Tuesday, November 22, 2011

KRONOLGIS MAHASISWA PAPUA SE JAWA-BALI SAAT INI

Mypapua     11:26 PM   No comments

1. Kronologis penggeledahan secara sewenang-wenang di Asrama Mahasiswa Papua di Tebet, Jakarta Selatan
Pada pukul 10.00 WIB, seorang anggota provost polisi asal Papua berseragam lengkap yang diketahui bernama Jonatan Korwa datang menggunakan motor.

Tanpa mengetuk pintu atau meminta ijin, aparat tersebut langsung mendobrak pintu, masuk dan melihat-lihat seluruh isi asrama. Mahasiswa yang sedang tidur-tiduran di ruang tamu dan kamar tidur terbangun dan kaget dengan kedatangan anggota provost tersebut. Selang lima (5) menit, datang rombongan aparat Polisi dan TNI
berjumlah 13 orang dengan
menggunakan Mobil dan Motor. Dua (2) orang polisi berseragam lengkap dengan pistol. Satu (1) orang anggota TNI berseragam lengkap dan membawa senjata. Lima (5) orang berpakaian preman dan Lima (5) orang berpakaian safari yang diduga anggota intelijen Polisi/TNI. Mereka, tanpa bertanya dan ijin langsung masuk asrama tanpa melepaskan alas kaki, padahal aturan asrama mengharuskan mencopot alas kaki. Mereka juga tidak menjelaskan tujuan kedatangan. Selain aparat, ikut datang juga dalam pemeriksaan itu, Ketua RT dan beberapa warga sekitar.
Saat itu beberapa mahasiswa sedang pergi ke kampus. Di asrama hanya ada lima mahasiswa. Mereka saat itu dikumpulkan di ruang tengah. Mereka diperintah duduk berbaris berjajar. Kelima mahasiwa itu adalah Paul Waromi, Steven Douw, Charlie Takimai, Edison Pakage dan Feri Douw.
Pukul 10.15 WIB mereka dikumpulkan di ruang tamu. Oleh anggota polisi mereka disuruh menuliskan biodata, seperti nama, umur, tempat dan tanggal lahir, asal kabupaten/daerah, tempat kuliah, alamat di Papua, berapa lama di Jakarta, berapa orang yang tinggal di asrama dan berbagai pertanyaan lain.
Saat mereka sedang ditanyai dan mengisi biodata di ruang tamu, beberapa aparat berpakaian preman berpencar; ke kamar tidur, dapur, kamar mandi dan ruang tengah. Mahasiwa tidak tahu persis apa yang mereka kerjakan karena posisi mereka saat itu dalam pengawalan ketat. Yang ditakutkan oleh mahasiswa adalah kalau-kalau aparat mengambil barang-barang mereka ataupun sebaliknya; menaruh sesuatu di kamar atau ruangan lain. Selain itu, Salah seorang aparat berseragam safari memotret semua mahasiwa. Aparat tersebut juga mengambil video seluruh isi kamar sampai dapur. Ketika salah satu satu mahasiwa bertanya mengapa harus diambil gambar padahal mereka bukan teroris, penjahat atau imigran gelap, aparat tersebut hanya mengatakan sedang buat dokumentasi untuk laporan. Saat sedang mengisi data-data biodata, Ketua RT ikut bicara dengan agak gugup. Dia mengatakan jika para mahasiwa ingin mengurus KTP atau kartu-kartu lain, maka mereka harus meminta “surat pengantar” atau “surat keterangan” dari daerah asalnya.
Pukul 10.40 WIB, setelah para mahasiswa menuliskan secara lengkap data dan pertanyaan lainnya di kertas yang disodorkan aparat, data-data itu lalu dibawa polisi. Karena tak terima dengan tindakan seperti ini, salah satu mahasiswa, Charlie Takimai, bertanya “Kenapa perlakukan kami seperti teroris atau pelaku kriminal, datang dengan pasukan lengkap dengan senjata seperti ini. Kami juga tentu malu dilihat tetangga, mereka kira kami melakukan tindakan kriminal, dan tentu saja dapat menimbulkan rasa tidak suka atau marah dari warga sekitar terhadap kami. Jika urusan dengan data-data, bukankah kami bisa berurusan langsung dengan RT disini,” katanya. Polisi hanya menjawab kami membutuhkan data kalian sekarang karena sangat mendesak.
Tepat pukul 11.00 WIB aparat meninggalkan asrama. Saat dilakukan "penggeledahan", warga sekitar banyak yang datang dan ikut menyaksikan dari luar rumah. Sejak penggeledahan itu, para mahasiswa merasa ada banyak orang tak dikenal terus mondar-mandir di sekitar asrama. Selain itu, mereka juga merasa ada beberapa warga sekitar yang memandang curiga atau sinis terhadap mereka.
Daftar Korban dan pelaku:
Korban:
1. Paul Waromi
2. Steven Douw
3. Charlie Takimai
4. Edison Pakage
5. Feri Douw
Pelaku: 14 orang, terdiri dari;
1. Jonatan Korwa, anggota provost polisi berseragam lengkap (asal Papua).
2. Dua (2) orang aparat polisi berseragam lengkap dengan pistol disamping
3. Satu (1) orang anggota TNI juga demikian.
4. Lima (5) orang berpakaian preman
5. Lima (5) orang berpakaian safari (diduga aparat intelijen polisi atau TNI).

2. Pemeriksaan tanpa disertai surat Resmi di Asrama Mahasisaw Putri Papua Bali
Pada Kamis, 3 November 2011 tepat 11:00 WITA. Seorang intel Polda Bali yang mengaku namanya Putu datang ke Asrama Putri Papua JL Dr. Goris Gang Teknik II No 15 Denpasar Bali. Ciri-ciri: Orang asli Bali, logat bicara/bahasa Bali, tinggi besar dan berpakaian rapi, tidak seperti intel kebanyakan yang mahasiswa Papua di Bali kenal selama ini. setelah itu Putu minta semua penghuni menyerahkan indentitas diri katanya untuk keamanan.
Ketua asrama putri (Maria Anni Mokiri) bersikeras untuk tidak memberikan data apapun karna si Putu tidak membawa surat resmi dari polisi secara resmi. Dan menyarankan ke Putu supaya pergi ke banjar (DUSUN/DESA) untuk meminta data penghuni asrama disana, Lalu si putu sempat bilang kalo Saya bisa saja tangkap anda secara halus dan juga secara kasar.
1. Secara kasar : saya slipkan pil (narkoba) k e tas/saku kamu dan menahan kamu dengan barang bukti tersebut;
2. Secara halus : saya datang secara langsung kepada anda untuk memberi data seperti permintaan saya sekarang.
Sempat adu argument dan putu sempat cerita kalo saya bisa saja membuang siapapun ke laut jika melawan saya. Kita bicara dengan pak putu kurang lebih 25 menit, setelah putu pergi selang berapa menit kemudian pak kepala banjar telpon ketua asrama putri meminta data penghuni asrama putri yang baru.


Oleh : John Wetipo


Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS