PAPUA (UMAGI)--
Pemetaan yang dilakukan jakarta (rezim pemerintah) sudah bisa di katakan
cukup berhasil dengan mengklasifikasi gerakan perlawanan baik organisasi
pemuda, mahasiswa, faksi perjuangan, tokoh agama. dan tokoh adat di papua.
misalnya pernyataan poengky imparsial menyangkut kidak solidan barisan perlawanan, munculnya kebijakan sosialisasi UP4B yang tetap berjalan, pemetaan kekuatan agama terutama gereja dalam peran politik artinya rezim jakarta memakai PGI sebagai lokomotif mediator baru untuk menjalankan konsep jakarta yang telah disusun. Ada juga kebijakan2 baru bagi papua yang akan lebih di maksimalkan untuk memecah konsep perjuangan yang sdah diindikasikan oleh rezim jakarta mengenai ketidak solidan dalam persatuan perlawanan, misalnya muncul ide pemekaran propinsi dan kabupaten, memposisikan tenaga2 honorer sebagai pegawai negeri sipil, menggunakan partai-partai politik untuk meyakinkan dan memperkuat sistem demokrasi versi rezim di tanah papua.
Konsep penyelesaiaan papua yang sebenarnya sudah
mengerucut yang di gagas oleh jaringan damai papua menyangkut
dialog/perundingan jakarta papua yang melibatkan dunia internasional tidak
mendapat tempat yang strategis dari rezim pemerintah karena rezim pemerintah
sudah mampu membaca konsep apa yang coba dimainkan oleh gerkan pro kemerdekaan
yang terlibat aktif di dalam JDP tersebut. Munculnya 5 juru runding dalam
konfrensi damai di auditorium uncen merupakan awal pecahya konflik internal di
JDP yang selama ini masing2 kelompok ngo, maupun aktivis papua mengagendakan
agenda terselubung.
Gagalnya konsolidasi internal gerakan papua yang
sudah di mediasi oleh jaringan damai papua merupakan persoalan yang harus di
jawab oleh internal gerakan papua. Konsolidasi bersama WPNCL dan Konsesus Papua
yang melahirkan Sekretariat Bangsa Papua (SEBAPA) tidak lanjutan dengan kerja2
riil yang maksimal dan detail tahapannya, justru konsolidasi itu seakan-akan di
atas kertas dan mulut namun tidak menjalankan fungsi yang jelas, sehingga tidak
heran muncul konsep kongres 3 yang sdh terlaksana dengan melahirkan konsep
negera federalnya, padahal kalau kita mau amati semua aktivis2 tersebut
terlibat aktif dalam mendorong konsep SEBAPA tersebut.
Ketidak solidan persatuan internal gerkan papua
semakin jelas terlihat paska kongres 3 muncul saling menuduh, menyalahkan
bahkan saling menghujat antar internal gerakan semakin menyakinkan rezim
penjajah bahwa konsep perundingan internasional tidak menjadi penting dan
strategis, artinya bahwa gerakan perlawan di papua tidak mempunyai harga tawar
yang tegas dan jelas, karena masing2 faksi perjuangan menunjukkan kesombongan
konsep yang bagi jakarta tidak mempunyai nilai strategis yang berarti. KOnflik
internal di gerakan sangat di sukai dan merupakan keberhasilan jakarta dalam
mengkotakkan-kotakkan perjungan yang kemudian akan di hancurkan secara
perlahan-lahan.
Kesombongan internal faksi dalam mengkampanyekan
strategi taktik perlawanan merupakan persolan baru yang harus di cari titik
temu dalam menyatukan setiap konsep perjunangan.
Pernyataan Poengky Imparsial seharusnya menjadi
reflesi yang harus di akui kebenarannya, karena pernyaatan itu keluar
berdasarkan analisa detail dari data2 perjuangan di internal gerakan papua.
Kita seakan-akan menjadi emosial dan kaget dengan pernyataan2 yang sebenarnya
betul terjadi di internal kita. Kita tidak pernah sadar bahwa persatuan kita
lemah, mudah di adu, mudah menerima tawaran2 dalam bentuk uang, mudah di
panggil ke jakarta, mudah untuk saling menelanjangi setiap internal gerkan
kita, dan masih banyak kekurangan2 yang berpuluh-puluh tahun tidak pernah di
sadari.
Perjunagan Papua saat ini membutuhkan pemimpin2
yang jiwanya sadar dan menghargai setiap perbedaan konsep yang akan di satukan
dalam satu strategi perjuangan yang strategis. Perjungan Papua tidak
membutuhkan pemimpin yang sobong, suka menghujat, dan saling beradu kosep
konsep yang memecah belah kesolidan persatuan.
Perjuangan ini menjadi terhambat dan sangat
lambat di karenakan ketidak beresan dalam konsolidasi internal gerakan-gerakan
perlawanan di papua.
Jadikan KOnsep Persatuan Nasional gerkan
pembebasan Nasional Papua menuju kedaulatan nasional yang merdeka dan berdaulat
sebagai agenda mendesak dan strategis di setiap internal gerakan kita.
' BERSATU UNTUK PEMBEBASAN NASIONAL'...WA...WA...WA.WA....WA.WA.....