Paniai (Umagi Papua) --Dalam satu bulan belakangan, dibawah Kekuasaan Rezim Sby-Budiono menigrimkan pasukan Aparat militer NKRI dibumi cenderawasih Papua Barat, untuk meningkatkan integritas keutuhan NKRI kenyataan di Papua melanggar hukum HAM.
Kabupaten Paniai daerah yang sulit menjangkau media masa maupun media komunikasi maka dalam satu minggu belakangan tanggal 7 – 12 November 2011 kembali pembunuhan masal Brutal ( genosida ) sampai hari ini belum terungkap.
Tadi malam jam 21.32 WIB bapakku telpon melalui HP seluler dari kampung halaman menceritakan kondisi kabupaten Paniai dalam tiga minggu belakangan ini. Kekerasan Sistem Operasi Milier (KSM) yang dilakukan oleh Apart Team gabungan TNI dan POLISI di kabupaten Paniai. Hari selasa tanggal 8 November 2011 6 (enam) orang masyarakat sipil paniai tewas mati akibat penembahkan dari kelompok gabungan TNI dan POLRI . Lokasi kejadian Baja Biru Degeuwo tempat pendulangan emas, kecamatan Bogobaida Kabupen Paniai Pro. Papua. Keenam orang tersebut 2 orang belum di ketahui identitas, dan 4 orang sudah ketahui identitasnya marga, masing- masing yaitu : Fam gobai 2 Orang, Fam Tenouye 1 orang dan Fam Adii 1 orang, keenam pemuda barasal dari kecamatan Paniai Utara kebo.
Hari sabtu tanggal 12 minggu yang sama juga, terjadi hal yang sama penembakan warga sipil oleh gabungan TNI dan POLISI tanpa alasan yang tidak jelas. Identitas belum dapat ( data Fakta). Lokasi insiden penembahkan di ibukota Kabupaten Paniai Enarotali. Tadi siang dimakamkan tempat pemakaman Toputo Paniai. Dalam satu minggu kemarin jumlah keseluruhan yang tembak ditempat yang berbeda yaitu 7 orang masyarakat sipil tewas ditembak mati.
Kasus lain juga dalam tiga minggu belakangan ini, orang gila maupun laki – laki ramput kribo dapat tangkap ditahan di sel. Kondisi saat ini masyarakat Paniai pada umumnya trauma karena kekerasan militer semakin meningkat.
Kami dari solidaritas masyarakat dan mahasiswa Paniai memintah stop kekerasan di bumi Paniai dan Papua pada Umumnya. Dengan adanya kasus Penembahan dan pembuhan secara Brutal ini maka Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono, Wakil Presiden RI, KAPOLRI ,KEPALA BIN DAN TNI segara tanggung jawab pelanggaran HAM yang terjadi Paniai dan Papua pada umumnya mulai dari sejak intrasi Papua kedalam Kolonial NKRI.
Perluh diketahui bahwa Kami adalah manusia bukanlah binatang yang dibunuh secara brutal semacam pembudiayaan penggembalaan di kandang ayam tinggal ambil dan bunuh.
Kami memintah segera tarik kembali TNI dan POLISI organik yang dikirim dalam beberapa waktu belakangan. Stop membunuh manusia Paniai dan pada umumnya Orang Papua dengan sistem berburuan melalui Genosida.
Ini merupakan pelanggaran HAM berat, maka kami memintah KONTRAS HAM Indonesia menindaklanjuti pelanggaran HAM, kebenaran tetap benar dan keadilan tetap adil. ""(Marinus G)
0 SILAKAN BERKOMENTAR :
silakan komentar anda!