan agar seluruh kader Partai Golkar di mana pun berada agar menjauhkan diri dari politik transaksional dan pragmatisme politik," katanya.

Aburizal Bakrie meminta kepada seluruh fungsionaris Partai Golkar berkarya nyata untuk rakyat dengan dilandasi ide dan gagasan kuat, logis, dan mendasar, sehingga mampu menyelesaikan permasalahan bangsa yang kompleks.

"Hanya melalui karya-karya nyata, kerja-kerja konkret gerakan karya-kekaryaan, maka Partai Golkar membuktikan yang kita perbuat dan perkuat adalah tradisi politik yang bermartabat, produktif, dan kontributif dalam menyelesaikan masalah-masalah rakyat," katanya.
Dengan program kekaryaan ini, ia optimistis Golkar bisa meraih suara 30 persen pada Pemilu 2014. Karena itu, Aburizal Bakrie menargetkan suara Partai Golkar pada Oktober 2012 nanti mencapai perolehan suara 22 persen tingkat nasional. Ia pun meminta seluruh fungsionaris dan kader Golkar di Indonesia bekerja keras dan berjuang bersama-sama demi mencapai target tersebut.

Aburizal Bakrie optimistis lantaran kerja keras hingga kini sudah mendekati target Partai Golkar, yakni mencapai 18,9 persen. Hal tersebut boleh dibilang sudah tahap melampaui level aman pertama, yakni elektabilitas suara Partai Golkar melebihi suara pada Pemilu 2009, yaitu mencapai 14,5 persen.

Namun, ia mengingatkan, pencapaian ini belum aman. Partai Golkar berupaya mencapai target rekor aman kedua, yaitu melampaui perolehan suara Golkar pada Pemilu 2004 sebesar 21 persen.

"Kita ingin melampaui itu. Jadi, kita berjuang sekeras-kerasnya untuk mencetak sejarah baru pasca-Reformasi dengan berupaya meraih suara sebesar 30 persen pada Pemilu 2014," tuturnya.

Ia menambahkan, jika tren elektabilitas partai dan dirinya terus naik hingga akhir 2012 ini, bukan tidak mungkin pendeklarasian dirinya sebagai capres akan dilakukan dalam Rapimnas Partai Golkar pada Oktober 2012 ini.

"Jadi, kita harus realistis, lihat ke depannya bagaimana Partai Golkar meraih simpati masyarakat. Karena, Partai Golkar kan sekarang nomor satu, nah bagaimana calon presiden dari Partai Golkar itu menyuarakan suara partai dan melebihi suara partai," ujarnya.

Aburizal Bakrie menegaskan siap menjalankan amanat Partai Golkar untuk maju sebagai capres jika memang sudah ada hasil survei yang kuat. (Rully) Facebook Share


Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

Translate

Followers

NEWS