UMAGINEWS—Tim gabungan Aparat Militer Indonesia yaitu Yonif 753 Uwibutu dan Polisi Brimod & Desus 88 di Kabupaten Paniai, Papua, terus mengejar dan melakukan Pengisiran ke Markas Besar TPN/OPM Paniai hari ini (Selasa 13/12), sekitar pukul 05.00 WPB. Sampai siang saat ini.
Aparat Militer Indonesia datang bukan hanya berjalan kaki dan mengepung Markas, namun mereka menggunakan Pesawat Helykopter milik (Pengusaha Militer) Perusahan Ilegal Degeuwo yang selama ini beroperasi dari Kabupaten Nabire Ke Baiye Biru Degeuwo. Helikopter ini sudah enam Kali mengantar Gabungan TNI-POLRI dari Madii,
dimana terletak Pos TNI/ Yonif 753 Uwidapa Madii dan Helikopter ini juga turut mengantar Pasukan Gabungan Menuju Kaki gunung Markas TPN-OPM Kugii Pugaida. Tujuan utama mereka untuk melakukan aksi baku tembak dengan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Jhon Yogi di wilayah sekitar, Markas Eduda, Paniai-Papua.
Sebelum mendarat di Lokasi dekat Markas OPM, Heli ini juga membuang geranat sebanyak 15 kali lebih saat mendarat. dimana terletak Pos TNI/ Yonif 753 Uwidapa Madii dan Helikopter ini juga turut mengantar Pasukan Gabungan Menuju Kaki gunung Markas TPN-OPM Kugii Pugaida. Tujuan utama mereka untuk melakukan aksi baku tembak dengan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Jhon Yogi di wilayah sekitar, Markas Eduda, Paniai-Papua.
Situasi di daerah Paniai masih mencekam sekali. Warga sekitar takut untuk melakukan aktifitas dan sudah banyak yang dari Paniai. Hal ini disampaikan, Frikat Gobay, salah satu warga Paniai kepada Penulis melalui sambungan telepon selulernya siang ini.
“Sejak tadi malam helikopter milik TNI dan Polri memang telah berputar-putar di areal markas TPN/OPM, dan sekarang dikabarkan sudah mendarat,”kata friket. juga mengatakan baku tembak antara TNI/Polri dengan TPN/OPM. “Warga sekitar yang pasti akan menjadi korban jika terjadi baku tembak antara TNI/Polri dengan TPN/OPM,”tegas Marcel. Menurut friket, sudah hampir tiga bulan belakangan pengiriman aparat TNI dan Polri ke wilayah Paniai gencar dilakukan.
“Kami tidak tahu mereka dikirim untuk apa di Paniai, padahal disini aman-aman saja,” jelas friket.
Ia berharap ada advokasi dari aktivis hak asasi manusia di Indonesia, juga di tingkat internasional, termasuk NGO, agar kekerasan dan pelanggaran HAM di Paniai tidak berlanjut.
Beberapa waktu lalu, Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai, Jhon Gobay telah mengadukan ke Komnas HAM di Jakarta, terkait adanya keresahan dan kekerasan terhadap warga masyarakat di Kabupaten Paniai akibat kehadiran anggota Brimob sejak beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu, DAD Paniai dengan tegas minta kepada Presiden RI dan Kapolri agar segera menarik kembali pasukan Brimob dari wilayah Kabupaten Paniai.
Kata Jhon, tuntutan ini mengingat sudah banyak korban akibat stigma OPM yang dialamatkan kepada warga masyarakat Papua, khususnya di Kabupaten Paniai.
Ia berharap ada advokasi dari aktivis hak asasi manusia di Indonesia, juga di tingkat internasional, termasuk NGO, agar kekerasan dan pelanggaran HAM di Paniai tidak berlanjut.
Beberapa waktu lalu, Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai, Jhon Gobay telah mengadukan ke Komnas HAM di Jakarta, terkait adanya keresahan dan kekerasan terhadap warga masyarakat di Kabupaten Paniai akibat kehadiran anggota Brimob sejak beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu, DAD Paniai dengan tegas minta kepada Presiden RI dan Kapolri agar segera menarik kembali pasukan Brimob dari wilayah Kabupaten Paniai.
Kata Jhon, tuntutan ini mengingat sudah banyak korban akibat stigma OPM yang dialamatkan kepada warga masyarakat Papua, khususnya di Kabupaten Paniai.