Tuesday, November 8, 2011

Deklarasi Pemerintahan Republik Papua Barat, Aparat NKRI bertindak Brutal

Mypapua     4:12 AM   No comments

Kongres Rakyat Papua III (KRP 3) yang diselengarahkan selama 3 hari sejak 17-19 Oktober 2011 berakhir ricuh.  Aparat keamana gabungan kesatuan TNI dan Polisi bertindak dengan brutal membubarkan masa, setelah Forkorus Yaboisembut yang terpilih sebagai Presiden dan Edison Waromi yang terpilih sebagai Perdana Mentri melakukan konfresi Pers sebagai dekrarasi dan hendak pulang; sementara peserta kongres lain melakukan tarian adat di lapangan Zhakeus, Padangbulan sekitar pukul 15.40. tempat berlangsungnya Kongres, aparat yang telah siaga dari pagi mulai bertindak dengan bunyi tembakan. 
Edison Waromi hendak keluar dengan mobil kemudian, Kapolres Jayapura memimpin langsung menghintikan Mobil yang ditumpangi Waromi sambil toki cup mobil depan dan risuruh keluar dari dalam mobil. Kapolres langsung memerintahkan anak buahnya untuk diturunkan secara paksa, lalu dipukul dan dikasi naik secara paksa ke dalam mobil Panser. Melihat Perdana Menteri dan presiden yang terpilih ditangkap, anggota PETAPA sempat menghalagi dan melawan para aparat kepolisian dan tentara namun tidak mampu karena aparat mengunakan perlatan lengkap. Pada saat itu, ada tembakan dari arah Panser yang parkir diluar Pagar lapangan mengeluarkan tembakan. Tidak lama kemudian tembakan dari anggota yang sudah siaga dari samping kiri, kanan, atas dan bawah lapangan mulai keluarkan tembakan, sehingga masa yang berkumpul dalam lapangan benar-benar terkurung, sementara lain berusaha menyelamatkan diri karena ketakutan.

Presiden terpilih dan Domi Sorabut Panitian lainnya di tangkap ditangkap dan dinaikan dalam mobil panser. Forkorus ditangkap didepan jalan setelah dia keluar dari dalam lapangan, lalu dipukul, ditendang dan dikasi naik dalam mobil panser lalu dibawa dalam penjagaan yang ketat. Peserta kongres lain yang berusaha keluar dari lapangan juga dipukul dan ditendang oleh aparat yang ada diluar pagar mengakibatkan luka-luka. Sekitar 300 lebih orang, kebanyakan PETAPA dan lainya peserta kongres di tangkap dan dibawa dengan mobil panser dan mobil barakuda lalu dibawah ke kapolres dan kapolda Papua. Panitia dan sekretaris Panitia menyelamatkan diri.

Menurut Informasi Menurut Izen, pada saat itu ia berada ditengah lapangan dan mendengar bunyi tembakan peluruh hampa oleh aparat, untuk membubarkan masa, tetapi beberapa menit kemudian ia melihat seorang ibu kena tembakan di bagian paha kanan. Izen bersama beberapa teman lainya termasuk perempuan yang kena tembakan berusaha lari menyelamatkan diri dan bersembuyi dibawah dedaunan yang sudah kering, tidak jau dari tempat kejadian. Kami bertahan sampai sekitar jam 3 pagi baru perempuan yang kena tembakan keluar pelan-pelan dan kami yang lain bertahan karena sampai jam 2 malam masi ada bunyi tembakan di atas kepala kami. Aparat sudah kuasai dibagian belakang dan mobil panser masuk dan parkir di halaman kampus STFT” katanya. Tetapi peserta lain dan Anggota Petapa sebagia terus memaksakan diri kearah gunung karena ketakuta dapat tembak. Sebelumnya, dari sejak pagi pihak aparat sudah sudah kuasai di arah belakang gunung.

Mereka yang lari ke arah gunung terus dikejar dan ditembak. Menurut seorang saksi yang juga melarikan diri, ia melihat ada salah seorang jatuh tertembak dan tidak bangkit lagi, tetapi ia tidak membantu dan terus berlari ke arah gunung karena takut ditembak.

Setelah aparat berhasil membubarkan dan menangkap peserta kongres bersama pemimpin yang terpilih (presiden dan perdana menteri), aparat terus melakukan aksi brutal. Menghancurkan kendaran, yakni empat mobil Avansa Nomor polisi 1874 AD warna hitam, 1589 warna hitam, 1849AC, warna abu-abu, dan 1503VW warna hitam yang digunakan oleh panitia dan para pimpinan yang ditangkap selama pelaksanaan kongres dirusak parah bersama 30 an lebih motor yang parkir disekitarnya juga dirusak.

Selain itu, Fasilitas asrama Tunas harapan yang berada didepan lapangan dan asrama mahasiswa STFT yang berada dalam lingkungan kampus juga menjadi amukan aparat keamanan. Mereka merusak jendela, membongkar lemari pakaian dan lemari buku, pintu-pintu dirusak, dan juga computer milik para mahasiswa.

Pada saat aparat mengeluarkan tembakan untuk membubarkan masa untuk menangkap Panitia dan pemimpin terpilih, Selpius Bobby, (ketua panitia) dan Zakarias Horota (Sekretaris Panitia) berusaha selamatkan diri. Sekitar 11:00 20 Oktober, mendapat kabar bahwa Selpius Menyerahkan diri ke polisi didampingi oleh pengacara, Olga Hamadi (Kontras Papua), Gustab Kawer dan Voctor Mabor (Ketua AJI Papua). Sedangkan peserta kongres yang ditahan dipulangkan pada siang di hari yang sama, setelah menginap semalam dalam tahanan. Sedangkan kedua pemimpin terpilih dan panitia ditahan.

Dalam BHP Forkorus, Edison Waromi, Dominikus Sorabut, Agustinus Agust Makbrowen Senay dijerat pasal 110, ayat (1) KUHP,Pasal 106 KUHP dan pasal 160 KUHP tentang makar. Sedangkan Gad Wenda dikenakan pasal 2, ayat 1 Undang-undang darurat No. 12 tahun 1951. (UMAGI PAPUA)

Mypapua


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
View all posts by Naveed →

0 SILAKAN BERKOMENTAR :

silakan komentar anda!

Translate

Followers

NEWS