TNI/Polri Didesak Ungkap Motif dan Pelaku Penembakan
JAYAPURA - Klaim Mabes Polri yang menyatakan telah menangkap 12 anggota OPM tidak terbukti. Kedua belas warga sipil itu kemudian dilepas oleh Polres Puncak Jaya.
Kapolres Puncak Jaya AKBP Alex Korwa ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Jumat 25/11 membenarkan hal itu. “Mereka dilepas karena dari hasil pemeriksaan tidak terbukti,” ucap Kapolres.
Ditanya kapan dilepas, Kapolres enggan membeberkannya. “Kalau masalah itu jangan kejar-kejar saya, itu urusan ke dalam,” ujar Kapolres dengan nada tinggi sambil mematikan selulernya.
Kapolres Puncak Jaya AKBP Alex Korwa ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Jumat 25/11 membenarkan hal itu. “Mereka dilepas karena dari hasil pemeriksaan tidak terbukti,” ucap Kapolres.
Ditanya kapan dilepas, Kapolres enggan membeberkannya. “Kalau masalah itu jangan kejar-kejar saya, itu urusan ke dalam,” ujar Kapolres dengan nada tinggi sambil mematikan selulernya.
Salah satu tokoh masyarakat di Mulia ibukota Puncak Jaya bernama Julex K ketika berhasil dihubungi via selulernya, membenarkan bahwa Polisi sudah melepas belasan warga yang ditangkap karena diduga OPM. “Karena memang bukan OPM, Mereka sudah dilepas,”singkatnya.
Namun, ia mengungkapkan salah seorang warga bernama Cendiman Wonda tewas ditembak mati oleh Polisi, saat proses penangkapan. “Ia diberondong tembakan, karena menurut Polisi saat penggerebekan terjadi, berupaya lari dan didua membawa amunisi serta ditengarai anggota garis keras,”imbuhnya. Tapi dari informasi, ia ditembak saat melompat dari mobil. “Saat ditangkap bersama belasan warga lain, mereka dibawah ke Polres Puncak Jaya dengan mobil untuk diperiksa. Saat mobil berhenti di Pos Koti Brimob, korban melompat turun, lantas ditembak secara beruntun,”ungkapnya.
Belasan warga itu ditangkap, jelas dia, di Kampung WandekGobak Mulia, hanya satu kilometer jaraknya dari Kantor Bupati Puncak Jaya. “Mereka ditangkap disebuah Honai (rumah adat asli Pegunungan Papua) saat sedang bermain kartu, sekitar pukul 24.00 WIT Selasa lalu,”tukasnya.
Julex juga mengakui, saat ini situasi di Mulia diberlakukan jam malam. “Jam 7 malam tidak ada lagi warga yang keluar rumah, semua di dalam rumah,” kata dia.
Pasukan Brimob dari Kelapa Dua II yang ditugaskan di Mulia, saat ini juga kerap melakukan razia. “Kami warga Mulia sekarang resah dengan kehadiran Brimob, untuk komunikasi saja tidak bebas, karena dicurigai, jadi kegiatan warga tidak bebas,” paparnya.
Mereka juga kerap menagkap warga secara sembarangan, sehingga makin membuat ketakutan. “Kalau ada warga yang berjenggot dan berambut panjang gimbal, mereka langsung tangkap dan dibawa ke Polres. Tadi pagi saja (Jumat pagi) seorang warga yang berambut panjang, ketika sedang berada di pasar Kota Lama, ditangkap dan dibawa ke Polres. Tidak tau apakah sudah dilepas atau belum,”ucapnya.
Yang jelas, warga Mulia kian resah dan ketakutan dengan aksi para pasukan Brimob dari Kelapa dua Depok itu. “Kami kian merasa takut, dan tidak bebas bergerak melakukan kegiatan sehari-hari,” tandasnya.
Sementara itu, upaya aparat Polri yang menembak mati 1 warga dan menangkap 12 warga lainnya yang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Rabu (23/11) di Kabupaten Puncak Jaya, mendapat tanggapan sejuk dari Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua Matius Murib melalui press release yang diterima Bintang Papua, Jumat (24/11).
Dia menegaskan, terkait 1 warga tertembak mati dan 12 warga lainnya ditangkap warga di Puncak Jaya pihaknya berharap. Pertama, dapat mengungkap motif dan pelaku utama dari aksi baku tembak selama ini. Kedua, bila warga ditangkap dan dianggap bertanggungjawab bisa dibuktikan pengadilan secara adil.
Ketiga, aparat harus menegakan hukum sesuai prosedur yang resmi, bukan main siksa dan tembak seperti 1 warga tertembak. Keempat, hentikan kekerasan dan ciptakan Papua tanah damai dengan cara saling mengakui kesalahan dan memohon maaf pada masa lalu untuk menata masa depan yang lebih adil dan damai bagi semua orang.
Sebagaimana disampaikan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen (Pol) Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Kamis (24/11). Seorang anggota OPM yang tertembak berinisial SW tewas tertembak oleh aparat keamanan lantaran berupaya melarikan diri. Dari hasil pemeriksaan ternyata SW adalah pentolan OPM yang sebelumnya menyerang Kantor Distrik Ketahanan Pangan Kabupaten Puncak Jaya di Mulia, Poskotis Brimob Puncak Jaya. Saat ditangkap mereka bersembunyi di Honay milik warga setempat. (jir/mdc/don/l03)
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!