Masyarakat dan mahasiswa Papua Jawa-Bali mendukung Koferensi Tingkat Tinggi Internasional (KTTI) Internasional Lawyer for West Papua (ILWP) yang digelar di London Inggris.

Massa yang terdiri dari masyarakat dan mahasiswa dibawah koordinasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Selasa (2/8/2011) berunjuk rasa mendukung pelaksanaan Koferensi Tingkat Tinggi Internasional (KTTI) Internasional Lawyer for West Papua (ILWP) yang digelar di London Inggris.

Kami mahasiswa dan mahaiswi serta masyarakat asal Papua yang berada di pulau Jawa dan Bali berunjuk rasa Mulai dari bundaran HI longmarck, depan perwalilan PBB, depan Kantor Kementerian Hukum,sosial dan Ham sampai ke Istana Negara, Jakarta Pusat, kami mendukung aspirasi puluhan pengacara yang menggugat Indonesia, Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait penentuan pendapat rakyat atau Pepera 1969.
Demo yang sama juga dari Ibukota Papua barat Jayapura (Mako T), Timika (Mario Y), Wamena tolikara, Paniai-Nabire (Habel Nawipa) Manakwari dan sulawesi, untuk mendukung pelaksanaan Koferensi Tingkat Tinggi Internasional (KTTI) Internasional Lawyer for West Papua (ILWP) yang digelar di London Inggris.

Kami mendesak pemerintah pusat untuk segera meluruskan masalah penentuan Pepera terkait aneksasi Papua Barat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam orasinya, mereka menilai Pepera selama ini telah menyesatkan masyarakat Papua dan warga Indonesia pada umumnya. Menurut mereka, tidak ada keinginan rakyat Papua untuk bergabung dengan Indonesia. Kami ingin merdeka sendiri atau menentukan nasip sendiri. Ini unjuk rasa damai, untuk menunjukkan kepada dunia dan Indonesia bahwa rakyat Papua Barat ingin menentukan nasib sendiri, melalui mekanisme hukum yang sah dan legal.

Mahasiswa mendukung keinginan referendum di tanah Papua dan mendesak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono segera melaksanakan jejak pendapat ulang seperti yang dilakukan masyarakat Timor Timur.

Para pengunjuk rasa juga menuntut pasukan TNI ditarik dari tanah Papua karena selama ini kerap mengintimadasi warga Papua Barat