BANDUNG (UMAGI)-- Diskusi terkait situasi Paniai yang kini memanas dan warga Sipil Wegeuto pun Mengunsi ke Daerah Tigi,Obano, Deiyai, Nabire dan Daerah Papua lainya. Dikusi tersebut yang di laksanakn pada tanggal 4/2/12. hari sabtu, pukul 3 sore, bertempat diKontrakan Paniai Palasari Bandung.
Dalam diskusi tersebut beberapa Teman-teman kemukan. pendapatnya masing-masing terkait masala DOM Paniai.
Jeckikom (Papuaka Wiyai) kemukankan bawah, ketika kita selesai kulia jangan ingin jadi PNS, namun karena dampaknya sangat besar.Mengapa saya ungkapkan Dampaknya besar? Karena ketika kita memimping Daerah, kita akan distir oleh system yang di buat NKRI. “Tutunya.
Misalnya seperti , NKRI tawarkan kita Jadi
Pemimping, tapi kita juga harus ikuti Sistem yang di buat NKRI, nah hal ini pun
sekarang terjadi Paniai,Puncak Jaya, dan Daerah Papua lainnya. Kita perlu
telusuri ke dalam mengenai situasi dan kondisi yang terjadi Paniai dan Puncak
Jaya, dan Papua lainnya. Klau di prediksi memang hal ini yang terjadi.
Bupati dan DPRD berhak untuk hentika konflik
tersebut, itu pun tidak akan bersikap tegas mengenai Status DOM di Tanah Papua
Barat pada khususnya di paniai. Namun karena Demi menjaga Jabatannya. Akhirnya
Rakyat kita yang akan menjadi Korban.
Sebenarnya Para Pemimping Daerah punya rasa
kepedulian terhadap Rakyat, bawah Rakyat kita di bunuh,ditindas, dan
diintimidasi, namun karena Sistem yang mengatur mereka, akhirnta Konflik
terjadi dan Rakyat kita di bunuh tidak secara manusiawi oleh TNI/POLRI.
“Ujarnya.
Apon Yogi salah satu Mahasiswa Papua bandung
mengatakan, Masala Papua tidak akan di selesaikan hanya melalui Kata, karena
orang Indonesia sudah masuk ke Papua (TRASMIGRASI) dari 1960-an tahun, melalui
itu mereka menyesuaikan dengan keadaan setempat (Inkulturasi) dan secara
perlahan-lahan mereka mematikan Kebiasan Hidup (Budaya) kita orang Papua dan
lebih khususnya Paniai melalui berbagai cara. Akhirnya kebiasan hidup kita
lumpu total, maka dari itu sekarang akibatnya kita rasakan pada masa kini ,”
Ungkapnya.
Lanjut Apon, dengan bersikap tegas apon mengatakan,
mari sekarang kita membangun daerah berdasar Kebiasan hidup kita yang kini
hanya puin-puin , sepertinya Berternak, berkebun, dan kebiasan hidup lainnya,”
tegasNya.
Papuakaa wiyai mengatakan, Kalau Papua masih berada
Dalam bingkai NKRI Rakyat Papua tidak akan merasakan perubahan (Transpormasi). Indonesia punya
konsep apa pun tidak akan merubah Papua. Barat. Namun karena kita Orang papua
dengan Orang Indonesia
itu beda, beda secara Ras, etnis, kulit,rambut, bahkan secara Kebiasan hidup.
Paul Adii membenarkan Ungkapan Papuakaa wiyai. Apa
yang tadi abang jekikom ada bicara itu sangat benar, karena Bupati Paniai pun
tidak akan bersikap tegas dalam menangani Konflik di Paniai, Demi menjaga
Posisi keberadaan Dia.
Lanjut Paul Adii, kemarin terjadi kebohongan Publik
yang di Publikasikan melalui Tabloid Jubi, itu pun wajar hal itu terjadi, namun
karena Bupati sendiri juga menjaga nama baik dalam Birokrasi Pemerintahan
selama masa jabatan ini. Apa lagi sekarang menuju Detik-detik terakhir Pilkada
Paniai, namun karena menyangkut System yang tadi abang jekikom ungkapkan,
“Tutunya.
Kesimpulan dari hasil diskusi tersebut
Belajar dan Berdoa, Agar Papua Barat Menuju
Transpormasi yang total di sector, Ekonomi, Sosial Politk, Konflik, Intimidasi,
dan ketidakadilan yang di bangun Bangsa-Bangsa di Dunia terhadap Anak Negeri
Papua Barat .
Akhir Kata: Salam Revolusi